Liputan6.com, Palembang - Anak-anak, orang dewasa, hingga lanjut usia tampak berbondong-bondong mengantre di depan Masjid Al-Mahmudiyah, atau yang dikenal dengan nama Masjid Suro Palembang.
Setiap sore hari, masjid diramaikan oleh para warga dari berbagai daerah, untuk mendapatkan bubur suro yang hanya hadir di bulan Ramadan saja.
Masjid Suro ini berada di Jalan Ki Gede Ing Suro Kelurahan 30 Ilir Kecamatan Ilir Barat II Palembang Sumatera Selatan (Sumsel).
Tradisi membagikan bubur suro secara gratis selama Ramadan, terus dilakukan secara turun temurun oleh pengelola Masjid Suro Palembang.
Baca Juga
Advertisement
Bubur suro identik dengan rasa gurih, asin, mengenyangkan dan sedikit berlemak dan mengenyangkan. Menu ini biasanya diburu para warga, sebagai salah satu menu takjil berbuka puasa.
Pengurus Masjid Al Mahmudiyah Riyanto mengatakan, tradisi pembagian bubur suro dilakukan setiap bulan Ramadan. Dana pembuatan bubur suro berasal dari swadaya masyarakat hingga jemaah masjid.
"Kalau resep bubur suronya, sudah ada dari turun temurun sejak lama. Setiap hari, kami membagikan sekitar 200 porsi bubur suro secara gratis ke warga yang datang ke masjid," ucapnya, Senin (18/3/2024).
Pembagian bubur suro sendiri dilakukan di Masjid Suro setiap sore, dari pukul 16.00 WIB hingga bubur suro habis. Setiap pagi, petugas Masjid Suro sudah menyiapkan bahan-bahan pembuatan bubur suro, mulai dari 8 kilogram (kg) beras, 3 kg daging sapi, dan rempah-rempah pilihan.
Pada siang harinya, petugas Masjid Suro memasak seluruh bahan-bahan bubur suro selama dua jam. Saat dimasak, adonan bubur suro harus diaduk terus-menerus hingga matang.
"Saat dimasak, harus terus diaduk agar bumbunya benar-benar meresap dan buburnya tidak gosong," katanya.
Tradisi pembagian bubur suro di bulan Ramadan, tak pernah berhenti digelar di Masjid Suro, salah satu masjid tertua di Kota Palembang.
Dibangun Tahun 1889
Masjid yang berada di simpang tiga kawasan Tangga Buntung Palembang ini, dibangun ulama besar Kyai Haji Abdurrahman Delamat, di atas wakaf milik Kiagus Haji Khotib Mahmud.
Dulunya, Masjid Suro ini pertama kali dibangun sekitar tahun 1889 atau 1310 Hijriah. Masjid ini juga menjadi saksi bisu perkembangan syariah Islam di Palembang.
Saat pertama kali dibangun, ukuran Masjid Suro hanya seluas 17x17 meter. Lalu di tahun 1950-an, masjid ini direnovasi dengan memperluas di sisi kiri kanan ruangan masjid seluas 17x7 meter.
Lalu pada 2000, Masjid Suro kembali diperluas di bagian ruangannya sebesar 15x5 meter, yang bisa menampung sekitar 800 orang.
Di bulan Ramadan, Masjid Suro juga selalu menjadi tempat ibadah salat berjemaah tarawih, yang selalu dipadati jemaah.
Karena merupakan salah satu masjid tertua di Palembang, Masjid Suro juga kerap menjadi lokasi wisata religi yang sering didatangi wisatawan.
Advertisement