Liputan6.com, Jakarta - Presiden Direktur PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) Francis Lay Sioe Ho melepas 200.000 saham BFIN pada pertengahan Maret 2024.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (19/3/2024), Presiden Direktur PT BFI Finance Indonesia Tbk Francis Lay Sioe Ho menjual 200.000 saham BFIF dengan harga Rp 1.315 per saham pada 13 Maret 2024. Dengan demikian, nilai penjualan saham tersebut sekitar Rp 263 juta.
Advertisement
“Tujuan dari transaksi pelepasan investasi. Status kepemilikan langsung,” tulis Direktur BFI Finance Indonesia Andrew Adiwijanto.
Setelah penjualan saham itu, Francis Lay Sioe Ho mengenggam 343.908.180 saham BFIN atau 2,15 persen dari sebelumnya 344.108.180 atau setara 2,16 persen.
Pada penutupan perdagangan saham Senin, 18 Maret 2024, saham BFIN ditutup naik 0,78 persen ke posisi Rp 1.300 per saham. Nilai transaksi saham BFIN sebesar Rp 20,57 miliar dan volume perdagangan 15,76 juta saham. Total frekuensi perdagangan 2.195 kali.
Sementara itu, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergejolak pada perdagangan saham Senin, 18 Maret 2024. Pergerakan IHSG tersebut terjadi di tengah mayoritas sektor saham yang menghijau.
Mengutip data RTI, IHSG melemah 0,35 persen ke posisi 7.302,44. Indeks LQ45 turun 0,39 persen ke posisi 993,60. Sebagian besar indeks saham acuan memerah.
Pada perdagangan awal pekan ini, IHSG bergerak di level tertinggi 7.358,55 dan level terendah 7.300,94. Sebanyak 256 saham melemah sehingga menekan IHSG. Namun, 266 saham menguat sehingga tahan koreksi IHSG. 252 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.196.201 kali dengan volume perdagangan 17,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,7 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.675.
Investor asing membeli saham Rp 97,74 miliar pada awal pekan ini. Dengan demikian, sepanjang 2024, investor asing membeli saham Rp 26,20 triliun.
BFI Finance Indonesia Prediksi Pembiayaan Kembali Normal pada Kuartal IV 2023
Sebelumnya diberitakan, PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) prediksi penyaluran pembiayaan akan kembali normal pada kuartal IV 2023. Selain itu, perseroan akan fokus utama pembiayaan pada kendaraan bekas dan alat berat.
Selain itu, Direktur Keuangan PT BFI Finance Indonesia Tbk, Sudjono menuturkan, pihaknya membidik pembiayaan baru dapat mencapai Rp 20 triliun-Rp 21 triliun pada 2023. Pembiayaan baru perseroan tercatat Rp 10,3 triliun hingga semester I 2023. Pembiayaan baru itu naik 20,8 persen year on year (YoY) dibandingkan periode sama 2022.
Pada kuartal III 2023, kinerja BFI Finance Indonesia cenderung mendatar, salah satunya dipicu oleh serangan siber yang sempat terjadi pada jaringan information technology (IT) Perseroan.
“Kurang lebih flat. Karena, kami kena sedikit problem di akhir semester I 2023, kena serangan siber. Itu memengaruhi sedikit, kami mesti ngerem sedikit. Tapi, di kuartal IV 2023 akan normal kembali. Sementara ini, kami lagi berbenah, jadi waktu berbenah kami enggak berani agresif dulu,” tutur dia seperti dikutip dari Antara, ditulis Minggu (10/9/2023).
Sedangkan mengenai strategi pembiayaan, Sudjono menuturkna, perseroan akan tetap fokus pada valuasi yang benar, target konsumen yang benar, dan credit procces yang benar.
Advertisement
Fokus 2023
Ia mengatakan, fokus utama pembiayaan perseroan tetap pada kendaraan bekas dan alat-alat berat, seiring dengan peningkatan kinerja pada segmen itu pada 2023.
"Tahun ini pertumbuhan di alat berat lebih kencang dibandingkan dengan ritel. Pada alat berat tumbuh sekitar 40-an persen tahun ini dari sisi penyauran pembiayaan, sedangkan di ritel lebih di bawahnya,” kata dia.
Adapun BFI menjaga risiko kredit yang relatif rendah dengan tingkat pembiayaan bermasalah atau non-performing financing (NPF) neto terjaga pada 0,79 persen selama semester I 2023.
Laba bersih perseroan tercatat Rp 848,4 miliar pada periode tersebut. Sedangkan total pendapatan Rp 3,2 triliun atau bertambah 30,3 persen (yoy) dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.