Liputan6.com, Kota Batu - Penjabat (Pj) Wali Kota Batu Aries Agung Paewai menyatakan, pihaknya menyiapkan relokasi sekolah satu atap di Dusun Brau, Desa Gunungsari, Kota Batu, Jawa Timur, yang terdampak bencana tanah gerak atau likuifaksi.
"Kami mencarikan solusi bersama camat dan kades agar bisa mendapatkan tanah yang tidak jauh dari sekolah yang lebih aman, sehingga bisa kita bangun sekolah baru," kata Aries, Selasa (19/4/2024).
Advertisement
Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu, pada Kamis (14/3) terjadi bencana tanah gerak yang dipicu hujan intensitas tinggi dan berdampak terhadap sejumlah areal persawahan, rumah warga dan sekolah satu atap di Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji.
Tercatat, sekolah satu atap mengalami kerusakan berupa retaknya tembok bangunan, sepuluh rumah mengalami kerusakan yang sama dengan dimensi antara 10 hingga 18 sentimeter dan jalan aspal di ambles sedalam 20 hingga 30 sentimeter.
"Posisi sekolah satu atap sangat rawan dan akan berdampak terhadap keselamatan siswa apabila dibiarkan tetap bersekolah disana," katanya.
Selain memperhatikan kondisi sekolah satu atap tersebut, lanjutnya, Pemkot Batu juga sedang mencari solusi untuk sepuluh rumah warga yang terdampak bencana tanah gerak tersebut. Rencana relokasi akan difasilitasi oleh pemerintah daerah setempat.
"Kejadian ini hampir tiap tahun, maka harus menjadi perhatian kita bersama. Semakin cepat semakin baik, 10 rumah juga akan dikaji secara utuh, jika berdampak terhadap lingkungan, kita akan relokasi pelayanan dasar seperti sekolah terlebih dahulu," tambahnya.
Ditemukan Lapisan Tanah yang Mengandung Air
Sementara itu, Ahli Geoteknologi Politeknik Negeri Jakarta Putera Agung menambahkan analisa kondisi Dusun Brau berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan beberapa waktu yang lalu ditemukan aquifer atau lapisan tanah yang mengandung air.
"Kami mengukur tekanan air pori di bawah dan ada aquifer yang besar, jika tidak didukung dengan kondisi tanah, kami merekomendasikan untuk mereduksi dengan relokasi dan mengembalikan fungsi alamnya dengan menanam tanaman keras," tambahnya.
BPBD Kota Batu telah melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk melakukan relokasi area dan bangunan terdampak. Saat ini, BPBD Kota Batu bersama warga sudah melakukan penutupan jalan aspal yang retak dengan menggunakan cor.
Sebagai upaya tindak lanjut, BPBD mendorong adanya alih fungsi kawasan rawan tanah gerak mengingat hasil kajian sejumlah lembaga, termasuk akademisi beberapa tahun lalu, kawasan tersebut tidak direkomendasikan untuk ditempati, karena kondisi tanah yang labil.
Advertisement