Liputan6.com, Jakarta - Nvidia, perusahaan pembuat chip dan perangkat lunak yang berbasis di Santa Clara, California, Amerika Serikat, pada Senin (18/3/2024) mengumumkan kerjasama dengan BYD dan beberapa produsen otomotif asal China lainnya dalam konferensi pengembang tahunan perusahaannya di San Jose.
Dilansir dari Reuters, Nvidia memperkenalkan jajaran chip baru yang dirancang untuk menjalankan chatbot di dalam kendaraan bernama 'Drive Thor' dalam rangka menjaga posisi dominasi perusahaan di industri AI.
Advertisement
Dalam agenda yang melibatkan peluncuran GPU AI baru Blackwell B200 milik Nvidia, pihaknya juga memperluas kolaborasi dengan BYD, Xpeng, dan merek Hyper dari GAC Aion untuk mengembangkan teknologi kendaraan pintar dengan kemampuan self-driving dan infotainment yang didukung AI.
Wakil Presiden Otomotif Nvidia, Danny Saphiro mengungkapkan BYD akan mengadopsi chip Nvidia ke dalam mobilnya di generasi BYD tahun depan.
Saphiro juga menyebutkan bahwa keputusan penggunaan teknologi Nvidia oleh BYD bertujuan untuk merampingkan pabrik dan rantai pasokan milik perusahaan otomotif China tersebut.
Selain tiga pabrikan otomotif China tersebut, sebelumnya, Zeekr, unit dari Geely Automobile dan Li Auto telah lebih dulu mengumumkan akan menggunakan Drive Thor milik Nvidia di mobilnya.
Keputusan jajaran merek mobil China beralih ke Nvidia, perusahaan teknologi ternama yang telah dikenal secara luas ini salah satunya adalah untuk mengimbangi kekurangan mereka dalam pengenalan merek di pasar global.
"Ada banyak sekali produsen mobil Tiongkok," kata Shapiro.
"Mereka mempunyai banyak insentif untuk berinovasi, banyak peraturan yang menguntungkan," tambahnya memuji produksi massal kendaraan listrik China yang sedang menjamur.
Kerja Sama yang Mungkin Menguntungkan
Di tengah regulasi yang mempersulit produsen China untuk masuk ke pasar Eropa dan Amerika, keputusan penggunaan komponen dari Nvidia juga menjadi langkah yang menguntungkan bagi produsen otomotif China untuk memperluas pasarnya.
Sebelumnya, Presiden Joe Biden mengumumkan kecurigaannya pada kendaraan yang dilengkapi komponen teknologi terintegrasi buatan China dan beberapa negara lainnya yang menjadi perhatian pada akhir Februari lalu. Dirinya menginstruksikan Menteri Perdagangan AS untuk memulai penyelidikan terhadapnya.
Joe Biden menyebut mobil-mobil China dan yang mengadopsi teknologi terintegrasi buatan China itu bisa memata-matai orang-orang Amerika dan menghimpun data darinya.
"Kendaraan yang terkoneksi dari China dapat mengumpulkan data sensitif tentang warga negara dan infrastruktur kami dan mengirimkan data ini kembali ke Republik Rakyat China," tandas Biden.
Dengan bagian kecerdasan mobil-mobil China yang akan diurus oleh pabrikan teknologi Amerika kali ini, kecurigaan yang mengintai pemerintah Barat tentu tidak lagi jadi persoalan.
Di Benua Biru Eropa, mobil China walaupun sudah memulai penjualannya, akan mengenakan tarif impor yang tinggi untuk mobil-mobil listrik asal Negeri Tirai Bambu tersebut dan mengenakan regulasi anti-subsidi demi melindungi produsen otomotif lokal dari persaingan harga yang ditawarkan China.
Advertisement