Liputan6.com, Jakarta - Argentina alami krisis ekonomi yang parah. Negara dengan perekonomian terbesar ketiga di Amerika Latin saat ini berjuang mengatasi kenaikan harga paling cepat di dunia.
Hal tersebut yang berdampak buruk pada daya beli masyarakat Argentina. Pada Selasa pekan lalu, 12 Maret 2024,biro statistik Argentina mengumumkan inflasi Argentina selama 12 bulan hingga Februari naik menjadi 276,2 persen. Hal itu kembali menegaskan posisi Argentina sebagai negara dengan inflasi terburuk di dunia, demikian mengutip dari CNBC, ditulis Senin (18/3/2024).
Advertisement
Adapun pada Februari 2024 saja, inflasi Argentina tercatat 13,2 persen. Inflasi turun tujuh poin dari posisi Januari sekitar 20,6 persen. Namun, dalam dua bulan saja, inflasi mencapai 36,6 persen.
Dikutip dari AP, Presiden Argentina Javier Milei juga terus mendorong langkah-langkah penghematan dan deregulasi untuk kembali angkat ekonomi yang sedang kesulitan. Pemerintahan Argentina menyebutkan, tingkat inflasi pada Februari merupakan hasil disiplin fiskal yang kuat.
Sementara itu, seiring krisis ekonomi tersebut, Argentina mengupayakan pinjaman baru dari Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF).
Mengutip Buenos Aires Herald, Presiden Javier Milei menuturkan pinjaman baru senilai USD 15 miliar dari IMF sedang dalam proses. Ia menuturkan, pemerintahannya sedang mempertimbangkan langkah untuk mencabut serangkaian pembatasan pertukaran mata yang dikenal sebagai cepo di Argentina.
“Semakin cepat kita mendapatkan uang, semakin cepat kita bisa mencabut cepo tersebut. IMF berpendapat kita bisa mencabut pembatasan pada pertengahan tahun ini,” ujar Milei dalam wawancara dengan Radio Mitre.
Dana Pinjaman IMF
Pemerintah telah berkomitmen untuk mencabut pembatasan nilai tukar mata uang pada akhir Januari setelah dewan IMF menyetujui perjanjian tingkat staf terbaru yang dicapai dengan Argentina. Kucuran dana mencapai USD 4,7 miliar.
Milei menuturkan, pencairan dana baru dapat mempercepat jalan menuju “currency competition system” yang mencakup peso Argentina. Dana pinjaman USD 15 miliar akan menjadi bagian dari negosiasi yang sedang berlangsung dengan pemberi pinjaman.
Saat wawancara radio dengan La Red, ia menggambarkan currency competition system sebagai langkah perantara sebelum menghilangkan bank sentral dan dolarisasi perekonomian.
“Jika seseorang memberi saya USD 15 miliar hari ini, saya akan (mencabut cepo) sekarang juga, tetapi karena saya tidak memilikinya, saya harus terus berupaya membersihkan bank sentral,” ujar Milei.
Adapun dolarisasi dan penutupan bank sentral merupakan salah satu proposal ekonomi utama presiden pada masa kampanye. Namun, ditolak mentah-mentah oleh analis. “Saya selalu bicara persaingan mata uang, ada yang menyebutnya dolarisasi karena lebih mudah,” tutur dia.
Advertisement
Data Ekonomi
Selain inflasi, berikut sejumlah indikator ekonomi Argentina yang kurang menggembirakan seperti dikutip dari AP dan www.tradingeconomics.com, ditulis Senin (18/3/2024):
1.Inflasi
Inflasi Argentina melambat pada Februari untuk bulan kedua berturut-turut. Presiden Argentina Javier Milei terus mendorong langkah-langkah penghematan dan deregulasi dalam upaya untuk kembali menghidupkan kembali perekonomian Argentina yang sedang sulit.
Berdasarkan angka yang dirilis pada Selasa, 12 Maret 2024 oleh badan statistik pemerintah INDEC, inflasi bulan Argentina melambat menjadi 13,2 persen pada Februari, dibandingkan 20,6 persen pada Januari dan 25,5 persen pada Desember. Namun, secara tahunan, inflasi tetap menjadi yang tertinggi dalam tiga dekade mencapai 276,2 persen pada Februari 2024.
2.Suku Bunga
Suku bunga Argentina pada Maret 2024 tercatat 80 persen. Sebelumnya suku bunga acuan bank sentral Argentina sempat sentuh 100 persen.
3.PDB Argentina
Produk Domestik Bruto (PDB) tercatat 2,72 persen hingga kuartal III 2023. Pada kuartal II 2023, PDB Argentina sempat alami minus 2,83 persen dan kuartal I 2024 sebesar 0,88 persen. Ekonomi Argentina sempat sentuh level tertinggi 11,28 persen pada kuartal III 2020. Namun, PDB Argentina juga pernah minus 14,53 persen pada kuartal II 2020.
Data Ekonomi Lainnya
4.Transaksi Defisit Berjalan
Argentina catat transaksi defisit berjalan minus USD 6,1 miliar pada kuartal III 2023 dari sebelumnya minus USD 6,7 miliar.
5. Rasio Utang
Pemerintah Argentina mencatat rasio utang terhadap PDB mencapai 85 persen pada 2022 dari sebelumnya 80,6 persen. Argentina pernah mencatat rasio utang tertinggi 167 persen.
6.Defisit Anggaran
Pemerintah Argentina mencatat defisit anggaran 2,4 persen pada 2022, ini lebih rendah dari sebelumnya 3,1 persen.
Advertisement