Liputan6.com, Hamburg - Seekor aligator dengan berat 750 pon atau setara 340,194 kilogram dan sepanjang 3,3 meter milik seorang pria bernama Tony Cavallaro dari Kota Hamburg, New York, AS dipindahkan oleh petugas konservasi dari rumahnya di pada pertengahan Maret.
Setelah ditelusuri, pemeliharaan aligator jumbo itu di rumah Cavallaro ternyata berstatus ilegal. Walaupun demikian, ia telah berjanji untuk mendapatkan kembali hak asuh atas hewan peliharaan kesayangannya itu.
Advertisement
"Cavallaro membuat kolam renang di halaman belakang rumahnya agar 'Albert' aligator peliharaannya, dapat berenang dan merasa sejuk, meskipun ia memelihara hewan tersebut secara ilegal," kata pejabat Departemen Konservasi Lingkungan New York dalam keterangan tertulis yang dikutip dari UPI, Sabtu (30/3/2024).
Menurut DEC (Department of Environmental Conservation) atau Departemen Konservasi Lingkungan, aligator tersebut berusia sekitar 30 tahun, buta pada kedua matanya, dan memiliki masalah tulang belakang.
DEC menduga Cavallaro membiarkan anggota masyarakat 'masuk ke dalam air untuk mengelus aligator yang tidak dilengkapi pengaman.'
"Sebelumnya, ia memiliki izin untuk memelihara peliharaan kesayangannya itu, tetapi tidak memperbaruinya setelah habis masa berlakunya pada tahun 2021," kata para pejabat setempat.
Kurangnya izin, akses yang diberikan kepada pengunjung, dan kesehatan aligator menyebabkan DEC mengeluarkan Albert dari rumah Cavallaro "Demi kepentingan keselamatan publik dan kesehatan, keselamatan dan perlindungan aligator," jelasnya.
Cavallaro mengatakan kepada media lokal bahwa dia sedang ada keperluan pada Rabu (13/3) pagi dan kembali ke rumah lalu menemukan petugas DEC, Polisi Hamburg, dan Erie County Society for the Prevention of Cruelty to Animals di rumahnya dengan surat perintah untuk menjemput aligator tersebut.
Relokasi Buaya Dilakukan Karena Keamanan yang Tidak Memadai
DEC mengatakan pihaknya menyerahkan Albert kepada pengasuh berlisensi yang akan merawatnya sampai dia dapat dipindahkan ke tempat lain untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Bukti yang disita saat mengeluarkan Albert dan bukti potensial yang diberikan oleh dokter hewan akan menentukan apakah pemerintah negara bagian akan mengajukan tuntutan terhadap Cavallaro atau tidak.
Cavallaro mengatakan dalam petisi online yang berupaya mendapatkan kembali Albert bahwa dia diperlakukan "seperti teroris" ketika petugas memindahkan aligatornya dan membawanya pergi dengan truk. Dia mengklaim memiliki Albert selama lebih dari 30 tahun dan biasanya memperbaharui izinnya untuk memelihara aligator berbulan-bulan sebelum tanggal kedaluwarsa.
Tetapi peraturan yang direvisi dan kegagalan DEC untuk menjawab panggilannya yang mencari jawaban atas pertanyaan tentang itu menyebabkan izinnya kedaluwarsa pada tahun 2021.
Adapun Hukum New York melarang pemeliharaan hewan yang dianggap berbahaya kecuali pemiliknya mendapatkan izin dari DEC atau Departemen Konservasi Lingkungan.
Pejabat negara mengatakan Cavallaro tidak memenuhi persyaratan untuk memastikan aligator tersebut tidak melakukan kontak dengan manusia atau menimbulkan ancaman di sekitarnya.
Cavallaro mengatakan kepada WIVB-TV bahwa peraturan yang direvisi mengharuskan dia untuk membeli perlindungan asuransi dan menutup mulut Albert setiap kali dia berada di dekat orang-orang. Peraturan tersebut juga mengharuskan Cavallaro membangun pagar di sekeliling kandang aligator agar tidak lepas.
Cavallaro mengatakan dia telah menyewa seorang pengacara dan bertekad untuk membawa peliharaan kesayangannya itu kembali ke rumahnya.
Advertisement
Alasan Kenapa Sebaiknya Kita Tidak Memelihara Hewan Liar
Memelihara hewan liar bukanlah tugas yang bisa dianggap remeh, melainkan sebuah tanggung jawab besar yang memerlukan persiapan matang dan kesadaran akan risiko yang yang ada. Terdapat beberapa hal yang perlu diketahui dan dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk memelihara hewan liar.
