Imam Besar Istiqlal: Momen Puasa Ramadhan, Jaga Panca Indra Tak Lakukan Hal Tercela

Bulan Puasa Ramadhan juga menahan diri dari berbagai hawa nafsu termasuk menjaga panca indra tidak melakukan hal tercela dan berdosa

oleh Benedikta Desideria diperbarui 18 Mar 2024, 03:00 WIB
Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. KH. Nasaruddin Umar. (Liputan6.com/ ist)

Liputan6.com, Jakarta Puasa Ramadhan bukan hanya menahan tidak makan dan minum untuk sementara waktu. Namun, juga menahan diri dari berbagai hawa nafsu termasuk menjaga panca indra tidak melakukan hal tercela dan berdosa seperti disampaikan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar.

Panca indra pertama yang perlu dijaga adalah mulut.

"Pengendalian diri yang utama adalah mempuasakan mulut," kata Nasaruddin. 

Mulut menjadi sumber pengumpul dosa paling banyak karena kerap dipakai untuk membicarakan aib saudara sendiri, menghujat, memfitnah hingga menelan makanan minuman yang haram atau syubhat berupa makanan atau minum.

"Sesungguhnya Allah itu Mahasuci. Bagaimana doa itu bisa terkabul jika tubuh dipenuhi dengan barang syubhat. Jangan harap memiliki anak yang soleh dan solehah jika makanan yang masuk ke badannya itu barang-barang syubhat,” kata Nasaruddin mengutip Antara.

Selain indra pengecap, pengendalian diri juga harus dilakukan terhadap indra penglihatan indra pendengaran.

Selanjutnya menjaga indra penciuman yang berpotensi untuk memvisualisasikannya ke dalam hal-hal yang tidak baik, menjaga tangan kita dari kegiatan yang buruk, serta memperbaiki kualitas batin.

Jauhi Musyrik

Nasaruddin mengungkapkan hal yang tidak kalah penting adalah jauhi sikap musyrik. Jangan sampai umat muslim menjadi orang yang rajin melaksanakan ibadah, namun juga menyembah selain Allah.

"Kemudian hindari riya’. Niatkan dalam diri bahwa segala ibadah yang kita lakukan hanya semata untuk mendapat ridha dari Allah. Dengan demikian kita akan menjadi ahli tarekat apabila mampu mengendalikan panca indera," imbuhnya.

 

 


Terus Rajin Beribadah dan Kendalikan Hawa Nafsu

Nasaruddin pun mengungkapkan bahwa ketekunan dalam menjalankan ibadah serta mengendalikan hawa nafsu kerap berangsur-angsur hilang pada sebagian umat usai bulan Ramadhan.

Menyikapi hal itu, Nasaruddin mengatakan istiqamah dalam ibadah dapat terus terjaga sepanjang kita terus berupaya untuk menjaga hubungan dengan Allah.

"Lakukan dengan konsisten amalan-amalan yang kecil. Seperti membiasakan puasa Senin dan Kamis, melaksanakan Shalat Dhuha dan Tahajud. Jika itu dilakukan dengan konsisten insyaAllah akan istiqomah," ucapnya.


Puasa Bulan Ramadhan di Indonesia

Kementerian Agama (Kemenag) menggelar sidang isbat penentuan awal Ramadhan 1445 Hijriah. Hasilnya memutuskan bahwa puasa Ramadhan dimulai pada 12 Maret 2024.

"Sidang isbat secara mufakat menetapkan 1 Ramadhan 1445 Hijriah jatuh pada Selasa 12 Maret 2024," kata Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas di Kantor Kementerian Agama (Kemenag) di Jakarta, Minggu (10/3/2024).

Yaqut berharap, dengan hasil sidang isbat, seluruh umat Islam di Indonesia menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan penuh kekhusyukan. Apalagi ada perbedaan soal awal puasa Ramadhan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya