Liputan6.com, Bali - Psoriasis merupakan penyakit autoimun inflamasi yang ditandai dengan lesi merah dan plak meradang. Sebagai penyakit yang menyerang kulit, tulang, hingga sendi, psoriasis dianggap tidak hanya menyerang fisik, namun juga kondisi psikologis.
Para penyintas psoriasis kerap kali mendapatkan stigma negatif didalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya kondisi khas terhadap kulit, para penyintas psoriasis sering dianggap sebelah mata oleh orang-orang di sekitarnya. Hal ini yang semakin membuat penyintas psoriasis mengalami penurunan produktivitas dan membutuhkan perhatian yang lebih baik dari kita semua.
Dikutip dari National Psoriasis Foundation/USA, selain pengobatan untuk menangani inflamasi dan plak yang muncul, melakukan kegiatan yang membantu mengelola emosi dan stress juga penting, misalnya melakukan olahraga yoga dan bersosialisasi dengan sesama pasien psoriasis.
Yoga dinilai dapat membantu meringankan nyeri sendi, meningkatkan rentang gerak, serta mengendalikan stress melalui meditasi. Selain itu, bersosialisasi dengan sesama pasien akan sangat membantu untuk membangun keperecayaan diri dengan kondisi yang mereka alami.
Melanjutkan program sosialnya di bidang kesehatan, Erha Ultimate menggelar acara Erha Skinability pada Sabtu, 16 Maret 2024 (16/03) yang bertempat di Swisbel-Hotel Rainforest Bali. ERHA Skinability merupakan sebuah kegiatan edukasi kepada para Penyintas Psoriasis untuk membantu mereka mengendalikan penyakit psoriasis yang dideritanya.
Baca Juga
Advertisement
Kegiatan yang diawali dengan kelas yoga kemudian dilanjutkan dengan diskusi secara langsung bersama para dokter spesialis kulit dan kelamin ERHA Ultimate, yang juga mengedukasi para penyintas terkait cara-cara mengontrol penyakit psoriasis agar tidak semakin memburuk.
Kegiatan Erha Skinability merupakan wujud komitmen Erha dalam menciptakan akses yang lebih baik bagi para pejuang psoriasis. Program yang mencakup layanan Erha Atopy and Skin Disease Center merupakan program klinikal dengan fokus mengatasi permasalahan kulit seperti dermatitis atopik, psoriasis, vitiligo dan penyakit kulit lainnya di Indonesia.
Menurut Chief Corporate Affaris Officer Arya Noble Group (ERHA), Andreas Bayu Aji penyintas psoriasis sangat rentan dan kerap mendapatkan diskriminasi dari masyarakat di sekitarnya sehingga stigma yang berkembang tentang penyakit ini selalu negatif.
“Kami tergerak memberikan edukasi dan pendampingan kepada para penyintas untuk selalu menegakan kepala dan bergandengan tangan bersama dalam menghadapi penyakit psoriasis ini. Memang tidak mudah, tetapi dengan dukungan seluruh komunitas seperti Psoriasis Indonesia (@Psoriasis.ID) dan komunitas lainnya, kami yakin kita bisa membantu untuk merubah stigma negatif tentang psoriasis di masyarakat dengan memberikan layanan kesehatan yang baik untuk mereka, sehingga para penyintas merasakan dampak positif yang signifikan yang ERHA berikan,” ujarnya.
Sementara Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Bali Gusti Ayu Raka Susanti menyambut baik inisiatif ERHA dalam mengedukasi para penyintas Psoriasis di Bali. Sebagaimana diketahui, penyakit psoriasis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh mengalami gangguan dan menyebabkan sel-sel kulit tumbuh dengan cepat sehingga ada kondisi khas dalam kulitnya.
“Untuk itu para penyintas psoriasis harus sama-sama kita dukung dan kita kuatkan, jangan malah dianggap bahwa penyakit ini menjadi batasan bagi mereka untuk beraktivitas di kesehariannya,” ucapnya.