Liputan6.com, Gaza - Singapura menyelesaikan pengiriman bantuan kemanusiaan pertamanya ke Jalur Gaza pada Rabu (20/3/2024) via udara. Melalui unggahan di Facebook pada hari Rabu, Angkatan Udara Republik Singapura (RSAF) mengatakan pesawat angkut C-130 miliknya telah berhasil mengeksekusi penerjunan bantuan kemanusiaan pertamanya.
"Misi penerjunan udara dikoordinasikan erat dengan Angkatan Udara Yordania. Setiap hal kecil berarti; kami berharap misi penerjunan ini akan memberikan bantuan pada situasi kemanusiaan di Gaza," sebut RSAF, seperti dilansir CNA, Kamis (21/3).
Advertisement
Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen pada Rabu juga menyatakan via Facebook, "Penerjunan udara pertama dengan pasokan makanan dari C-130 RSAF. Dari Singapura untuk warga Palestina di Gaza. Kami berharap bantuan kemanusiaan (ini) dapat memberikan bantuan kepada keluarga di sana."
Dalam unggahan lainnya pada hari Selasa, (19/3), dia mengucapkan terima kasih kepada prajurit dan prajurit perempuan Angkatan Bersenjata Singapura (SAF) yang membantu mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza.
"Saat mereka melakukan penerjunan (bantuan) udara dalam beberapa hari mendatang, dukung mereka dengan kuat di dalam hati Anda, dan doakan agar misi berhasil mereka pulang dengan selamat, ke keluarga mereka, dan Singapura," tulisnya.
Paket kemanusiaan, yang dikirimkan oleh pemerintah Singapura melalui konsultasi erat dengan Yordania, didasarkan pada kebutuhan di lapangan di Jalur Gaza.
"Bantuan termasuk paket makanan, pasokan, dan peralatan medis," kata Kementerian Luar Negeri Singapura (MFA) dan Kementerian Pertahanan Singapura (MINDEF) pada hari Minggu (17/3).
Ini merupakan bantuan tahap ketiga yang diberikan Singapura untuk warga sipil di Jalur Gaza. Mereka juga telah menyerahkan sumbangan sebesar 6,1 juta dolar Singapura, yang dikumpulkan oleh Yayasan Rahmatan Lil Alamin, kepada Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).
Menteri Luar Negeri (Menlu) Singapura Vivian Balakrishnan menyebut paket bantuan kemanusiaan terbaru ini sebagai ekspresi perhatian, kepedulian, dan kasih sayang warga Singapura terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.
Militer Israel Keterlaluan
Saat berada di Israel pada hari Selasa dan Rabu sebagai bagian dari perjalanan kerja 10 hari ke Timur Tengah, Menlu Balakrishnan bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Isaac Herzog, serta pejabat lainnya.
"Menlu Balakrishnan mengatakan kepada para pemimpin Israel bahwa tindakan negara itu di Gaza sudah keterlaluan. Dia juga menyerukan gencatan senjata segera agar bantuan segera mengalir ke Gaza, dan menyatakan keprihatinan mendalam Singapura terhadap situasi kemanusiaan yang mengerikan," kata MFA.
Dalam pertemuan tersebut, Menlu Balakrishnan menyampaikan pula simpati Singapura kepada seluruh keluarga yang terdampak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Dia menegaskan apa yang terjadi pada hari itu adalah "tindakan teror yang jelas, mencolok, dan keji", namun setelahnya Menlu Balakrishnan juga berbicara tentang tindakan militer Israel di Jalur Gaza.
"Kami yakin bahwa respons militer Israel kini sudah keterlaluan," ujarnya. "Saya sudah menyampaikan hal itu kepada perdana menteri, menteri luar negeri, dan pejabat Israel lainnya yang kami temui."
Advertisement
Perundingan untuk Capai Gencatan Senjata Masih Berlangsung
Dari Israel, Menlu Balakrishnan bertolak menuju Uni Emirat Arab. Dia juga akan mengunjungi Mesir dan Arab Saudi sebagai bagian dari perjalanannya ke Timur Tengah.
Sementara itu, selama kunjungannya ke Ramallah pada hari Senin, (18/3) Menlu Balakrishnan memberikan informasi terbaru kepada para pemimpin Palestina tentang bantuan kemanusiaan Singapura ke Gaza.
Pembicaraan gencatan senjata antara Israel dan Hamas dilanjutkan di ibu kota Qatar pekan ini, setelah usulan Hamas pekan lalu ditolak oleh Israel.
Kedua belah pihak telah membahas gencatan senjata selama enam minggu, yang akan membebaskan sekitar 40 sandera Israel dengan imbalan ratusan tahanan Palestina dan bantuan yang akan dikirim ke Jalur Gaza.
Serangan balasan Israel melalui darat dan udara ke Jalur Gaza, menurut otoritas kesehatan Jalur Gaza, telah menewaskan lebih dari 31.500 orang.