Pengembangan PLTP Ulumbu Unit 5-6 Beri Kepastian Pasokan Listrik ke Warga Sekitar

Visi pemerintah dalam upaya mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada 2060 melalui pengembangan pembangkit berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) PLTP Ulumbu.

oleh Septian Deny diperbarui 17 Mar 2024, 20:31 WIB
PT PLN Indonesia Power (PLN IP) menjaga stabilitas pasokan listrik dalam menyukseskan gelaran KTT ASEAN 2023 atau ASEAN Summit 2023, dengan mengandalkan energi ramah lingkungan melalui Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) Ulumbu. (Dok. PLN)

 

Liputan6.com, Jakarta Masyarakat dan tokoh adat Poco Leok Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) mendukung pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu unit 5-6. Hal tersebut diungkapkan salah seorang Tokoh Adat Desa Wewo di Poco Leok,Petrus Mararaget.

"Sejak awal kami menerima secara adat. Dan, pihak PLN sudah menerima adat dari kami. Sangat luar biasa. Kami menganggap orang PLN itu sudah seperti anak kami," ucap Petrus.

Petrus beserta masyarakat Desa Wewo mengaku terharu menyaksikan pihak PLN yang dengan hikmat dan penuh hormat menjalankan setiap proses adat yang berlaku di Desa Wewo, salah satunya seperti adat tabe gendang.

"Kami sampaikan dengan menerima adat seperti ini, jangan khawatir lagi, kami anggap PLN sebagai orang Wewo. Melalui sosialisasi seperti ini kami bangga sekali, berarti kami masyarakat Desa Wewo sangat dihargai," lanjut Petrus.

Bukan hanya Petrus, Salah seorang Warga Gendang Lelak, Yohanes Haman, bahkan getol mendukung pengembangan PLTP Ulumbu 5-6 di Poco Leok. Menurutnya, banyak kerabatnya di Gendang Lelak yang mendambakan listrik PLN.

"Pengembangan ini akan banyak membawa kebaikan bagi masyarakat Gendang Lelak. Bahkan, dengan kehadiran infrastruktur ini bisa membuka lapangan pekerjaan bagi anak-anak kami ke depannya," kata Yohanes Haman.

Di samping menjalankan visi pemerintah dalam upaya mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada 2060 melalui pengembangan pembangkit berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) PLTP Ulumbu, PLN juga aktif beradaptasi dan berkontribusi dalam peningkatan potensi wilayah Poco Leok melalui program-program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).

Melalui program TJSL 'Desa Berdaya' berupa bantuan budidaya hortikultura, sebanyak 14 kelompok tani Poco Leok telah terlibat dan merasakan manfaat budidaya hortikultura.

Salah seorang anggota kelompok tani Canai, Lea Samasing mengaku senang dengan adanya program bantuan budidaya hortikultura ini. menurutnya, belum ada kelompok tani yang menerapkan hortikultura di daerahnya, padahal potensinya sangat besar.

"Manfaatnya banyak sekali. Karena masyarakat sebelumnya setiap hari ketemunya hanya daun singkong. Pas ada bantuan hortikultura ini kami senang karena sayur-sayur yang belum pernah kami garap bisa kami nikmati sekarang," ujar Lea.

Selain bantuan budidaya hortikultura, secara persisten masyarakat sekitar kawasan pengembangan PLTP Ulumbu 5-6 Poco Leok juga terlibat aktif dengan program lainnya, yakni, program bantuan bibit ternak untuk kelompok ternak babi, bantuan pemasangan instalasi listrik gratis, bantuan untuk anak-anak stunting, hingga pelatihan konversi motor listrik untuk murid-murid SMK setempat.


Muncul Bau Menyengat, PLTP Sorik Pastikan Tak Ada Kebocoran Gas

PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP), bahwa Senin (25/1) telah terjadi paparan diduga gas H2S terhadap warga masyarakat ketika berlangsung kegiatan buka sumur (well discharge) sumur SM T02 pada proyek panas bumi PLTP Sorik Marapi Unit II.

PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) menegaskan tidak ada kebocoran gas di jalur pipa pada kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatra Utara.

Corporate Communication SMGP Agung Iswara mengatakan, Tim Terpadu yang terdiri dari Polres Mandailing Natal, Tim Gegana KBR (Kimia, Biologi, Radioaktif) Polda Sumatera Utara, Tim Labfor Polda Sumatera Utara dan Direktorat EBTKE, di bawah koordinasi Kapolres Mandailing Natal sebagai bagian dari penyelidikan terhadap dugaan bau menyengat di Desa Sibanggor Julu, telah melakukan reka ulang aktivasi sumur V-01 selama 2 hari yaitu 24-25 Februari 2024.

"Kegiatan aktivasi dilakukan pada sumur V-01, untuk mendapatkan data dengan simulasi sesuai pelaksanaan aktivasi sumur V-01 dengan tim pelaksana aktivasi, peralatan dan prosedur yang sama pada saat kegiatan tanggal 22 Februari 2024," kata Agung, Selasa (27/2/2024).Agung mennjelaskan, reka ulang pertama pada tanggal 24 Februari 2024 dilakukan selama 54 menit, dimulai dari pukul 17.41 WIB hingga 18.35 WIB dan reka ulang kedua pada tanggal 25 Februari 2024 dilakukan selama 6 jam 15 menit, dimulai dari pukul 12.23 WIB hingga 18.38 WIB.

"Kedua kegiatan reka ulang berlangsung dengan aman dan selamat," tegasnya.

Agung menjelaskan, hasil pemeriksaan data, prosedur, peralatan, fasilitas aktivasi sumur serta pelaksanaan Reka Ulang berlangsung dengan baik dan seluruh alat deteksi H2S menunjukkan nilai nol (0) ppm mengindikasikan tidak adanya paparan gas H2S yang terdeteksi baik di lokasi Sumur pad V, perimeter aman 300 meter dan sekitar wilayah Desa Sibanggor Julu.

 


Kebocoran Gas

Ilustrasi pembangkit listrik.

Terkait dengan adanya berita kebocoran gas, SMGP menegaskan bahwa tidak ada kebocoran gas di jalur pipa milik SMGP, karena sumur V-01 saat ini masih dalam tahap aktivasi sumur dan belum terhubung dengan jalur pipa.

"Kegiatan aktivasi sumur dilakukan di area lokasi sumur (jarak terdekat dari sumur ke desa 700 meter) dengan mengalirkan gas yang dinetralisir menggunakan Abatement System (sistem penetralisir gas H2S) dan hasilnya dimonitor melalui detektor H2S," tutupnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya