Akuisisi Buka Jalan NICE Masuk Ekosistem Megaproyek LG Group di Indonesia

Tahun ini, PT Adhi Kartiko Pratama Tbk (NICE) memproyeksikan pendapatan dan laba bersih bisa naik di kisaran 5-10% year on year (yoy).

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 18 Mar 2024, 17:35 WIB
PT Adhi Kartiko Pratama Tbk (NICE)

Liputan6.com, Jakarta Perusahaan Korea Selatan LG Group melalui LX International Corp resmi mengambil alih PT Adhi Kartiko Pratama Tbk (NICE) pada 16 Januari 2024 lewat entitas berbadan hukum Indonesia, PT Energy Battery Indonesia (EBI).

EBI mengusai 60% saham NICE, sementara pemilik sebelumnya masih memegang 20% saham NICE, dan 20% sisanya dimiliki publik.

Langkah ini bisa membuka NICE salah satu pemain utama di industri nikel domestik dan perusahaan tambang kelas dunia.

Dengan masuknya LX International (dahulu bernama LG International Corp), maka rencana bisnis perseroan dipercaya bisa tereksekusi maksimal.

Dalam jangka pendek, perseroan akan menggenjot penjualan bijih nikel seiring dengan rencana peningkatan produksi dari 2 juta ton pada 2023 menjadi 2,5 juta ton tahun ini.

Kenaikan volume produksi dan penjualan ini diharapkan bisa mengompensasi harga nikel yang masih bergerak fluktuatif, sehingga kinerja keuangan perseroan bisa tumbuh positif. Tahun ini, NICE memproyeksikan pendapatan dan laba bersih bisa naik di kisaran 5-10% year on year (yoy).

Permintaan nikel, baik domestik maupun global diperkirakan akan terus meningkat sejalan dengan pengembangan industri kendaraan listrik dan baja.

The International Nickel Study Group (INSG) memperkirakan, permintaan nikel global akan meningkat dari 3,2 juta ton pada 2023 menjadi 3,5 juta ton tahun ini.

Permintaan ini diproyeksikan akan terus naik, khususnya yang berasal dari para produsen baterai kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV).

Seperti diketahui, LG Group merupakan salah satu investor besar yang membenamkan modalnya di Indonesia untuk menggarap megaproyek baterai EV.

LG Group membentuk konsorsium yang terdiri dari LG Energy Solution, LG Chem, Huayou, LX International, Posco Future M, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), dan Indonesia Batttery Corporation (IBC).

Total nilai investasi proyek ini ditaksir mencapai USD 9,8 miliar atau sekitar Rp153 triliun (kurs tengah Bank Indonesia 1USD = Rp15.624). Dengan demikian, NICE berpotensi menjadi bagian dari ekosistem bisnis jumbo LG Group di Indonesia.


Ekspansi Tambang

NICE berkomitmen untuk melanjutkan ekspansi tambang dengan melakukan eksplorasi dan akuisisi. Ini merupakan rencana jangka menengah yang disiapkan perseroan demi menunjang kinerja di masa mendatang.

Tidak hanya itu, perseroan juga berencana membangun smelter untuk mendukung kebijakan hilirisasi jangka panjang pemerintah.

Saat ini NICE memiliki lahan tambang seluas 1.975 Hektare (Ha) di Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara. Total sumber daya (resource) tambang perseroan mencapai 152,2 juta Wet Metric Ton (WMT), yang terdiri dari 90,2 juta WMT limonit dan 62 juta WMT saprolit.

Adapun, total cadangan (reserve) perseroan mencapai 83,5 juta WMT. Dari total reserve tersebut, sebesar 54,3 juta WMT dalam bentuk limonit dan 29,2 juta WMT berbentuk saprolit. Adapun, umur tambang NICE diperkirakan bisa mencapai 44,6 tahun.

NICE mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Januari 2024 dan bergerak dalam tren penguatan. Hingga penutupan 15 Maret 2024, harga saham NICE melonjak hampir 127% sejak listing perdana.


Rencana Ekspansi Adhi Kartiko Pratama Usai Debut

PT Adhi Kartiko Pratama Tbk resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa 9 Januari 2024 melalui mekanisme penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). Dok akp.co.id

PT Adhi Kartiko Pratama Tbk resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Selasa 9 Januari 2024 melalui mekanisme penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).

Jumlah saham yang ditawarkan dalam IPO ini adalah sebanyak 1.216.404.000 saham yang merepresentasikan 20 persen kepemilikan NICE.

Harga penawaran ditetapkan Rp 438 per lembar, sehingga nilai IPO NICE adalah Rp 532,78 miliar, dengan kapitalisasi pasar saham NICE mencapai Rp 2,66 triliun.

Selama proses penawaran umum, minat investor di porsi penjatahan terpusat cukup tinggi hingga terjadi kelebihan permintaan atau oversubscribed sebanyak 15,72 kali.

Besarnya minat terhadap saham NICE mengindikasikan bahwa investor publik merespon positif potensi kinerja perusahaan ke depannya.

"Kami apresiasi kepercayaan dan dukungan investor, baik investor strategis, LXI, investor institusi, maupun masyarakat yang berpartisipasi pada IPO AKP sehingga berhasil tercapainya oversubscribed sebanyak 15,72 kali," kata Direktur Utama PT Adhi Kartiko Pratama Tbk, Stevano Rizki Adranacus di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (9/1/2023).

Setelah tercatat di Bursa Efek Indonesia, NICE juga akan memulai fase baru dengan masuknya LX International Corp sebagai pemegang saham pengendali NICE yang baru (melalui PT Energy Battery Indonesia). LX International Corp akan memiliki 60 persen saham NICE dengan harga perolehan sama dengan harga IPO.

"Sesuai prospektus, runtutan proses yang menentukan jadinya mereka masuk atau tidak adalah IPO, dan ini sudah kita lakukan. Jadi next stepnya hanya akan terjadi deal closing dengan mereka di beberapa minggu mendatang," kata Stevano.

 


Cadangan 36 Juta Ton

Ilustrasi tambang nikel (dok: Foto AI)

Sebelumya melansir kedglobal.com, LX International Corp, unit perdagangan LX Group Korea Selatan, membeberkan rencana akuisisi 60% saham di perusahaan tambang Indonesia, PT Adhi Kartiko Pratama (AKP), dengan harga 132,9 miliar won (USD 101,3 juta). Akuisisi ini terkait langkah untuk memproduksi nikel, sebuah bahan inti untuk baterai listrik.

Tambang-tambang PT AKP di Pulau Sulawesi, Indonesia disebut memiliki cadangan nikel yang dapat ditambang yang diperkirakan mencapai sekitar 36 juta ton. Cadangan ini yang dapat digunakan untuk baterai 7 juta kendaraan listrik. 

"Tambang-tambang PT AKP memiliki infrastruktur yang bagus seperti jalan angkut, pit dan pelabuhan. Lokasinya juga sangat bagus - tambang-tambang tersebut berada di dekat kompleks industri nikel di pulau itu," kata seorang pejabat LX International seperti dikutip dari situ resmi perusahaan.

Perusahaan perdagangan ini berencana untuk menyelesaikan transaksi ini pada 29 Februari 2024, dan meningkatkan kapasitas produksi nikel tahunan perusahaan Indonesia dari 1,5 juta ton saat ini menjadi 3,7 juta ton pada tahun 2028.

LX International akan terus mengamankan nikel dan mengalihkan bisnis sumber daya alam utamanya dari batu bara ke mineral baterai mobil listrik, kata seorang pejabat dari perusahaan perdagangan tersebut.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya