Ini 9 Tanda Anda Mungkin Mengidap Intoleransi Gluten

Jadi, periksalah apakah tubuh Anda memiliki intoleransi gluten atau tidak, dengan 9 tanda berikut.

oleh Fahmi Zaenal Mutakin diperbarui 29 Mar 2024, 10:05 WIB
Pencernaan berperan andil dalam menyerap dan memproses makanan yang kamu konsumsi, jika pencernaan terganggu, mungkin kamu akan mengalami sakit perut. (Foto: Pexels.com/cottonbro studio)

Liputan6.com, Jakarta Gluten adalah jenis protein yang ditemukan dalam gandum, jelai, dan barli. Protein ini memiliki sifat lengket yang penting dalam pembuatan adonan roti dan memberikan tekstur yang kenyal pada produk roti.

Selain ditemukan dalam banyak biji-bijian dan produk roti, gluten juga ditambahkan ke berbagai makanan dan minuman seperti saus tomat, es krim, dan kecap.

Bagi sebagian besar orang, mengonsumsi gluten tidak menimbulkan masalah kesehatan. Namun, bagi orang dengan sensitivitas gluten atau penyakit celiac, mengonsumsi gluten dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.

Penyakit celiac adalah kondisi autoimun di mana konsumsi gluten menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang lapisan usus halus. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada lapisan usus dan mengganggu penyerapan nutrisi penting. Penderita celiac dapat mengalami berbagai gejala seperti diare kronis, kelelahan, anemia, penurunan berat badan, dan gangguan penyerapan nutrisi lainnya.

Di sisi lain seseorang yang memiliki intoleransi (sensitif) terhadap gluten adalah kondisi di mana seseorang mengalami gejala yang tidak mengenakkan setelah mengonsumsi gluten, meskipun mereka tidak memiliki penyakit celiac.

Gejala sensitivitas gluten bisa berupa perut kembung, diare, kelelahan, dan gangguan pencernaan lainnya. Meskipun gejalanya tidak seberat celiac, sensitivitas gluten tetap dapat mengganggu kesehatan seseorang.

Gluten juga terkadang dikenal sebagai pembunuh diam-diam karena dapat menyebabkan kerusakan kronis pada seluruh tubuh. Kadang-kadang pasien yang sensitif terhadap gluten bahkan tidak menyadari konsekuensi mengonsumsi gluten ini.

Jadi, periksalah apakah tubuh Anda memiliki intoleransi gluten atau tidak dengan 9 tanda berikut, melansir dari Brightside.me, Senin (18/03/2024).


1. Gejala penyakit saluran pencernaan

Ilustrasi penyakit pada usus besar. (Orawan Pattarawimonchai)

Gejala-gejalanya terutama berhubungan dengan usus: mual, kembung, diare, sakit perut, dan bahkan sembelit.

Orang sering mengaitkan gejala-gejala ini dengan penyakit lain. Dan pasien secara keliru didiagnosis dengan Irritable Bowel Syndrome (IBS) atau yang kita kenal dengan sindrom iritasi usus.

Penelitian mengonfirmasi bahwa 10-15% populasi dunia menderita IBS. Tetapi diagnosis ini dapat menyebabkan orang dengan sensitivitas gluten tidak menerima perawatan yang tepat sehingga gejalanya tidak hilang.


2. Perubahan berat badan yang tak lazim

Ilustrasi berat badan (dok.pexels.com/Ketut Subiyanto)

Intoleransi gluten dapat menyebabkan penurunan berat badan dan kenaikan berat badan tanpa alasan yang jelas. Hal ini terjadi karena proses inflamasi pada tingkat sel dan gangguan metabolisme dalam tubuh.

Perubahan berat badan secara tiba-tiba pula dapat mendatangkan penyakit lainnya yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Tetapi hal ini dapat dikaitkan dengan intoleransi gluten jika disertai dengan gejala malabsorpsi lainnya yang dimana tubuh akan sulit untuk menyerap nutrisi yang baik.


3. Ketidakseimbangan hormon

Ilustrasi gangguan hormon | Polina Zimmerman dari Pexels

Hal ini dikarenakan adanya hubungan antara intoleransi gluten dan gangguan hormonal yang dapat terjadi seperti siklus menstruasi yang tidak teratur, perubahan berat badan secara tiba-tiba, dan gangguan tidur.

