Nelayan Tolak Budidaya Kerang Mutiara di Teluk Lewoleba Lembata, Kenapa?

Koordinator ANTL, Firman Ismail mengatakan menolak keras investasi budidaya kerang mutiara oleh PT. Mutiara Adonara

oleh Ola Keda diperbarui 16 Mar 2024, 03:30 WIB
Aliansi Nelayan Teluk Lewoleba (ANTL) saat melakukan demonstrasi penolakan rencana investasi budidaya kerang mutiara

Liputan6.com, Lembata - Aliansi Nelayan Teluk Lewoleba (ANTL) melakukan demonstrasi penolakan rencana investasi budidaya kerang mutiara di Teluk Lewoleba, kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat 15 Maret 2024.

Demonstrasi ini dilakukan di dua titik berbeda yaitu Kantor Bupati Lembata dan Dinas Perikanan Kabupaten Lembata.

Koordinator ANTL, Firman Ismail mengatakan menolak keras investasi budidaya kerang mutiara oleh PT. Mutiara Adonara.

Sebab, investasi budidaya kerang mutiara dengan radius 5x2 km ini akan menutup ruang tangkap nelayan tradisional di teluk Lewoleba.

"Banyak masyarakat nelayan Teluk Lewoleba akan kehilangan penghasilan dari wilayah kelola masyarakat nelayan di Teluk Lewoleba hingga hasil tangkap yang menurun,” ungkap Firman.

Ia mengatakan, investasi ini diduga cacat prosedur karena tidak disertai dengan sosialisasi menyeluruh kepada nelayan yang terdampak baik nelayan di pesisir Ile Ape dan nelayan di Teluk Lewoleba.

Firman juga membeberkan investasi ini tidak akan memberikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Lembata. Sebab pengalaman sebelumnya dengan tambak mutiara di Lembata pun demikian.

“Masyarakat kecil terutama nelayan akan sangat dirugikan dengan investasi budidaya kerang mutiara oleh PT. Mutiara Adonara di Teluk Lewoleba,” kata Firman.

Penolakan investasi budidaya kerang mutiara ini terjadi ini karena adanya kesadaran masyarakat yang menilai budidaya kerang mutiara selalu berdampak pada masyarakat sekitar baik dari aspek ekologi, ekonomi dan sosial.

"Masyarakat yang tergabung dalam ANTL akan tetap menolak sampai kapanpun. Sudah ratusan tahun menggantungkan hidup kami dari dari Teluk Lewoleba," pungkasnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya