Liputan6.com, Lamongan Percepatan pemasangan pompa di lahan-lahan tadah hujan Pulau Jawa yang masih kering akibat dampak el nino panjang, dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan). Salah satunya adalah di Kabupaten Lamongan yang memiliki lahan kering seluas 30 ribu hektare dari total 94.460 hektare.
Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan, Ali Jamil mengatakan bahwa saat ini ada lebih dari 2 juta hektare lahan kering yang perlu mendapat saluran air. Untuk mengejar target tersebut, maka, satu juta hektar di antaranya termasuk di Kabupaten Lamongan akan segera dipompa melalui sungai-sungai yang ada.
Advertisement
"Kami bersama Dirjen SDA PUPR dan juga pihak terkait lainya sudah merapatkan ini semua untuk segera kita persiapkan MT II. Bagaimana kita maksimalkan paling tidak satu juta kita amankan. Misalnya 500 ribu hektare di Pulau Jawa dan 500 ribu lainya di luar Pulau Jawa. Termasuk yang di Lamongan," ujar Ali Jamil usai meninjau percepatan tanam di Desa Pringgoboyo dan Desa Turi, Lamongan, Jawa Timur, Selasa (19/3).
Menurut Ali Jamil, sistem pompa nantinya akan mengairi sawah-sawah yang hanya satu kali tanam meningkat menjadi dua bahkan tiga kali tanam dalam setahun. Bila hal ini berhasil, maka, Indonesia dalam waktu dekat tidak perlu bergantung pada kebijakan impor.
"Kita punya potensi lahan tadah hujan seluas 3 juta hektare. Nah tadah hujan itu rata-rata baru satu kali tanam per tahun. Dan kemudian sebagai dampak el nino maka tidak sedikit yang gagal. Untuk itu, sebagai alternatifnya kami giatkan pompa untuk mengaktifkan sawah-sawah kita pada masa tanam dua nanti," katanya.
Bupati Lamongan Yuhronur Efendi menyambut baik upaya Kementan dalam mempercepat proses tanam melalui pompanisasi. Dia berharap, dengan cara itu Lamongan dapat kembali meningkatkan indeks pertanamannya menjadi tiga kali dalam setahun.
"Yang pasti, saat ini dari 94.460 baku sawah kita, 30 ribu di antaranya adalah lahan tadah hujan. Dan kita sambut baik apa yang disampaikan pak menteri dan pak dirjen. Kami berharap ke depan bisa meningkatkan ip menjadi dua dan tiga," katanya.
Diketahui, di Desa Turi Kec Pringgoboyo Kabupaten Lamongan tersebut terdapat saluran air yang dibangun sejak tahun 1990an dan baru direhab kembali pada 2018 dan 2022. Di sana, terdapat 10 pintu air dan luas lahan 224 hektare. Saluran tersebut nantinya akan dioptimalkan untuk menyalurkan air dari pompa dan menjadi sumber irigasi.
Sebelumnya di Bojonegoro, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta gerakan pompanisasi dilakukan secara maksimal. Untuk itu, kepala dinas dan juga pihak terkait harus segera melakukan pengecekan terhadap sungai-sungai besar yang masih tersedia air disaat musim kemarau.
"Luas lahan tadah hujan disini kan 40%. Nah 40% di sini berapa yang nempel ke bengawan solo atau sungai brantas harus dilakukan pengecekan dan pasang pompa secara maksimal," katanya.
Mentan mengatakan pompanisasi menjadi solusi cepat mengingat saat ini tidak semua daerah diguyur hujan. Artinya, masih ada daerah-daerah kering akibat dilanda el nino gorila alias musim kering ekstrem yang berujung pada darurat pangan.
Untuk mendukung upaya tersebut, kata Mentan, semua pihak harus terlibat baik dari TNI, Polri, Kejaksaan, petani maupun dukungan langsung dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) yang memiliki peta kondisi sungai. Kolaborasi yang dilakukan, menurutnya harus efisien dan efektif.
"Bahkan dari BBWS, sudah sepakat ya 200 pompa keluar. Nah bapak ibu sekalian, ini dicek baik baik berapa pompa dibutuhkan untuk menaikan indeks tanam," kata Mentan.
(*)