Netralitas Jokowi Disorot di Sidang PBB, Airlangga: Itu Biasa

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menanggapi santai soal netralitas Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang disorot dalam Sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Airlangga menilai tak ada masalah dari sikap Jokowi di Pemilu 2024.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 19 Mar 2024, 14:10 WIB
Presiden Indonesia Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan pidato secara virtual di Sidang Majelis Umum PBB, Rabu (22/9/2021). "Harapan besar masyarakat dunia harus kita jawab dengan langkah nyata, dengan hasil yang jelas," jelas Jokowi. (UN Web TV via AP)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menanggapi santai soal netralitas Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang disorot dalam Sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Airlangga menilai tak ada masalah dari sikap Jokowi di Pemilu 2024.

Airlangga mengatakan, hampir semua presiden di dunia memiliki partai politik seperti, mantan Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yeuw dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Hal ini membuat setiap presiden memiliki keberpihakan politik.

"Enggak ada tanggapan. Hampir semua presiden punya partai, Lee Kuan Yeuw PAP (Partai Aksi Rakyat), Joe Biden dari Demokrat. Itu biasa," ujarnya.

Menurut dia, Jokowi juga merupakan anggota partai politik. Namun, Airlangga tak menyebut apa partai politik Jokowi saat ini.

"Pak Jokowi kan partainya juga jelas," ucap Airlangga.

Netralitas Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam Pemilu 2024 menjadi sorotan dalam Sidang Komite Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa, Swiss, Selasa 12 Maret 2024.

Pertanyaan dilontarkan anggota Komite HAM PBB dari Senegal, Bacre Waly Ndiaye kepada perwakilan Indonesia yang hadir. Dia menyoroti pencalonan Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Jokowi sebagai calon wakil presiden di Pilpres 2024.


Timnas AMIN: Tamparan Keras

Juru Bicara (Jubir) Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) menilai, pertanyaan anggota Komite HAM PBB terhadap urusan politik domestik Indonesia sebagai bentuk tamparan keras bagi pemerintah.

"Tentu kita perlu melihat ini sebagai tamparan keras bagi pemerintah, dimana isu yang harusnya menjadi isu domestik menjadi perhatian internasional," kata Billy saat dikonfirmasi, dikutip Senin (18/3/2024).

Selain itu, Billy memandang pertanyaan ihwal netralitas Presiden Jokowi itu juga sebagai suatu teguran. Maka, kata Billy pemerintah perlu memandang hal itu dengan serius.

"Dengan teguran semacam ini saya rasa selesai tanggal 14 Februari pun perhatian publik bukan hanya di dalam negeri tapi juga di luar negeri terus meningkat. Dan pemerintah perlu mengambil langkah serius atas hal tersebut," ucap Billy.

Terlebih, kata Billy netralitas Jokowi seorang kepala negara dipertanyakan di forum PBB. Dia meyakini, di forum itu hadir orang-orang yang memiliki kredibilitas kuat.

"Tentang isu-isu demikian itu kita juga perlu lihat dalam kacamata internasional bagaimana indonesia harus berperan lebih aktif untuk menjelaskan situasi apa yang terjadi di negerinya ke kancah internasional," ucap Billy.

"Dan tentu yang patut kita pertanyakan juga adalah bagaimana selama ini komitmen Indonesia hadir di forum-forum internasional terutama presiden," sambungnya.


Tunggu Bersama

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menanggapi pertanyaan apakah dirinya masih optimistis Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024 berlangsung satu putaran.

Jokowi pun mengajak semua pihak untuk menunggu bersama-sama hasil Pilpres 2024.

"Ya kita tunggu bersama-sama," kata Jokowi kepada wartawan usai mencoblos di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2/2024).

Diketahui, Jokowi mencoblos di TPS 10 Kelurahan Gambir bersama Ibu Negara Iriana. Jokowi dan Iriana berada di bilik suara selama tiga menit, sebelum memasukan surat suara ke kotak.

Usai mencoblos, Jokowi mengatakan dirinya akan berkegiatan di Istana Kepresidenan. Dia tak menjawab saat ditanya dimana akan memantau proses penghitungan suara atau quick count.

"Enggak setelah dari sini langsung kembali ke Istana. Mungkin di Jakarta, mungkin di Bogor," ucap Jokowi.

Jokowi berharap Pemilihan Umum atau Pemilu 2024 dapat berlangsung jujur, adil, langsung, umum, dan rahasia (jurdil dan luber). Dia ingin Pemilu 2024 bisa menjadi pesta rakyat yang bisa membawa kegembiraan bagi masyarakat.

"Ya ini adalah pesta demokrasi kita berharap ini betul-betul jadi pesta rakyat, dan juga berlangsung dengan jurdil, luber dan diiktui oleh seluruh rakyat Indonesia dengan kegembiraaan karena ini adalah pesta rakyat. Pesta demokrasi," jelas Jokowi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya