Liputan6.com, Jakarta - Pendakwah Muhammad Iqdam Kholid atau Gus Iqdam, memberikan tips agar jemaahnya tak rusak hatinya.
Hal itu penting ia ungkapkan kepada jemaahnya lantaran dirinya ingin membentengi para garangan agar tak rusak hatinya, makanya ia memberikan kuci agar tak rusak hatunya.
Istilah "rusak hatinya" seringkali digunakan dalam konteks emosi dan psikologis untuk menggambarkan kondisi seseorang yang mengalami kerusakan atau luka batin yang dalam.
Dalam konteks keagamaan, "rusak hatinya" dapat merujuk pada keadaan spiritual seseorang yang terpengaruh oleh perbuatan dosa, keingkaran terhadap ajaran agama, atau kecenderungan negatif lainnya yang menghalangi hubungan yang baik dengan Allah SWT.
Dalam Islam, "rusak hatinya" bisa diartikan sebagai keadaan dimana seseorang menjauh dari jalan kebenaran, kebaikan, dan ketakwaan kepada Allah SWT. Ini bisa terjadi karena berbagai faktor, seperti kecenderungan terhadap dosa-dosa besar, seperti kecurangan, kedzaliman, kezaliman, kedzaliman, atau sikap yang menolak petunjuk Allah SWT. Akibatnya, hati seseorang menjadi keras dan tertutup terhadap rahmat dan petunjuk-Nya.
Baca Juga
Advertisement
Simak Video Pilihan Ini:
Pesan Gus Iqdam untuk Jemaah ST Nusantara
Namun, penting untuk dicatat bahwa dalam ajaran Islam, tidak ada keadaan yang tidak dapat diperbaiki atau diperbaiki. Allah SWT Maha Pengampun dan Maha Penyayang, dan setiap manusia memiliki kesempatan untuk bertaubat dan memperbaiki hubungan mereka dengan-Nya.
Dengan bertobat dengan sungguh-sungguh, memperbaiki perilaku, dan memperdalam ketaatan kepada Allah SWT, seseorang dapat memulihkan dan memperbaiki "hatinya" yang rusak, serta mendapatkan kedamaian, kebahagiaan, dan keberkahan dalam hidupnya.
"Jamaah ST di seluruh nusantara, baik yanghadir maupun yang live streaming, kalau ingin hatinya tidak rusak, pandai-pandailah bersyukur. Kalau panjenengan ingin atine padang atine gak rusak, urip dinikmati, disyukuri," katanya, seperti dalam unggahan TikTok @Jabbar Arrumbany.
Dalam kesempatan salah satu rutinan, Gus Iqdam menceritakan kisah dari sahabatnya yang kini sukses setelah bekerja di Kalimantan. Sebelumnya 30 tahun lalu, kondisi sahabatnya ini sangat memprihatinkan, sehingga ia harus pergi ke Kalimantan.
Advertisement
Bagaimana Cara Bersyukur?
"30 tahun lalu sahabat saya ini lari ke Kalimantan, punya masalah yang sangat besar, utamanya soal ekonomi. Saya gak punya temen gus, saya apapun sulit, tapi ya udah bersyukur dan menikmati. Sekarang rejeki luar biasa, rejeki ditata, dalam sebulan bisa mengumrohkan orang banyak," kata Gus Iqdam menceritakan temannya.
Setelah bersyukur dan ridho dengen pemberian Allah maka segala hal berubah. "Lha niku berkahe wong gelem bersyukur kalih paringe Gusti Allah," ujar Gus Iqdam.
Menurutnya tidak perlu iri dengan keberhasilan seseorang, atau orang lain, karena semuanya sudah ada bagiannya masing-masing, tidak harus sama dengan orang di sekitarnya.
"Manusia itu dapat jatah dan bagiannya masing-masing. Nikmati saja bagian masing-masing," tandas Gus Iqdam.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul