Liputan6.com, Jakarta - Fenomena gerhana matahari dan bulan akan terjadi pada Ramadhan 2024. Diprediksi gerhana penumbra akan terjadi pada 24-25 Maret 2024, atau sekitar tanggal 13-14 Ramadan 1445 Hijriyah.
Bagi umat Islam, gerhana bukanlah fenomena alam biasa. Gerhana merupakan bukti besarnya kekuasaan Allah SWT yang mencakup seluruh alam semesta.
Baca Juga
Advertisement
Ada pula sebagian yang mengaitkan fenomena gerhana di bulan Ramadhan sebagai tanda munculnya Imam Mahdi yang menjadi salah satu tanda-tanda kiamat. Benarkah demikian?
Ulasan lengkap penjelasan Buya Yahya mengenai hal ini menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Sabtu (16/3/2024).
Artikel kedua yang juga menyita perhatian adalah amalan di Bulan Ramadhan yang akan menjadi syafaat di hari kiamat.
Sementara artikel ketiga yaitu karomah langka Syaikh Abu Hasan As-Syadzili. Diketahui, Abu Hasan As-Syadzili merupakan salah satu waliyullah sekaligus tokoh sufi, tarekat sekaligus fiqih yang banyak berkontribusi terhadap perkembangan Islam.
Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.
Simak Video Pilihan Ini:
1. 2 Gerhana di Bulan Ramadhan 2024, Tanda Datangnya Imam Mahdi? Ini Kata Buya Yahya
Gerhana bulan dan matahari, akan menghiasi Ramadhan 2024. Peneliti Pusat Riset Antariksa, Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN, Farahhati Mumtahana menyampaikan dua fenomena astronomi tersebut tidak bisa diamati di Indonesia.
Mengutip laman BRIN, dua gerhana yang diperkirakan terjadi di bulan Ramadhan 1445 H yaitu gerhana bulan penumbra pada 24-25 Maret 2024 dan gerhana matahari total (GMT) pada 8 April 2024.
“Ada juga fenomena gerhana di tahun 2024, tetapi sayangnya tidak melintas di wilayah Indonesia. Namun dapat dijadikan pertimbangan jika ingin merencanakan wisata atau ekspedisi mengejar gerhana,” tutur Farah, dikutip Jumat (15/3/2024).
Peristiwa gerhana di bulan Ramadhan kerap dikaitkan dengan datangnya Imam Mahdi sebagai salah satu tanda kiamat. Ulama kharismatik KH Yahya Zainul Ma’arif pernah ditanya soal ini oleh seorang jemaahnya.
“Saya hamba Allah izin bertanya mengenai isu yang berkembang di tengah umat mengenai gerhana di bulan Ramadhan yang dikaitkan dengan kemunculan Imam Mahdi (tanda kiamat),” kata seorang penanya mengawali pertanyaannya, dikutip dari tayangan YouTube Al Bahjah TV.
“Bagaimana pendapat Buya mengenai isu tersebut yang menimbulkan keresahan di tengah sebagian umat Islam?” lanjut dia, bertanya kepada Buya Yahya.
Advertisement
2. 2 Amalan Ramadhan yang Bakal Jadi Syafaat di Hari Kiamat, Apa Saja?
Bulan Ramadhan menjadi momen yang tepat untuk memperbanyak pahala dan menghapus dosa. Hal inilah yang membuat umat muslim berlomba-lomba dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah di bulan nan suci ini.
Kita juga diwajibkan untuk menunaikan ibadah puasa selama satu bulan penuh. Puasa dilakukan sejak fajar hingga waktu maghrib.
Selain itu, Allah SWT juga menurunkan Al-Qur'an pada bulan Ramadhan. Ini merupakan kenikmatan besar dari Allah SWT yang diperlihatkan bagi hambanya.
Oleh karena itu, Allah SWT sangat menyukai bila umat muslim membaca Al-Qur'an di bulan Ramadhan. Orang yang membaca Al-Qur'an itu seakan-akan berdoa memohon kebaikan, memohon rahmat dan ampunan kepada Allah.
Sejatinya ada banyak amalan yang dapat dilakukan pada bulan Ramadhan. Namun, terkhusus ibadah puasa dan membaca Al-Qur'an, ternyata menyimpan keutamaan luar biasa. Kelak keduanya akan memberi syafaat di hari kiamat.
3. Karomah Langka Syaikh Abu Hasan As-Syadzili yang Sukar Ditandingi Wali Lain
Syekh Abu Hasan As-Syadzili ialah salah seorang waliyullah yang memperoleh gelar Wali Quthub al-Ghauts atau al-Aqtab. Gelar yang juga disandang oleh Syekh Abdul Qadir Al-Jailani.
Beliau diberi anugerah agung berupa kemuliaan atau karomah oleh Allah SWT sehingga ia tahu apa yang akan terjadi hingga hari kiamat.
Beliau lahir di Maroko pada tahun 593 H/1197dan merupakan pendiri Tarekat Syadziliyah, yang merupakan salah satu tarekat sufi terkemuka di dunia.
Para pengikutnya mempercayainya sebagai salah seorang salah seorang keturunan Rasulullah SAW. Desa tempat kelahirannya bernama Ghumarah, dekat kota Sabtah, daerah Maghrib, yang sekarang termasuk wilayah Maroko, Afrika Utara.
Di masanya, beliau merupakan seorang waliyullah dengan predikat wali tertinggi dalam hirarki kewalian. Lazimnya wali, Syekh Abu Hasan As-Syadzili diberkati karomah yang dahsyat yang mungkin sulit dicari tandingannya walau sesama wali.
Advertisement