Pelat Timah Nusantara Siapkan Capex USD 2,2 Juta di 2024, Buat Apa Saja?

Direktur Utama Latinusa, Jetrinaldi menuturkan Capex sebesar USD 2,2 juta ini akan difokuskan untuk mempertahankan produktivitas dan menjaga kualitas produk.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 21 Mar 2024, 20:06 WIB
PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) atau Latinusa menganggarkan belanja modal atau Capital Expenditure (Capex) sebesar USD 2,2 juta pada 2024. Capex ini akan digunakan perseroan untuk beberapa investasi di pabrik. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) atau Latinusa menganggarkan belanja modal atau Capital Expenditure (Capex) sebesar USD 2,2 juta pada 2024. Capex ini akan digunakan perseroan untuk beberapa investasi di pabrik.

Direktur Utama Latinusa, Jetrinaldi menuturkan Capex sebesar USD 2,2 juta ini akan difokuskan untuk mempertahankan produktivitas dan menjaga kualitas produk.

“Kepuasan konsumen menjadi hal penting yang kita lakukan agar bisa bersinergi jangka panjang dengan konsumen,” kata Jetrinaldi dalam Public Expose Insidentil, Kamis (21/3/2024). 

Kinerja perseroan juga tidak terlalu baik sepanjang 2023. Latinusa membukukan kerugian sebesar USD 5.27 juta. Ini merupakan penurunan sebesar 140,24 persen karena perseroan mencetak laba pada 2022 sebesar USD 13 juta.

Kerugian ini terjadi akibat terjadinya penurunan penjualan. Sepanjang 2023, perseroan mencatatkan nilai penjualan sebesar USD 171 juta. Nilai ini turun sebesar 33 persen dibandingkan 2022 dengan nilai penjualan sebesar USD 255 juta. 

Selain itu, adanya perubahan segmentasi pasar jadi salah satu penyebab perseroan mengalami kerugian. Segmen pasar makanan mengalami penurunan dari semula 13,38 persen pada 2022 menjadi sekitar 8,28 persen. Meskipun begitu, perseroan mensiasati untuk meningkatkan di segmen kaleng cat dan kaleng umum.

“Segmen makanan turun, jadi kita cari alternatif yaitu menambahkan dari dari general can atau kaleng umum dan kaleng cat. Namun margin yang kita peroleh tidak sebesar segmen makanan,” jelas Jetrinaldi.

Saham NIKL juga telah mengalami dua kali suspensi dari Bursa Efek Indonesia (BEI) di Pasar Reguler dan Pasar Tunai. Penghentian sementara (suspensi) dilakukan dalam rangka cooling down sehubungan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham perseroan.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.


Saham NIKL Melesat Usai BEI Buka Gembok Perdagangan

Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka suspensi atau penghentian sementara perdagangan saham PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) pada Selasa (19/3/2024).

BEI menyatakan, suspensi atas perdagangan saham NIKL di pasar regular dan pasar tunai dibuka kembali mulai perdagangan sesi I, Selasa 19 Maret 2024. Hal ini menunjuk pengumuman bursa Peng-SPT-00032/BEI.WAS/03-2024 pada 15 Maret 2024 perihal suspensi saham NIKL.

Sebelumnya BEI suspensi saham NIKL untuk cooling down seiring kenaikan harga saham NIKL. Harga saham NIKL naik 20,93 persen pada 15 Maret 2024.

Usai pembukaan suspensi, saham NIKL melesat. Berdasarkan data RTI,Selasa, 19 Maret 2024 pada sesi pertama, saham NIKL melesat 18,27 persen ke posisi Rp 615 per saham pada perdagangan sesi pertama.

Saham NIKL sempat dibuka melemah 30 poin ke posisi Rp 490 per saham. Saham NIKL berada di level tertinggi Rp 635 dan terendah Rp 414 per saham. Total frekuensi perdagangan 4.690 kali dengan volume perdagangan 146.984 saham. Nilai transaksi Rp 8,7 miliar.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya