Liputan6.com, Jakarta - Gerakan #nopoo dan #nosampoo marak di media sosial dalam beberapa tahun terakhir dan banyak diikuti kalangan remaja laki-laki dan dewasa. Beberapa TikToker mengklaim bahwa dengan tidak menggunakan sampo, kondisi rambut mereka menjadi lebih baik.
Mengutip New York Post pada Rabu, 20 Maret 2024, Kainoa Lam, yang memiliki akun TikTok bernama @kainoalam, mengunggah video di musim gugur yang mengatakan bahwa rambutnya menjadi lebih tebal setelah dia berhenti menggunakan sampo selama tujuh bulan.
Advertisement
"Setelah saya tidak keramas (pakai sampo), rambut saya menjadi sangat bergelombang, menjadi lebih tebal, lebih bertekstur, dan mulai berbau lebih harum," klaimnya.
Selain Lam, ada juga kreator konten TikTok Humza Islam yang turut menggemborkan tren cuci rambut tanpa sampo tersebut. Pemilik akun TikTok @humza.islam itu mengunggah video yang mengajari pengikutnya cara berhenti menggunakan sampo pada 2023.
Dalam video tersebut, dia menginstruksikan kepada orang-orang untuk tidak menggunakan sampo saat mencuci rambut dan kulit kepala secara menyeluruh. Dia menyarankan untuk membeli sikat peluit papan, sisir kayu bergigi jarang, dan filter shower.
Dia mengatakan orang yang melakukan cara ini harus menggunakan air daripada sampo dan kondisioner dan juga harus menghabiskan banyak waktu untuk memijat kulit kepala mereka. Dalam sebuah video yang diunggah pada 2022, Islam mengatakan bahwa untuk masa awal-awal keramas tanpa sampo terasa seperti "neraka", tapi sekarang ia mengaku rambutnya jauh lebih sehat.
Rambut Sehat dan Tebal Tanpa Sampo
Islam menyatakan kepada The Post, "Saya tidak mengalami kerontokan rambut dan rambut saya terasa lebih tebal. Saya tidak keramas dengan sampo, tapi saya membilas rambut saya dengan air dua hari sekali. Saya juga menggunakan cuka sari apel di rambut saya setiap minggu."
Islam menyebut ada kesalahpahaman di masyarakat terkait tren anti-sampo. Menurutnya, banyak yang mengira tren itu berarti tidak mencuci rambut sama sekali, padahal maksudnya hanya mengganti sampo dengan produk lain.
"Meskipun hanya sebagian kecil orang yang melakukan hal tersebut, hal ini sangat jarang terjadi. Orang yang berhenti menggunakan sampo hampir selalu menggunakan produk lain yang tidak terlalu berbahaya," jelasnya.
"Saya menggunakan air dan cuka sari apel, yang lain mungkin menggunakan sabun castile sulingan, soda kue, dan banyak metode alternatif lainnya. Menggabungkan semua ini dengan pemijatan menyeluruh pada kulit kepala akan menghilangkan sebagian besar debu dan kotoran sehari-hari. Sampo tidak dibutuhkan oleh kebanyakan orang, kecuali rambut Anda berminyak sepanjang waktu," imbuhnya.
Advertisement
Asal-mula Tren Tanpa Sampo
Seorang global educator di perusahaan perawatan rambut EIDEAL, Sam Carpenter mengatakan kepada Healthline pada November 2023 bahwa ide di balik anti-sampo adalah untuk "melatih" rambut agar hanya perlu dicuci sesekali. Namun, ia tidak menyarankan hal tersebut.
"Hal ini berasal dari keyakinan bahwa bahan kimia seperti sulfat (yang terdapat dalam banyak produk perawatan rambut) mengeringkan helai rambut sehingga menyebabkan produksi minyak alami berlebih dan dengan melatih rambut dan kulit kepala, rambut akan kembali ke kondisi alami dan sehatnya," katanya menjelaskan.
Dilihat dari kolom komentar video yang diunggah Lam, beberapa orang mulai mengikutinya dan testimoni dari mereka setelah mencoba tren tersebut, mereka mengaku tidak ingin mengulanginya lagi.
"Rambutku mulai rontok dan berketombe," klaim seseorang. "Bro aku melakukannya dan hampir botak (aku tidak keramas selama 1 tahun)," yang lain berbagi.
"Dilakukan sejak awal Januari, ketombe, rambut menipis, dan keriting+kering. Tampaknya rambutku tidak dibuat untuk itu," keluh warganet berbeda.
Dampaknya Menurut Dermatologis
Spesialis kulit merespons gerakan keramas tanpa sampo tersebut. Mereka memperingatkan bahwa jika seseorang tidak memakai sampo, dapat menyebabkan ketombe, mengiritasi kulit kepala, menghambat pertumbuhan rambut, dan memperburuk masalah kulit kepala.
"Kondisi yang membuat kulit kepala gatal bisa berarti orang menggaruk, mematahkan rambut sampai ke akarnya," kata dokter kulit dan spesialis kulit kepala, Dr. Anastasia Therianou, yang berbasis di London, kepada Daily Mail. "Tetapi juga, jika keringat, minyak, dan kotoran menyumbat folikel, rambut tidak akan tumbuh seefisien mungkin," tambahnya.
Therianou juga mengatakan bahwa dengan tidak menggunakan sampo, dapat menyebabkan peradangan dan pengelupasan sehingga perlu diobati dengan sampo antijamur. Seorang dokter spesialis kulit lainnya, Dr. Angela Tewari, juga tidak setuju dengan tren tersebut. Dia tidak menemukan bukti bahwa tren tersebut akan membuat rambut jadi sehat.
"Pendekatan ini didasarkan pada teori bahwa jika Anda hanya mencuci rambut dengan air, kulit kepala Anda akan menyesuaikan dan memproduksi minyak dalam jumlah yang tepat untuk menjaga rambut Anda dalam kondisi optimal. Namun saya tidak dapat menemukan bukti apa pun yang menunjukkan hal tersebut," kata Tewari yang berbasis di London.
"Selain itu, kulit kepala dan rambut Anda mengumpulkan kotoran, minyak, dan keringat dan untuk menghilangkannya secara efektif, Anda memerlukan surfaktan (yaitu surfaktan. deterjen pembersih). Air saja tidak akan menghilangkan kotoran dan minyak tersebut," tambahnya.
Advertisement