Liputan6.com, Jakarta - Bau atau aroma memang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari, ya. Termasuk penggunaan aromaterapi untuk kesehatan ataupun supaya ruangan terasa harum dan nyaman.
Memang tidak bisa dipungkiri kalau selama berabad-abad silam, orang telah menggunakan aromaterapi untuk mendapatkan manfaatnya, seperti misalnya dalam pengaturan emosi. Bahkan saat ini, penelitian sedang mengeksplorasi bagaimana hal ini dapat digunakan untuk memerangi masalah kesehatan mental tertentu, seperti depresi dan gangguan kecemasan.
Advertisement
Seperti dilansir dari Best Life, Rabu (20/3/2024), sebagai contoh, sebuah studi pada tahun 2022 yang diterbitkan dalam jurnal medis Frontiers in Neuroscience mengamati hubungan antara indra penciuman seseorang dan kemungkinan mereka mengembangkan sifat depresi.
Di mana mereka mencatat bahwa orang-orang yang kehilangan indra penciuman lebih mungkin mengalami depresi klinis dalam waktu lima hingga sepuluh tahun jika dibandingkan mereka yang tidak kehilangan indra penciuman sama sekali. Kemudian, pada akhirnya bahwa tingkat keparahan kehilangan indra seseorang sebenarnya dapat memprediksi tingkat keparahan depresi mereka juga.
Berdasarkan temuan ini, tim mengusulkan bahwa meningkatkan indra penciuman Anda dapat membantu memperbaiki gejala depresi Anda. Para peneliti juga mencatat, pengayaan penciuman dalam bentuk aromaterapi dapat memodifikasi struktur otak dan meningkatkan status kognitif dan emosional.
Jika Anda ingin meningkatkan kesehatan mental Anda dengan aromaterapi, inilah tiga aroma spesifik yang direkomendasikan para peneliti untuk mengurangi gejala depresi. Yuk, cek bersama-sama selengkapnya!
1. Wangi yang Familiar
Penelitian baru yang diterbitkan pada Februari lalu di JAMA Open Network menunjukkan bahwa aroma yang familiar dapat memperbaiki gejala pada orang dengan gangguan depresi. Itu karena individu yang mengalami depresi diketahui lebih sulit mengingat kenangan otobiografi tertentu. Namun, mencium aroma yang familiar membantu subjek penelitian mengingat lebih banyak kenangan.
Kymberly Young, seorang profesor psikiatri di University of Pittsburgh dan salah satu penulis studi tersebut, menyarankan saat berbicara dengan NBC News bahwa dengan sedikit pelatihan, penderita depresi mungkin dapat mengurangi gejalanya dengan menggunakan aroma untuk memberikan kesan positif seperti memori.
Selain itu, aroma apa pun yang Anda ingat secara pribadi bisa digunakan. Sementara, aroma yang digunakan dalam penelitian ini antara lain jeruk, ekstrak vanila, jintan, wiski, anggur merah, sirup obat batuk, desinfektan, semir sepatu, dan banyak lagi.
Advertisement
2. Lavender
Banyak dari kita mengasosiasikan lavender dengan ketenangan. Hal ini ternyata sesuai dengan temuan penelitian terakhir.
Di mana hubungan antara mencium wangi lavender, kemungkinan besar dapat meningkatkan kemampuannya untuk memperbaiki depresi dan kecemasan. Namun, penelitian menunjukkan bahwa tampaknya ada mekanisme lain di balik efek antidepresan dan ansiolitik (anti-kecemasan) dari lavender.
“Tanaman ini memberikan efek penyembuhan pada banyak penyakit, seperti kecemasan dan depresi melalui efek penghambatan pada GABA,” kata sebuah penelitian pada tahun 2023, mengacu pada neurotransmitter penghambat utama di otak.
Para peneliti juga mencatat bahwa lavender memiliki efek anti inflamasi. Hal ini yang dapat membantu mengatur kadar serotonin dalam tubuh.
3. Chamomile
Sebuah studi tahun 2021 yang diterbitkan dalam International Journal of Molecular Sciences menemukan bahwa chamomile adalah aroma lain yang dapat meningkatkan kesehatan mental bila digunakan sebagai aromaterapi. Studi tersebut mencatat bahwa menghirup minyak chamomile membantu menurunkan tingkat depresi, kecemasan, dan stres pada orang dewasa yang lebih tua.
“Diduga efek ansiolitik dan antidepresan dapat dikaitkan dengan penekanan aktivitas sistem saraf simpatik,” catat para peneliti.
Sebuah studi tahun 2022 di jurnal Explore menemukan bahwa menghirup chamomile atau lavender dapat memberikan manfaat antidepresan yang bertahan lama setelah terpapar.
Para peneliti tersebut melihat “peningkatan yang signifikan secara statistik terjadi pada tingkat depresi, kecemasan, dan stres segera dan satu bulan setelah intervensi pada kelompok lavender dan chamomile dibandingkan dengan kelompok kontrol,” kata studi tersebut.
Advertisement