Gangguan hormon yang disebabkan oleh intoleransi gluten dapat meningkat berkali-kali lipat selama masa pubertas, kehamilan, dan menopause. Perlu diingat bahwa gejala-gejala ini terutama akan dialami oleh para wanita.


4. Mengganggu sistem saraf pusat

Ilustrasi Depresi

Gluten meningkatkan peradangan dan permeabilitas usus. Akibatnya, gejala sensitivitas gluten dapat mencakup masalah konsentrasi, depresi, kecemasan, insomnia, dan kelelahan.

Beberapa orang dengan intoleransi gluten mengalami iritabilitas dan perasaan bahwa mereka mudah kehilangan arah dan memiliki konsentrasi yang buruk.

Menurut informasi yang dikumpulkan dari sebuah penelitian, orang dengan intoleransi gluten lebih rentan mengalami migrain daripada orang lain.

Tentunya penyebab sakit kepala itu berbeda, tetapi seseorang yang alergi terhadap gluten dapat mengalami sakit kepala 30-60 menit setelah makan.


5. Adanya masalah terhadap kulit dan kuku

Tak hanya di rahim, jerawat juga memiliki kista. Kista adalah lesi besar berisi nanah yang terlihat seperti dengan bisul. Sama seperti nodul, kista jerawat sering kali menyakitkan dan harus ditangani oleh dokter kulit karena bisa menimbulkan bekas luka yang parah.

Keratosis Pilaris pada rambut dan Dermatitis Herpetiformis adalah 2 kondisi kulit yang dialami oleh orang yang mengidap intoleransi gluten.

Gejalanya meliputi gatal-gatal dan ruam yang dapat muncul di tangan, badan, wajah, siku, dan garis rambut.

Gejala lainnya adalah kuku yang lemah dan rapuh. Iritasi kulit lainnya seperti eksim tiruan dapat menandakan penyumbatan yang disebabkan oleh gluten.


6. ADHD

Ilustrasi ADHD Foto oleh Tara Winstead dari Pexels

Gangguan lain yang mungkin terkait dengan intoleransi gluten adalah  ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder).

Masalah kesehatan ini merupakan kondisi yang membuat anak mengalami gangguan psikiatrik yang ditunjukkan dengan gangguan memfokuskan perhatian secara berlebihan dan hiperaktivitas

Tak hanya pada anak-anak, ADHD pun dapat bermanifestasi pada orang dewasa. Orang dengan gangguan ini memiliki masalah dengan pengendalian diri. Diet bebas gluten dapat membantu mengurangi gejala ADHD.


7. Kondisi mulut dan gigi yang buruk

Ilustrasi sakit gigi (Gambar oleh Sammy-Williams dari Pixabay)

Seseorang dengan intoleransi gluten mengalami gangguan pada penyerapan nutrisi dan mineral yang diperlukan dalam usus.

Ini juga berlaku untuk kalsium. Hasilnya bisa berupa masalah pada gigi dan rongga mulut: sensitifitas pada enamel, kerusakan gigi, gigi berlubang, dan sariawan atau bercak putih pada rongga mukosa.

Jika Anda merawat gigi dengan baik, tetapi masih mengalami beberapa masalah, penyebabnya mungkin disebabkan oleh konsumsi gluten Anda.


8. Anemia

Ilustrasi anemia (image by benzoix on Freepik)

Seringkali, penyakit celiac didiagnosis karena anemia. Gejalanya meliputi berkurangnya volume darah, kelelahan, sesak napas, sakit kepala, pucat pada kulit, dan bahkan radang sendi.

Zat besi tidak dapat dicerna dengan baik karena intoleransi gluten, menjadi akibat dari gangguan penyerapan zat besi dalam usus.


9. Gangguan terhadap autoimun dalam tubuh

Ada beberapa syarat vaksinasi covid-19 bagi pasien autoimun kulit. (pexels/armin rimoldi).

Banyak orang dengan penyakit autoimun memiliki intoleransi gluten. Penyakit celiac adalah penyakit autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel ususnya sendiri setelah gluten masuk ke dalamnya.

Masalahnya diperparah dengan fakta bahwa penyakit autoimun ini meningkatkan risiko pengembangan penyakit autoimun lainnya, seperti penyakit diabetes, vitiligo, artritis rematoid, dan multiple sclerosis.

Infografis Kiat Makan Sehat Kala Lebaran (Liputan6.com/M. Iqbal)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya