Liputan6.com, Jakarta - PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) mencatat pertumbuhan kinerja keuangan sepanjang 2023 yang ditunjukkan dari pendapatan dan laba.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa (19/3/2024), PT Summarecon Agung Tbk mencatat pendapatan Rp 6,65 triliun pada 2023. Pendapatan Perseroan tumbuh 16,42 persen dari periode 2022 sebesar Rp 5,71 triliun.
Advertisement
Beban pokok penjualan dan beban langsung bertambah 21,31 persen menajdi Rp 3,29 triliun pada 2023. Pada 2022, beban pokok penjualan dan beban langsung tercatat Rp 2,71 triliun.
Meski demikian, Perseroan mencatat pertumbuhan laba kotor sebesar 11,99 persen pada 2023. Perseroan meraup laba kotor Rp 3,35 triliun dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,99 triliun.
Perseroan mencatat kenaikan beban penjualan menjadi Rp 420,76 miliar pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 321,56 miliar. Beban umum dan administrasi bertambah menjadi Rp 1,03 triliun pada 2023 dari 2022 sebesar Rp 952,34 miliar.
Penghasilan operasi lain naik menjadi Rp 18,34 miliar pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 16,3 miliar. Beban operasi lain Perseroan terpangkas menjadi Rp 6,73 miliar pada 2023 dari 2022 sebesar Rp 33,81 miliar.
Dengan melihat kinerja itu, laba usaha Summarecon Agung naik 11,89 persen menjadi Rp 1,91 triliun pada 2023. Pada 2022, laba usaha tercatat Rp 1,70 triliun.
PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) mencatat laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh 22,48 persen menjadi Rp 765,96 miliar pada 2023 dari 2022 sebesar Rp 625,37 miliar. Dengan demikian, laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik menjadi Rp 46,40 pada 2023 dari periode 2022 sebesar Rp 37,88.
Aset Perseroan
PT Summarecon Agung Tbk mencatat ekuitas Rp 12,30 triliun pada 2023 dari periode 2022 sebesar Rp 11,75 triliun. Total liabilitas naik 13,07 persen menjadi Rp 18,8 triliun pada 2023 dari 2022 sebesar Rp 16,6 triliun. Aset bertambah 9,6 persen menjadi Rp 31,16 triliun pada 2023. Pada 2022, aset Perseroan sebesar Rp 28,43 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 3,2 triliun pada 2023.
Pada penutupan perdagangan saham Senin, 18 Maret 2024, saham SMRA naik 1,96 persen ke posisi Rp 520 per saham. Saham SMRA dibuka stagnan di posisi Rp 510 per saham. Saham SMRA berada di level tertinggi Rp 530 dan terendah Rp 510 per saham. Total frekuensi perdagangan 6.620 kali dengan volume perdagangan 773.951 saham. Nilai transaksi Rp 40,2 miliar.
Advertisement
Dirikan 2 Perusahaan Patungan
Sebelumnya diberitakan, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) melalui dua anak perusahaan terkendali, yakni PT Summarecon Investment Property (SMIP) dan PT Summarecon Property Development (SMPD) sepakat untuk mendirikan dua perusahaan patungan berbentuk perseroan terbatas berdasarkan hukum negara Republik Indonesia bersama dengan PT Setiawan Dwi Tunggal (SDT).
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (19/12/2023), SMPD dan SDT telah mendirikan PT Surya Selatan Cemerlang (SSCM).
Perusahaan ini didirikan untuk menjalankan kegiatan usaha terkait proyek pendirian, pengoperasian dan pengembangan apartemen, perumahan, rumah/toko, dan atau bentuk lainnya yang akan disepakati di kemudian hari.
SMIP dan SDT telah mendirikan PT Mahakarya Selatan Cemerlang. Perusahaan ini didirikan untuk menjalankan kegiatan usaha terkait proyek pendirian, pengoperasian dan pengembangan pusat perbelanjaan (mall).
"Kejadian, informasi dan fakta material tersebut tidak berdampak secara negatif terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha perseroan," ungkap Sekretaris Perusahaan PT Summarecon Agung Tbk, Jemmy Kusnadi.
Merujuk data RTI, saham SMRA stagnan atau mengalami perubahan 0,00 persen pada perdagangan Senin, 18 Desember kemarin.
Saham SMRA parkir di posisi 560. Dalam sepekan, harga saham SMRA naik 1,82 persen. Sedangkan dalam satu tahun terakhir, harga saham SMRA susut 1,75 persen.
Summarecon Agung Tawarkan Obligasi Rp 900 Miliar
Sebelumnya diberitakan, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) menerbitkan obligasi berkelanjutan tahap II tahun 2023 senilai Rp 900 miliar. Lantas, bagaimana prospek saham SMRA?
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), obligasi itu bagian dari penawaran umum berkelanjutan obligasi berkelanjutan IV Summarecon Agung sebesar Rp 3 triliun. Obligasi yang ditawarkan ini terdiri dari dua seri yakni seri A dan B.
Seri A, jumlah obligasi yang ditawarkan Rp 468 miliar dengan bunga obligasi 7,35 persen per tahun. Jangka waktu obligasi tiga tahun. Seri B, jumlah obligasi yang ditawarkan Rp 432 miliar dengan bunga obligasi 8 persen. Jangka waktu obligasi lima tahun. Pembayaran dua obligasi tersebut dilakukan secara penuh sebesar 100 persen pada saat tanggal jatuh tempo.
Pembayaran bunga obligasi pertama akan dilakukan pada 13 Januari 2023, sedangkan pembayaran bunga obligasi terakhir sekaligus jatuh tempo obligasi masing-masing seri obligasi pada 13 Oktober 2026 untuk obligasi seri A dan obligasi seri B pada 13 Oktober 2028.
PT Summarecon Agung Tbk akan memakai dana penerbitan obligasi setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan untuk pengembangan usaha di bidang properti sebesar 85 persen. Kemudian sekitar 15 persen untuk modal kerja perseroan dan atau perusahaan anak yang akan digunakan untuk kegiatan operasional.
Penyaluran dana kepada perusahaan anak akan diberikan oleh perseroan dalam bentuk pinjaman dengan persyaratan dan kondisi yang berlaku umum pada saat pinjaman diberikan dan atau melalui penyertaan modal.
Advertisement