Kedelai Lokal Tak Kalah dari Impor, Diserap Produsen Pangan Nasional

Berdasarkan data dari Badan Pangan Nasional, pada tahun 2023 tercatat ketersediaan stok kedelai berada dikisaran 2,8 juta ton, yang dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan nasional yang dapat mencapai 3 juta ton setiap tahunnya.

oleh Septian Deny diperbarui 15 Mar 2024, 21:20 WIB
Kenaikan harga kedelai impor sebagai dampak dari pelemahan nilai tukar rupiah kembali memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Berdasarkan data dari Badan Pangan Nasional, pada tahun 2023 tercatat ketersediaan stok kedelai berada dikisaran 2,8 juta ton, yang dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan nasional yang dapat mencapai 3 juta ton setiap tahunnya.

Untuk itu, dalam rangka mendukung program ketahanan pangan dan ketersediaan stok nasional, FKS Multi Agro berinisiatif menyerap kedelai lokal dari ratusan petani di Kabupaten Grobogan - Jawa Tengah.

Melalui kantor cabang Semarang, FKS MA melakukan pembelian kedelai varietas Grobogan sejumlah 50 ton secara bertahap. Kedelai varietas ini memiliki keunggulan tersendiri karena ditanam secara organik.

Tidak hanya itu, beberapa penelitian juga mengungkapkan bahwa kedelai varietas Grobogan memiliki nilai protein yang tinggi.

“Kami sangat senang atas inisiatif FKS Multi Agro untuk membeli hasil panen kami dengan harga yang menguntungkan, tentunya hal ini memacu semangat petani untuk dapat terus menghasilkan kedelai berkualitas terbaik agar kesejahteraan petani juga meningkat,”ungkap Sujono yang merupakan perwakilan kelompok tani setempat.

Agung Cahyadi Kusumo, Direktur Utama dari PT. FKS Multi Agro, Tbk., menyampaikan apresiasi atas hasil panen tersebut. Menurutnya, kerja keras petani lokal patut diapreasiasi dan progam ini merupakan komitmen berkelanjutan perusahaan untuk mendukung program ketahanan pangan pemerintah.” ungkap beliau,“

"Besar harapan kami, para petani lokal dapat konsisten meningkatkan kualitas hasil panennya, sehingga daya saing meningkat dan kedepannya kebutuhan pangan nasional dapat terus disokong oleh petani lokal," tutur dia.

Hal serupa juga sudah dilakukan FKS Multi Agro sejak tahun 2022, diantaranya di area Yogyakarta. Tidak hanya itu, FKS Multi Agro juga memiliki program berkelanjutan yang berfokus untuk membina UMKM dengan melakukan berbagai program pelatihan terkait proses pembuatan tempe yang lebih efisien dan higienis.


Harga Sembako Naik di Awal Puasa, Pedagang Pasar: Sudah Biasa

Cabai segar. (c) Shutterstock/jamaludinyusuppp

Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) mengaku tak heran terjadi kenaikan permintaan dan kenaikan harga sembako atau bahan pokok pada awal bulan suci ramadhan.

"Beberapa komoditas pangan memang mulai mengalami lonjakan harga, karena memasuki fase pertama di bulan ramadhan. Ada tiga fase, fase pertama ialah 7 hari menjelang memasuki bulan suci ramadahan dan ini terjadi puncak-puncak nya," kata Sekretaris Jenderal Ikappi Reynaldi Sarijowan, kepada Liputan6.com, Selasa (12/3/2024).Pada fase pertama ini, IKAPPI mencatat sejumlah komoditas pangan masih mengalami lonjakan harga, diantaranya minyak goreng curah dikisaran Rp 16.000 per kg.

Selanjutnya, cabai rawit merah mengalami penurunan namun masih terbilang mahal yakni dikisaran Rp 76.000 - 77.000 per kg. Lalu, cabai merah besar bahkan tembus hingga Rp 100.000 per kg, dan cabai merah keriting Rp 80.000 per kg.

"Kemudian ada bawang putih yang terus merangkak naik ke level Rp 43.000 sampai Rp43.500 per kg," ujarnya.

Selain itu, yang menjadi sorotan pedagang pasar adalah harga daging ayam yang melonjak tinggi dikisaran Rp 43.000 per kg. Telur ayam juga naik diangka Rp 32.000 per kg paling tinggi. Daging sapi juga naik dikisaran Rp 140.000 per kg.

"(Daging) Ayam nih yang cukup menjadi sorotan kami karena tingginya sudah di Rp 43.000 itu tergantung besar kecilnya. Telur ayam juga demikian mengalami hal serupa mengikuti ayam di angka Rp 32.000 paling tinggi," ujarnya.

 


Harga Beras

Pedagang memeriksa kondisi beras di pasar Cibubur, Jakarta, Senin (19/2/2024). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

IKAPPI juga mencatat harga beras masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yakni Rp 16.000 sampai Rp16.500 untuk jenis beras premium, sedangkan medium itu dikisaran Rp14.500 per kg.

"Nah, ini fase pertama lonjakan harga bahan pokok di ramadhan, nanti akan terjadi penurunan atau melandai harga-harga di dua pekan sampai tiga pekan selama bulan ramadhan karena terjadi penurunan," pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya