Liputan6.com, Mamuju - Sulbar menjadi salah satu dari 19 provinsi yang mampu menekan angka prevelensi stunting di Indonesia. Sulbar mampu menekan angka prevelensi stunting hingga 4,7 persen di 2023 menjadi terbaik ketiga secara nasional.
Kadis Kominfopers Sulbar, Mustari Mula mengatakan, 2022 lalu angka prevelensi stunting di Sulbar diangka 35 persen. Namun, pada 2023 ini angka itu menyusut menjadi 30,3 persen atau turun sebesar 4,7 persen.
"Berdasarkan survei kesehatan Indonesia oleh Kemenkes, angka prevalensi stunting di Indonesia 2023 di angka 21,5 persen. Sulbar dianggap mampu menekan angka stunting," kata Mustari, Selasa (19/03/24).
Baca Juga
Advertisement
Mustari menambahkan, angka penurunan prevalensi stunting di Sulbar memang belum terlihat signifikan namun sudah memberikan dampak. Hal ini menjadi harapan dan dorongan agar satgas stunting yang dibentuk Juni 2023 dapat bergerak lebih masif.
"Sebaran prevalensi stunting ini menjadi tolak ukur atas apa yang sudah kita kerjakan. Sehingga sebagaimana harapan pak Pj Gubernur Sulbar satgas harus tetap bergerak," ujar Mustari.
Mustari menegaskan, persoalan stunting tidak dapat dikerjakan oleh pemerintah saja, melainkan perlu melibatkan seluruh pihak, termasuk masyarakat. Karena itu, sejak awal 2024 Pemprov Sulbar kembali mendorong gerakan ayo ke posyandu.
"Gerakan ayo ke posyandu ini menjadi prioritas Pj Gubernur Sulbar dengan harapan masyarakat lebih aktif melakukan pemeriksaan kesehatan dan memudahkan dalam melakukan intervensi stunting," harap Mustari.
Sedangkan, Pj Gubernur Sulbar Zudan Arif Fakrulloh berharap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) khususnya satgas untuk melakukan evaluasi atas angka prevalensi yang diperoleh pada tahun 2023. Dia berharap kordinasi antar OPD, baik provinsi dan kabupaten agar lebih intensif membicarakan hal yang perlu dikerjakan terkait stunting.
"Semoga 2024 bisa lebih turun lagi hingga Sulbar nanyinya bisa bebas stunting," tutup Zudan.