Rupiah Perkasa Usai Pengumuman Hasil Pemilu 2024

Kurs Rupiah ditutup menguat 54 point dalam perdagangan pada Kamis sore (21/3), walaupun sebelumnya sempat menguat 65 point dilevel 15.669 per USD dari penutupan sebelumnya di level 15.723 per USD.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 21 Mar 2024, 16:45 WIB
Pegawai menunjukkan mata uang rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Kamis (5/1/2023). Kurs Rupiah ditutup menguat 54 point dalam perdagangan pada Kamis sore (21/3), walaupun sebelumnya sempat menguat 65 point dilevel 15.669 per USD dari penutupan sebelumnya di level 15.723 per USD. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Kurs Rupiah ditutup menguat 54 point dalam perdagangan pada Kamis sore (21/3), walaupun sebelumnya sempat menguat 65 point dilevel 15.669 per USD dari penutupan sebelumnya di level 15.723 per USD.

"Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang Rupiah fluktuatif namun ditutup menguat direntang 15.630-15.680," ungkap Ibrahim Assuaibi, Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka dalam paparan tertulis, dikutip Kamis (21/3/2024).

Rupiah menguat sehari setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI mengumumkan hasil penetapan rekapitulasi suara Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Pengumuman penetapan tersebut dilakukan dalam Rapat Pleno Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan suara Nasional Pemilihan Umum 2024. Hitungan KPU menunjukkan, pasangan Calon Presiden-Wakil Presiden (Capres-Cawapres) RI nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, meraih suara terbanyak dalam dari total suara sah secara nasional sebanyak 164.227.475.

Prabowo-Gibran Unggul

Jumlah suara sah pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mencapai 96.214.691.

Kemudian pasangan presiden dan wakil presiden nomor urut 1, H Anies Baswedan dan Dr Muhaimin Iskandar meraih 40.971.906 suara.

Selanjutnya, pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Prof Mahfud MD mendapatkan 27.040.878 suara.

Ibrahim menyoroti, saat penetapan hasil Pemilu 2024 diumumkan, terjadi demonstraso di luar gedung KPU yang dilakukan oleh massa paslon satu dan paslon tiga. Namun demonstrasi massa dalam kondusi kondusif dan tidak terjadi huru-hara, sehingga kondisi kondusip ini yang membuat pasar merespon positif sehingga mata uang garuda menguat.


USD Melemah pada Kamis, 21 Maret 2024

Teller menghitung lembaran mata uang dolar AS di penukaran mata uang, Jakarta, Kamis (13/4). Bank Dunia memandang nilai tukar rupiah menjadi salah satu mata uang yang cukup stabil dibandingkan dengan mata uang lain. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, indeks dolar Amerika Serikat (USD) melemah pada Kamis, 21 Maret 2024.

USD melemah usai Federal Reserve mempertahankan suku bunga stabil.

Para pembuat kebijakan saat ini masih memproyeksikan penurunan suku bunga sebanyak tiga kali di tahun 2024 ini, bahkan ketika inflasi AS tetap tinggi.

The Fed telah memperbarui proyeksi ekonomi triwulanan, menunjukkan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi tidak termasuk makanan dan energi meningkat sebesar 2,6% pada akhir tahun, dibandingkan dengan 2,4% dalam proyeksi yang dikeluarkan bank sentral AS pada bulan Desember.

"Pandangan kebijakan baru ini juga meningkatkan prospek perekonomian AS. Para pengambil kebijakan kini memperkirakan pertumbuhan sebesar 2,1% tahun ini dibandingkan dengan 1,4% yang diproyeksikan pada bulan Desember, sementara tingkat pengangguran diperkirakan berakhir pada tahun 2024 sebesar 4%, dibandingkan 4,1% yang diperkirakan pada akhir tahun lalu," papar Ibrahim.


Pernyataan Ketua The Fed

Teller menunjukkan mata uang rupiah di bank, Jakarta, Rabu (22/1/2020). Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan penguatan nilai tukar rupiah yang belakangan terjadi terhadap dolar Amerika Serikat sejalan dengan fundamental ekonomi Indonesia dan mekanisme pasar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dalam pernyataan terbarunya, Ketua Fed Jerome Powell mengatakan bahwa bahkan dengan kekuatan yang tidak terduga dalam data harga konsumen baru-baru ini, pandangannya adalah bahwa inflasi akan bergerak turun secara bertahap dan berada dalam jalur yang agak bergelombang.

"Namun bank-bank sentral utama sebagian besar mengambil langkah yang sama karena mereka berencana menurunkan suku bunga untuk memacu pertumbuhan karena perekonomian melambat dan inflasi terus melambat," kata Ibrahim.

Selain itu, Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde mengatakan sebelumnya pada hari Rabu bahwa ECB akan terus bergantung pada data dan tidak akan berkomitmen terhadap penurunan suku bunga dalam jumlah yang telah ditentukan bahkan setelah bank sentral tersebut mulai melonggarkan kebijakan moneternya.

Infografis Rupiah dan Bursa Saham Bergulat Melawan Corona (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya