Airlangga Hartarto Disebut Faktor yang Buat Suara Golkar Melonjak

Berdasarkan hasil rekapitulasi sementara Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Pemilu 2024 partai Golkar masih berada di posisi kedua, di mana suaranya berbeda tipis dari PDIP yang berada di posisi teratas.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 20 Mar 2024, 09:55 WIB
Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar Airlangga Hartarto di Cirebon, Jawa Barat, Rabu (24/1/2024). (Liputan6.com/Nanda Perdana Putra).

Liputan6.com, Jakarta Berdasarkan hasil rekapitulasi sementara Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Pemilu 2024 partai Golkar masih berada di posisi kedua, di mana suaranya berbeda tipis dari PDIP yang berada di posisi teratas.

Terkait hal ini, pengamat politik Wijaya Mapasomba menuturkan, lonjaknya suara Golkar disebabkan beberapa hal. Namun, salah satunya sosok ketua umumnya Airlangga Hartarto.

"Menurut dia, kepemimpinan Airlangga di internal Golkar mampu memimpin dan menggerakan mesin politik partai tersebut secara massif sehingga berkontribusi positif bagi kemenangan Golkar dan pasangan Prabowo-Gibran.

"Ini harus diakui bahwa pengaruh Airlangga yang membangun konsolidasi yang kuat dari internal sampai ke masyarakat paling bawah menyebabkan lonjakan suara Partai Golkar," kata Wijaya dalam keterangannya, Rabu (20/3/2024).

Selain itu menurut dia, faktor kedua adalah militansi kader-kader Golkar yang terjun langsung di tengah-tengah masyarakat menyerap aspirasi.

Hal tersebut tidak lepas dari peran Airlangga sebagai nahkoda partai sehingga jumlah perolehan kursi Partai Golkar naik signifikan.

"Kalau suara partai naik kan pasti tergantung siapa Ketua Umumnya, nah pada saat ini kan Airlangga Ketua Golkar berarti keberhasilan ini suatu pembuktian dari kepemimpinan beliau," ujarnya.

Menurut Wijaya, Airlangga memang benar-benar tepat menempatkan calon legislatif (caleg) di sejumlah daerah yang berpotensi menang.

"Inilah kehebatan Airlangga pendekatannya kepada figur yang berpengaruh di daerah itu, kemudian diusung menjadi caleg Golkar, akhirnya terbukti banyak caleg Golkar yang lolos ke Parlemen dan ini tidak bisa dinafikan bahwa memang kerja Airlangga," terangnya.

 


Tak Dapat Efek Ekor Jas

Wijaya tak setuju adanya anggapan bahwa suara Partai Golkar naik signifikan lantaran efek mengusung pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Justru sebaliknya menurut dia, berkat Partai Golkar perolehan suara Prabowo-Gibran naik di beberapa daerah.

"Kalau ada yang mengatakan bahwa suara Partai Golkar naik karena mengusung Prabowo-Gibran, ya saya pikir tidak tepat. Karena Golkar merupakan partai besar dan salah satu partai tertua, tidak mungkin mengejar efek ekor jas Prabowo-Gibran," tuturnya.

 


Hasil Kerja Airlangga

Selain itu, tambah Wijaya, kemenangan Partai Golkar di 15 Provinsi juga tidak lepas dari hasil kerja Airlangga sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN).

"Masyarakat melihatnya ke arah itu, semenjak (Airlangga) menjadi menteri konsisten menjalankan tugasnya melayani membuat kebijakan yang langsung menyentuh ke masyarakat paling bawah, Pak Airlangga juga bukan pemimpin yang kontroversial," katanya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya