Cuaca Indonesia Hari Ini Jumat 22 Maret 2024: Langit Pagi Mayoritas Cerah Berawan, Siang Hujan Sebagian

Jelang akhir pekan, Jumat (22/3/2024) sebagian langit Indonesia diprakirakan cerah, berawan, cerah berawan, kabut, dan hujan ringan. Demikianlah prediksi cuaca Indonesia hari ini.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 23 Mar 2024, 03:02 WIB
Kenderaan melintas saat hujan di Bundaran HI, Jakarta, Senin (1/11/2021). BMKG mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat atau petir, dan angin kencang untuk berbagai wilayah di Indonesia. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Jelang akhir pekan, Jumat (22/3/2024) sebagian langit Indonesia diprakirakan cerah, berawan, cerah berawan, kabut, dan hujan ringan. Demikianlah prediksi cuaca Indonesia hari ini.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan, cuaca hujan ringan diprakirakan guyur wilayah Jakarta Pusat, Samarinda, Kupang, Makassar, dan Kendari pada pagi hari ini.

Tak jauh berbeda di siang nanti, cuaca Indonesia diprediksi sebagiannya bakal berawan, cerah berawan, berawan tebal, hujan ringan, hujan sedang, dan hujan petir.

Beberapa wilayah Indonesia yang diprakirakan turun hujan ringan siang nanti di antaranya Gorontalo, Bandung, Pontianak, dan Palangkaraya. Serta waspada hujan petir siang nanti di langit Banjarmasin, Samarinda, dan Pangkal Pinang.

Kemudian pada malam hari nanti, wilayah Indonesia sebagian langitnya diprediksi BMKG bakal cerah, berawan, cerah berawan, berawan tebal, hujan ringan, dan hujan sedang.

Sejumlah wilayah Indonesia yang diprakirakan turun hujan dengan intensitas ringan malam nanti yaitu Bengkulu, Bandung, Pangkal Pinang, Bandar Lampung, Manokwari, dan Padang.

Berikut informasi prakiraan cuaca Indonesia selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:

 Kota  Pagi  Siang  Malam
 Banda Aceh  Cerah  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Denpasar  Cerah Berawan  Berawan  Cerah Berawan
 Serang  Cerah Berawan  Berawan  Cerah Berawan
 Bengkulu  Berawan  Berawan  Hujan Ringan
 Yogyakarta   Cerah Berawan  Berawan  Berawan
 Jakarta Pusat   Hujan Ringan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Gorontalo   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Jambi   Kabut  Cerah Berawan  Berawan
 Bandung   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Hujan Ringan
 Semarang   Berawan  Berawan  Berawan
 Surabaya   Cerah  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Pontianak   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Berawan Tebal
 Banjarmasin   Berawan  Hujan Petir  Berawan
 Palangkaraya  Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Samarinda  Hujan Ringan  Hujan Petir  Cerah
 Tarakan   Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Pangkal Pinang  Cerah Berawan  Hujan Petir  Hujan Ringan
 Tanjung Pinang   Cerah Berawan  Berawan  Cerah Berawan
 Bandar Lampung  Berawan  Berawan Tebal  Hujan Ringan
 Ambon   Cerah Berawan  Berawan  Berawan
 Ternate   Cerah Berawan  Berawan  Cerah Berawan
 Mataram   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Cerah Berawan
 Kupang   Hujan Ringan  Hujan Ringan  Berawan
 Kota Jayapura  Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Manokwari   Berawan  Berawan  Hujan Ringan
 Pekanbaru   Berawan  Berawan  Cerah Berawan
 Mamuju   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Makassar   Hujan Ringan  Berawan  Berawan
 Kendari   Hujan Ringan  Hujan Sedang  Berawan
 Manado    Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Padang   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Hujan Ringan
 Palembang  Kabut  Hujan Ringan  Cerah Berawan
 Medan   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Hujan Sedang

BMKG: Puncak Kemarau Juli-Agustus 2024, Ada Potensi Kekeringan dan Karhutla

Kondisi tanah di salah satu lahan kebun bayam yang mengalami kekeringan di perkebunan sayur kawasan Sunter, Jakarta, Selasa (9/7/2019). Selain kekurangan air, kemarau yang tengah melanda juga menyebabkan pertumbuhan sayuran menjadi lambat. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim kemarau 2024 terjadi pada Juli dan Agustus. Sedangkan musim kemarau dimulai pada April.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebutkan, daerah yang mengalami puncak kemarau pada Juli meliputi sebagian besar Pulau Sumatera, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Kalimantan Barat, dan sebagian Kalimantan Utara.

