Bergerak di Luar Kebiasaan, Bursa Pantau Saham APIX, PGJO, dan DMMX

Berdasarkan data RTI, saham APIC turun 0,47 persen ke posisi 1.060 pada penutupan Rabu, 21 Maret 2024. Penurunan berlanjut pada perdagangan hari ini, Kamis 21 Maret 2024, APIC terkoreksi 0,94 persen ke posisi 1.050.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 21 Mar 2024, 12:49 WIB
Sebanyak 206 saham naik, 337 saham turun, dan 190 saham stagnan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah memantau pergerakan sejumlah saham lantaran terjadi pergerakan harga di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA). Teranyar, Bursa memantau pergerakan saham PT Pacific Strategic Financial Tbk (APIC), PT Tourindo Guide Indonesia Tbk (PGJO), dan PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX).

Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (21/3/2024), terjadi indikasi pola transaksi yang tidak wajar pada saham APIC dan PGJO. Sementara terjadi penurunan harga signifikan pada saham DMMX. Namun begitu, pengumuman unusual market activity tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.

Berdasarkan data RTI, saham APIC turun 0,47 persen ke posisi 1.060 pada penutupan Rabu, 21 Maret 2024. Penurunan berlanjut pada perdagangan hari ini, Kamis 21 Maret 2024, APIC terkoreksi 0,94 persen ke posisi 1.050. Dalam sepekan, harga saham APIC turun 2,33 persen. Sedangkan dalam satu tahun terakhir, harga saham APIC terkoreksi 6,67 persen.

Saham PGJO naik 3,57 persen ke posisi 87 pada Rabu kemarin. Pada perdagangan Kamis, saham PGJO terpantau stagnan atau mengalami perubahan 0,00 persen. Dalam sepekan, harga saham PGJO telah naik 6,10 persen. Sedangkan dalam satu tahun terakhir, harga saham PGJO naik 20,83 persen.

Selanjutnya, DMMX turun 2,56 persen ke posisi 152 pada penutupan Rabu. Pelemahan berlanjut pada Kamis pagi, di mana saham DMMX turun 1,97 persen ke posisi 149. Dalam sepekan, harga saham DMMX turun 5,66 persen. Sedangkan dalam satu tahun terakhir, DMMX turun 85,07 persen.

Lebih lanjut, Bursa mengimbau kepada para investor untuk memperhatikan jawaban perusahaan tercatat terkait atas permintaan konfirmasi bursa. Selain itu, juga mencermati kinerja perusahaan tercatat dan keterbukaan informasinya. Investor juga diimbau untuk mengkaji kembali rencana corporate action perusahaan tercatat apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS.

Serta mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.


Perusahaan Terdaftar di BEI Tembus 921 hingga 15 Maret 2024

Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, jumlah perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai 921 perusahaan per 15 Maret 2024. Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman mengungkapkan BEI menargetkan 62 perusahaan baru terdaftar di Bursa pada 2024.

Imam menjelaskan sepanjang kuartal satu 2024, sudah ada 19 perusahaan terdaftar baru. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan kuartal satu pada tahun sebelumnya.

“Kita targetkan tahun ini 62 emiten baru, walaupun tahun lalu 79 perusahaan baru yang terdaftar," kata Iman dalam acara Buka Puasa Bersama Manajemen BEI, ditulis Kamis (21/3/2024).

Iman menambahkan antusiasme perusahaan yang sudah tercatat meningkat signifikan. Tak hanya itu, perusahaan yang ingin melantai di bursa juga menunjukkan antusias. Hingga saat ini masih ada 28 perusahaan di pipeline BEI dengan dana terhimpun hingga Rp 3,5 triliun.

“Meskipun begitu, perusahaan tercatat kita masih di bawah Malaysia yaitu sebesar 997 perusahaan tercatat,” jelas Iman.

 


Gerak IHSG

Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bursa Efek Indonesia menunjukkan berbagai pertumbuhan signifikan sepanjang kuartal pertama 2024. Salah satunya dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil tumbuh 0,76 persen secara year to date. Bahkan IHSG sempat menembus level tertinggi baru yaitu 7.433 pada 14 Maret 2024.

Kemudian jumlah investor pasar modal berhasil mencapai 12,56 juta investor per 15 Maret 2024. BEI menargetkan penambahan jumlah investor sebanyak 2 juta investor pada 2024.

Adapun sebesar 80 persen investor pasar modal berusia di bawah 40 tahun. Ini menunjukkan pasar modal Indonesia dipengaruhi secara dominan oleh generasi muda.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya