Penjualan Naik, Laba Indonesian Tobacco Tumbuh 12,57% pada 2023

PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC) catat penjualan Rp 303,93 miliar pada 2023. Penjualan itu naik 8,87 persen dari penjualan pada 2022/

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 17 Mar 2024, 08:00 WIB
IPT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC) mengumumkan kinerja tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2023. Pada periode tersebut, perusahaan berhasil membukukan pertumbuhan positif baik dari sisi penjualan maupun laba. (Unsplash/Isaac Smith)

Liputan6.com, Jakarta - PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC) mengumumkan kinerja tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2023. Pada periode tersebut, perusahaan berhasil membukukan pertumbuhan positif baik dari sisi penjualan maupun laba.

Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Minggu (17/3/2024), perseroan membukukan penjualan Rp 303,93 miliar pada 2023. Penjualan Indonesian Tobacco naik 8,87 persen dari penjualan pada 2022 yang tercatat sebesar Rp 279,18 miliar. Bersamaan dengan naiknya penjualan, beban pokok penjualan pada 2023 naik menjadi Rp 228,51 miliar dari Rp 207,39 miliar pada 2022.

Meski begitu, laba kotor perseroan pada 2023 masih tumbuh menjadi Rp 75,42 miliar dari Rp 71,79 miliar pada 2022. Sepanjang 2023, perseroan membukukan beban usaha sebesar Rp 26,77 miliar, penghasilan keuangan Rp 2,47 juta, selisih kurs Rp 1,26 juta, beban keuangan Rp 12,66 miliar, denda pajak Rp 45,53 juta, dan pendapatan lain-lain Rp 271,11 juta. Setelah dikurangi pajak penghasilan, perseroan membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp 26,96 miliar pada 2023.

Laba itu naik 12,57 persen dari laba tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 23,95 miliar. Aset sampai dengan akhir 2023 naik menjadi Rp 560,35 miliar dari Rp 553,21 miliar pada 2022. Liabilitas pada 2023 turun menjadi Rp 162,42 miliar dari Rp 188,87 miliar pada 2022. Sementara ekuitas pada 2023 naik menjadi Rp 397,93 miliar dari Rp 364,32 miliar pada 2022.

Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 15 Maret 2024, harga saham ITIC stagnan di posisi Rp 280 per saham. Harga saham ITIC dibuka melemah dua poin ke posisi Rp 278 per saham. Harga saham ITIC berada di level tertinggi Rp 282 dan terendah Rp 276 per saham. Total frekuensi perdagangan 46 kali dengan volume perdagangan 784 saham. Nilai transaksi Rp 21,9 juta.


Kinerja 2022

Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector

Sebelumnya diberitakan, PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC) menorehkan kinerja positif untuk tahun buku 2022 yang berakhir pada 31 Desember 2022. Pada periode tersebut, Indonesian Tobacco membukukan kenaikan baik dari sisi pendapatan maupun laba.

Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (4/4/2023), penjualan sepanjang 2022 naik 17,11 persen menjadi Rp 279,18 miliar dari Rp 238,4 miliar pada 2021.

Bersamaan dengan itu, beban penjualan naik menjadi Rp 207,39 miliar dari sebelumnya Rp 174,6 miliar. Meski demikian, laba bruto perseroan masih tumbuh 12,53 persen menjadi Rp 71,78 miliar pada 2022 dari Rp 63,8 miliar pada 2021.

Pada periode ini, beban usaha tercatat sebesar Rp 25,16 miliar, penghasilan keuangan Rp 1,31 juta dan laba penjualan aset tetap Rp 70,06 miliar. Lalu selisih kurs tercatat sebesar Rp 36,9 juta, beban keuangan Rp 15,31 miliar, pemulihan imbalan kerja Rp 331,04 juta dan pendapatan lain-lain Rp 523,61 miliar.

Setelah dikurangi pajak, perseroan membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp 23,95 miliar. Laba ini naik 30,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 18,37 miliar. Laba per saham dasar tahun berjalan ikut naik menjadi Rp 25,46 dari Rp 19,53 pada 2021.

Aset perseroan sampai dengan Desember 2022 naik menjadi 553,21 miliar dari Rp 526,7 miliar pada 2021. Liabilitas susut menjadi Rp 188,89 miliar pada 2022 dari Rp 202,02 miliar pada 2021. Sedangkan ekuitas naik menjadi Rp 364,32 miliar dari Rp 324,68 miliar pada 2021.

 


Indonesian Tobacco Bidik Kenaikan Penjualan 15 Persen hingga Akhir 2022

Ilustrasi laporan keuangan (Foto: Isaac Smith/Unsplash)

Sebelumnya, PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC) menargetkan penjualan tumbuh 15 persen hingga akhir 2022. Keyakinan itu merujuk pada perubahan gaya hidup setelah pandemi COVID-19 dan kenaikan cukai pada awal 2022 yang dinilai akan memberikan dampak positif dan peluang bagi perseroan.

"Untuk outlook pencapaian target pada 2022, Indonesian Tobacco merencanakan untuk mencapai peningkatan sales hingga 15 persen. Perusahaan akan terus memperhatikan peningkatan kinerja untuk menciptakan positive value bagi kinerja perusahaan,” kata Komisaris Utama PT Indonesian Tobacco Tbk, Shirley Suwantinna dalam paparan publik, Jumat (3/6/2022).

Sejalan dengan target tersebut, perseroan mencatatkan kinerja yang solid untuk periode tiga bulan pertama tahun ini. Pada periode tersebut, perseroan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 59,5 miliar. Meningkat 29,9 persen atau Rp 13,7 miliar dibandingkan dengan kuartal I 2021 sebesar Rp 45,8 miliar.

Hal ini juga diiringi dengan peningkatan EBITDA yang dibukukan sebesar Rp 11,6 miliar pada kuartal I 2022, meningkat sebesar 17,2 persen atau Rp 1,7 miliar dibandingkan dengan kuartal I 2021 sebesar Rp 9,9 miliar.

Komitmen manajemen ITIC terwujud dalam peningkatan laba bersih pada kuartal I 2022 sebesar Rp 3,8 miliar meningkat 94,4 persen sebesar Rp 1,8 miliar dibandingkan kinerja kuartal I 2021 sebesar Rp 1,9 miliar.

Diharapkan pada akhir 2022 dan perusahaan akan terus memperhatikan peningkatan kinerja untuk menciptakan positive value bagi kinerja perusahaan.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya