Liputan6.com, Jakarta - Komisi Pemilihan Umum (KPU) rencananya akan mengumunkam hasil pemilu paling lambat pada 20 Maret 2024. Terkait hal ini Menteri Komunikasi dan Infomatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengimbau masyarakat untuk menerima hasil resmi pemilu.
“Karena rakyat sudah memberikan suaranya, sudah membuat keputusan, kita terima hasilnya, tunggu sambil menanti hasil resmi yang disampaikan oleh penyelenggara Pemilu, dalam hal ini yaitu Komisi Pemilihan Umum,” tutur Budi Arie melalui keterangan tertulisnya, Minggu (17/3/2024).
Advertisement
Menurutnya, narasi kecurangan Pemilu akan memengaruhi legitimasi proses Pemilu Serentak 2024. Padahal saat ini, tidak ada lagi batasan ruang dan waktu, terutama di dunia maya.
Selain itu, masyarakat bisa mengungah semua hasil penghitungan dari setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS).
“Seluruh masyarakat bisa melihat hasil suara dalam Pemilu. Jadi, semuanya serba terbuka mulai dari cara daftar memilih, menghitung rekapitulasi suara, dan lain-lain. Statement dari kawalpemilu.org, sudah jelas bahwa tidak ada kecurangan dalam Pemilu 2024,” ia mengungkapkan.
Saat ini pemerintah berupaya mendukung KPU untuk menjelaskan kepada semua pihak bahwa pesta demokrasi telah berlangsung dengan baik.
Menkominfo menyatakan masyarakat di akar rumput sudah bisa menerima hasil karena dalam demokrasi kalah-menang menjadi hal yang biasa.
“Ini kan soal harmonisasi, rekonsialisasi sudah terjadi di akar rumput, masyarakat sudah lebih baik. Saya mengharapkan semoga kita rukun kembali, karena Pemilu sudah selesai. Jadi, kita bersatu kembali untuk membangun dan memajukan Indonesia,” Budi Arie memungkaskan.
Saat ini KPU tengah menyelesaikan tahapan rekapitulasi hasil pemungutan suara dari 823.220 titik TPS yang terdiri dari 820.161 TPS Dalam Negeri dan 3.059 TPS Luar Negeri.
Keterbukaan Pemilu 2024
Sementara itu, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo Usman Kansong menyatakan keterbukaan pelaksanaan Pemilu 2024 telah dilakukan oleh KPU.
Menurutnya, KPU setiap hari melakukan jumpa pers untuk menyampaikan informasi mengenai pelaksanaan Pemilu.
“Jadi sebetulnya keterbukaan itu sudah terjadi, cuma barangkali statement yang dikutip, terutama di medsos dipotong-potong, sehingga publik tidak mendapatkan secara utuh. Tetapi kalau di media mainstream, saya kira aman-aman saja,” ia menjelaskan.
Namun demikian, Usman Kansong mendorong media untuk mengambil sumber penyajian berita secara mendalam dengan bersumber dari masyarakat akar rumput.
“Ternyata kalau di akar rumput ini kan, orang sudah beraktivitas seperti biasa, orang buka puasa bersama walaupun mungkin pilihan politiknya berbeda-beda di Pemilu tanggal 14 Februari 2024 kemarin, tetapi semua berjalan normal seperti biasa,” tandasnya.
Advertisement