Liputan6.com, Jakarta - Ulasan buruk turis Malaysia bernama Intan Nurlina yang liburan ke Jakarta sempat viral, beberapa waktu lalu. Setelah menuai pro kontra, muncul banyak konten yang menunjukan sisi lain Ibu Kota yang dianggap menarik bagi wisatawan Negeri Jiran.
Unggahan tersebut salah satunya dibagikan akun TikTok @mimelcollection yang secara mendadak mewawancarai seorang turis Malaysia. Pertanyaan pertama yang diajukan, yakni seputar gaya orang Malaysia mengenakan kerudung jenis turban yang ia sebut sebagai "tudung people."
Advertisement
"Kalau saya cakap bahasa Kuala Lumpur (Melayu) is fine?" tanya turis tersebut yang tampaknya kurang memahami Bahasa Indonesia dalam video diunggah pada Rabu, 20 Maret 2024.
Setelahnya, ia bercerita kunjungan ke kawasan SCBD dan main-main di sebuah mal premium dekat area perkantoran tersebut. "Lunch dulu di Pagi Sore (restoran masakan padang)," jawabnya sambil mengatakan bahwa rasa makannya luar biasa.
"Apa yang kamu suka dan tidak suka dari Indonesia?" pewawancara bertanya lagi ke turis tersebut.
"Actually it's my first time in Jakarta. It's very modern city, nothing to hate actually ... oh macet (Sebenarnya ini pertama kali saya ke Jakarta. Ini kota yang sangat modern, sebenarnya tidak ada hal yang tidak disukai, (kecuali) oh macet)," kata turis tersebut.
Ia lalu bercerita bahwa saat mau pergi makan siang ke restoran masakan padang, jalanannya macet. Alhasil, jarak hanya sekitar lima kilometer ditempuh selama 45 menit.
Warganet Kembali Singgung Intan
Konten yang disukai lebih dari 180 ribu pengguna TikTok itu pun menuai beragam reaksi warganet. Di antaranya kembali menyinggung perbedaan pendapat turis yang sebelumnya memberi ulasan buruk tentang Jakarta.
"Nah ini turis kaya," tulis warganet. "Intan lihat Intan," warganet menyebut turis Malaysia yang sempat viral karena ulasan buruknya. "Lunch-nya di Pagi-Sore, Intan mah di warteg depan gang," tulis yang lain.
"Nah ini niat liburan ke negara orang," kata yang lain. "Tag kakak yang liburan ke Jakarta dengan biaya seadanya wey biar dia tahu," balas warganet. "Tergantung budget ya Intan," singgung warganet Indonesia lain.
"Intan bisa nggak lo makan di Ashta?" Tanya warganet. "Intan lihat, jalan-jalan tuh ke sini bukan pinggir jalan," kata yang lain lagi. "Orang kaya nih pasti," tebak warganet. "Lunch-nya langsung nasi Padang," tanya yang lain heran. "Masakan Minang memang tak ada bandingannya, i love," komentar warganet setuju.
Advertisement
Sandiaga Uno Bilang Jangan Baper
Jagat maya sempat heboh karena warganet Indonesia mengamuk saat mendapati seorang turis Malaysia menumpahkan kekecewaannya usai liburan ke Jakarta. Saking tidak puas, ia bahkan sampai memberi skor 0/10 untuk Jakarta.
Menanggapi itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan bahwa kita harus menghargai setiap masukan. "Kita jangan bawa perasaan. Jangan baper," ungkapnya saat weekly press briefing secara hybrid, 13 Maret 2024. "Ini dijadikan kritik membangun dan konstruktif."
"Ini kesempatan kita untuk meningkatkan dan memperbaiki layanan pariwisata kita," kata Sandi. "Jangan terpicu untuk saling ejek dan lain sebagainya, jangan sampai warganet terprovokasi. Kita harus imbau masyarakat untuk menyikapinya dengan santun, positif, dan konstruktif."
Menurut Sandi, penting sekali agar menjaga keramahan, karena Malaysia berada di urutan pertama negara penyumbang wisatawan mancanegara (wisman) terbanyak ke Indonesia. "Kita harus jadi bangsa yang ramah terhadap kritik, dan berusaha jadi yang terbaik," sebut mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu.
Menanggapi dengan Bijak
Lebih jauh, Sandi mengatakan pihaknya bakal terus bekerja sama dengan semua pihak untuk memastikan Indonesia adalah tempat yang aman, nyaman, dan menyenangkan bagi para wisatawan. Ia berbagi, "Sebentar lagi juga akan ada MATTA Fair (di Kuala Lumpur), dan kami bakal yakinkan bahwa ini mungkin satu review yang sangat berbeda dengan masukan wisatawan Malaysia secara keseluruhan."
Rata-rata turis Malaysia, menurut Menparekraf, merasa puas saat liburan ke Indonesia, termasuk Jakarta. "Tapi yang satu ini kenapa, kita harus cari tahu, kenapa dia kecewa datang ke Jakarta," kata dia. "Biasanya yang datang ke Jakarta itu happy, (mereka) main golf, belanja di Tanah Abang, dan lain sebagainya."
"Saya mau terima kasih pada dukungan semua pihak untuk promosi pariwisata Indonesia yang inklusif dan berkelanjutan," ia menambahkan. Sebagai tindak lanjut, Sandi juga mengaku akan berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) DKI Jakarta agar memastikan semua temuan yang dikomplain dapat "tersolusikan dan tertanggapi dengan baik."
Advertisement