Dilansir dari Liputan6 inilah alasan Hewan Liar Tidak Boleh Dijadikan Hewan Peliharaan
1. Anda Tidak Dapat Memenuhi Kebutuhan Mereka
Walaupun memiliki niat baik, manusia tidak mampu menyediakan rumah yang tepat untuk hewan liar untuk memiliki kualitas hidup yang terbaik -- khususnya pada spesies hewan yang berisiko akan punah.
"Mereka telah berevolusi untuk hidup di alam, habitat liar dan dengan memeliharanya sebagai hewan peliharaan, Anda menempatkan mereka di lingkungan yang asing dan berpotensi menimbulkan stres di mana mereka tidak dapat berperilaku seperti yang mereka lakukan secara naluriah di alam liar," kata Caroline Pollock, sebuah petugas Red List di program Union for the Conservation of Nature (IUCN).
2. Memelihara Hewan Langka Dapat Mengurangi Populasinya
Jika berpikir bahwa dengan menampung hewan yang terancam rumah di rumah akan membantu mereka dari kepunahan, Anda salah besar.
Memelihara hewan-hewan langka dapat membuat gagasan bahwa ketertarikan dalam memelihara mereka meningkat, menciptakan permintaan dan mendorong perdagangan hewan langka yang akan menghilangkan mereka dari alam liar.
"Kecuali jika Anda dapat 100 persen yakin bahwa hewan yang Anda beli diperoleh melalui cara yang berkelanjutan, membeli hewan liar yang terancam punah sebagai hewan peliharaan dapat berkontribusi untuk lebih membahayakan spesies mereka dengan mengurangi jumlah hewan yang bertahan hidup di alam liar," kata Pollock.
3. Anda Tidak Benar-Benar Tahu dari Mana Asalnya
Walaupun Anda mengira bahwa hewan langka yang dibeli datang dari sebuah penangkaran, dalam perdagangan satwa liar, tidak ada yang benar-benar yakin bahwa hewan tidak dicuri dari habitatnya.
David Jeggo, salah satu ketua IUCN Species Survival Commision (SSC) Asian Songbird Trade Specialist Group, mengatakan bahwa contoh dari ini adalah burung songbird terancam sering dijual sebagai hasil penangkaran yang mengurangi tekanan eksploitasi. Namun, hal tersebut hanya menciptakan mekanisme untuk menangkap burung secara ilegal langsung dari habitatnya.
4. Anda Membuat Lebih Banyak Spesies Terancam Punah
Bahkan untuk hewan yang belum terancam punah, mengambilnya dari alam liar adalah cara cepat untuk menghabiskan populasinya di habitat aslinya.
"Permintaan yang tinggi untuk spesies yang dulunya umum ini mendorong mereka menuju kepunahan, dan bagi spesies yang sudah terancam punah ini bisa menjadi paku terakhir di peti mati," kata Jeggo.
Contoh dari ini pernah terjadi 30 tahun yang lalu di Indonesia.
Populasi Banggai cardinalfish yang dapat ditemukan di Indonesia mengalami penurunan populasi sebsar 93% pada 2016.
5. Mereka Dapat Menyakiti Anda
Jangan tertipu bahwa mereka dapat menjadi jinak.
Menempatkan hewan liar di lingkungan yang asing adalah hal yang berbahaya bagi mereka dan juga bagi Anda.
"Ini berisiko bagi 'pemilik' manusia yang dapat disakiti jika hewan peliharaannya bertindak secara naluriah untuk melindungi diri mereka sendiri, misalnya dengan menggigit atau menyengat," kata Pollock.
6. Mereka Tidak Memiliki Emosi Seperti Manusia
Serangan brutal yang dapat berakibat fatal dapat terjadi kapan saja walaupun Anda kira hewan peliharaan sudah memiliki sebuah hubungan baik dengan manusia.
Pada dasarnya, hewan liar tidak akan memikirkan tentang pemiliknya walaupun sudah melewati bertahun-tahun tanpa insiden.
"Tidak seperti hewan peliharaan, seperti kucing dan anjing, hewan liar tidak dibiakkan untuk persahabatan manusia," kata Pollock.
7. Walaupun Lucu Saat Bayi, Mereka Akan Menjadi Besar
Banyak hewan yang terancam punah seperti ular, kadal, simpanse, primata lainnya, dan harimau, tidak akan menjadi bayi selamanya.
Mereka akan berubah menjadi besar, bahkan sangat besar.
"Ketika mereka masih kecil, hewan sangat menyenangkan, lucu, dan menarik untuk didekati, tetapi ketika mereka tumbuh menjadi dewasa, mereka mungkin menjadi besar dan sulit untuk dirumah atau dikendalikan, bahkan menjadi berbahaya untuk berada di sekitar," kata Pollock. "Atau mereka mungkin kehilangan daya tarik karena tidak lagi menjadi makhluk lucu dan lembut yang pertama kali Anda cintai, atau dengan merusak furnitur dan harta benda lainnya."
Advertisement