Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS melemah pada awal pekan. Rupiah loyo setelah rilis data neraca perdagangan Indonesia yang mencatat surplus terendah sejak Mei 2023.
Pada awal perdagangan Senin pagi, kurs rupiah dibuka melemah 45 poin atau 0,29 persen menjadi 15.644 per dolar AS dari sebelumnya sebesar 15.599 per dolar AS.
Advertisement
"Rupiah semakin terdepresiasi setelah neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus terendah sejak Mei 2023," kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede dikutip dari Antara, Senin (18/3/2024).
Surplus perdagangan pada Februari 2024 menyempit menjadi 0,9 miliar dolar AS dari 2 miliar dolar AS pada Januari 2024.
Surplus yang lebih rendah terutama disebabkan oleh penurunan ekspor ke Tiongkok di tengah libur nasional di Tiongkok, dan solidnya impor minyak atau gas dan beras.
Surplus yang lebih rendah menimbulkan kekhawatiran terhadap melebarnya defisit transaksi berjalan.
Pekan lalu, rata-rata harian volume perdagangan obligasi pemerintah tercatat Rp29,10 triliun, meningkat dibandingkan pekan sebelumnya yang mencatat rata-rata Rp17,30 triliun. Kepemilikan asing pada obligasi Pemerintah Indonesia turun Rp1,36 triliun menjadi Rp819 triliun atau sebesar 14,18 persen dari total outstanding pada 16 Maret 2024.
Dalam pekan ini, investor akan mencermati keputusan bank sentral global antara lain Bank of Japan (BoJ), People's Bank of China (PBoC), Bank Indonesia, Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve, dan Bank of England (BoE) terkait arah suku bunga kebijakan bank sentral.
Suku Bunga The Fed
Di sisi lain, keyakinan investor terhadap penurunan suku bunga kebijakan Fed pada Juni 2024 cenderung menurun meskipun data ekonomi AS, yang dirilis pada Jumat, cenderung lebih rendah dari perkiraan.
Salah satu indikator manufaktur, Empire Manufacturing pada Maret 2024 turun menjadi -20,9 dari -2,4, terkontraksi lebih dalam dari perkiraan -7,0. Data tersebut mengindikasikan kondisi manufaktur yang lebih rendah di New York.
Saat ini, kemungkinan penurunan suku bunga pada Juni 2024 turun menjadi 50,4 persen. Josua memperkirakan nilia tukar rupiah akan berada di rentang 15.575 per USD sampai dengan 15.675 per USD pada perdagangan hari ini.
Rupiah Pekan Lalu
Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Jumat pagi. Penurunan rupiah ini akibat keraguan pasar terhadap prospek pemangkasan suku bunga acuan AS.
Pada Jumat (15/3/2024), nilai tukar rupiah dibuka tergelincir 45 poin atau 0,29 persen menjadi 15.625 per dolar AS dari sebelumnya sebesar 15.580 per dolar AS.
"Pelemahan rupiah ini sejalan dengan tren penguatan dolar AS saat ini. Hal tersebut akibat keragu-raguan pasar terhadap prospek pemangkasan suku bunga Amerika dalam waktu dekat masih abu-abu," kata analis Finex Brahmantya Himawan dikutip dari Antara.
Prospek pemangkasan suku bunga AS dalam waktu dekat masih abu-abu karena data inflasi konsumen (CPI) dan data inflasi produsen (PPI) naik melebihi dari perkiraan pasar.
Selain itu, angka klaim pengangguran AS yang lebih rendah dari ekspektasi pasar selanjutnya memberi sentimen positif pada mata uang dolar AS.
Data aktual Consumer Price Index (CPI) AS tahunan naik 3,2 persen lebih dari perkiraan pasar 3,1 persen yang telah dirilis 12 Maret 2024.
Data aktual Produsen Price Index (PPI) AS naik menjadi 0,6 persen lebih dari perkiraan yang hanya 0,3 persen dan periode sebelumnya 0,3 persen.
Kemudian, angka klaim pengangguran (Unemployment Claims) AS turun menjadi 209 ribu dari perkiraan 218 ribu dan periode sebelumnya 210 ribu yang selanjutnya memberi sentimen positif terhadap mata uang dolar AS.
Brahmantya memprediksi rupiah hari ini akan bergerak di kisaran 15.560 per dolar AS sampai dengan 15.700 per dolar AS.
Advertisement
Bye-Bye Dolar AS, Transaksi Indonesia dan India Bakal Pakai Mata Uang Lokal
Reserve Bank of India (RBI) dan Bank Indonesia (BI) menandatangani Nota Kesepahaman (NK) di Mumbai dalam rangka pembentukan kerangka kerja sama guna mendorong penggunaan mata uang lokal masing-masing negara dalam transaksi bilateral antara mata uang Rupee dan Rupiah.
Penandatanganan NK tersebut dilakukan oleh Gubernur Reserve Bank of India, Shaktikanta Das dan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo.
Asisten Gubernur Departemen Komunikasi Erwin Haryono mengatakan, kesepakatan NK antara Bank Indonesia dan Reserve Bank of India ditujukan untuk mendorong penggunaan mata uang lokal masing-masing negara (Rupee dan Rupiah) dalam transaksi bilateral yang mencakup transaksi berjalan (current account), transaksi modal (capital account) yang diperbolehkan, serta transaksi ekonomi dan keuangan lainnya sesuai yang disepakati oleh kedua otoritas.
Kerangka kerja sama ini salah satunya memungkinkan eksportir dan importir untuk bertransaksi dalam mata uang lokal, yang pada gilirannya akan mendorong pengembangan pasar valuta asing kedua negara.