Sedangkan untuk Agustus meliputi sebagian Sumatera Selatan, Jawa Timur, sebagian besar Pulau Kalimantan, Bali, NTB, NTT, sebagian besar Pulau Sulawesi, Maluku, dan sebagian Pulau Papua.

Dwikorita menerangkan, sifat musim kemarau 2024 umumnya bersifat normal dengan cakupan 359 ZOM (51 persen). Namun, terdapat beberapa daerah dengan sifat di bawah normal seperti sebagian kecil Riau, Bangka Belitung, sebagian Kalimantan Barat, sebagian Jawa Timur, sebagian Sulawesi, Maluku Utara, dan Papua bagian Selatan.

BMKG pun mengimbau masyarakat untuk bersiap menghadapi kemarau, terutama untuk daerah yang bersifat bawah normal. Sebab, ada potensi kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

"Terdapat potensi kekeringan dan kebakaran lahan dan hutan di beberapa daerah," ujar Dwikorita dalam konferensi pers, Jumat 15 Maret 2024.


Imbauan BMKG pada Sejumlah Pihak

Sementara itu, Indonesia bersiap menghadapi dampak fenomena El Nino yang mengakibatkan musim kemarau lebih panjang dari biasanya. (merdeka.com/Arie Basuki)

Dwikorita mengimbau kepada kelompok/lembaga, pemerintah daerah (pemda), dan seluruh masyarakat mengambil langkah antisipatif guna menghadapi musim kemarau 2024.

Untuk wilayah yang diprediksi mengalami kemarau atas normal (lebih basah) akan berdampak pada tanaman pertanian dan hortikultura yang sensitif terhadap curah hujan tinggi.

"Kami mengimbau kepada petani untuk memperhatikan jenis dan pola tanam untuk daerah yang diprediksi mengalami kemarau bersifat atas normal," ujar Dwikorita.

BMKG juga mengimbau pemda di wilayah yang diprediksi bersifat bawah normal (lebih kering) untuk mengoptimalkan penyimpanan air pada akhir musim hujan guna memenuhi danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya di masyarakat melalui gerakan memanen air hujan.


BMKG Prediksi Awal Musim Kemarau Terjadi pada April 2024, Dimulai dari NTT-NTB

Seorang anak bersama ibunya mengambil air pada galian sumur di tengah aliran Sungai Cihoe, Kamis (28/9/2023). Warga Desa Sukagalih, Jonggol, Bogor, mengalami kesulitan air bersih di tengah fenomena El Nino yang menyebabkan musim kemarau berkepanjangan. (merdeka.com/Arie Basuki)

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi awal musim kemarau di Indonesia dimulai pada April 2024.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa awal musim kemarau terjadi seiring dengan aktifnya angin timuran atau Monsun Australia di bulan keempat.

"BMKG memprediksi awal musim kemarau terjadi seiring aktifnya Monsun Australia pada April 2024," kata Dwikorita dalam konferensi pers secara daring, Jumat 15 Maret 2024.

Dwikorita menyatakan, awal musim kemarau akan dimulai dari wilayah NTT, NTB, Bali, lalu wilayah Jawa. Wilayah Indonesia bagian lain akan mengalami musim kemarau pada periode Mei hingga Agustus 2024.

Secara rinci, 90 zona musim (ZOM) atau 13 persen dari total 699 ZOM, diprediksi akan memasuki musim kemarau pada April 2024.

Wilayah yang masuk dalam 90 ZOM itu meliputi sebagian Bali, NTB, NTT, pesisir utara dari Banten, Jakarta, dan Jawa Barat (pesisir utara Jawa), dan bagian pesisir Jawa Timur

Sementara itu, 133 ZOM atau 19 persen wilayah akan memasuki musim kemarau pada Mei 2024.

"Yang memasuki musim kemarau pada Mei 2024 meliputi wilayah Jakarta, sebagian kecil Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, sebagian Jawa Timur, sebagian kecil Maluku, sebagian Papua, dan Papua Selatan," jelas Dwikorita.

Sisanya, 167 ZOM atau 24 persen wilayah akan memasuki musim kemarau pada Juni. Wilayahnya meliputi sebagian besar Pulau Sumatera, Banten, sebagian besar Jawa Barat, sebagian Kalimantan Barat, sebagian kecil Kalimantan Timur, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Tenggara, Maluku bagian Kepulauan Aru dan Tanimbar.

"Sedangkan 113 ZOM atau 16 persen lainnya merupakan daerah yang memiliki musim hujan atau kemarau sepanjang tahun. Jadi ada wilayah yang sepanjang tahun musim hujan terus, atau wilayah yang sepanjang tahun musim kemarau terus," tutup Dwikorita.

Infografis Tips Hadapi Cuaca Ekstrem agar Tetap Selamat. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya