PTPP Akui Bisnis Propertinya Lesu, Bagaimana Strategi di 2024?

PT PP (Persero) Tbk (PTPP) mengakui bisnis propertinya lesu sepanjang 2023. Hal ini berimbas pada susutnya laba tahun berjalan pada 2023 menjadi Rp 127,09 triliun dari Rp 365,74 triliun pada 2022.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 22 Mar 2024, 10:14 WIB
Sampai dengan Juli 2023, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) berhasil meraih kontrak baru senilai Rp 15,68 triliun. Dok: PTPP

Liputan6.com, Jakarta PT PP (Persero) Tbk (PTPP) mengakui bisnis properti lesu sepanjang 2023. Hal ini berimbas pada susutnya laba tahun berjalan pada 2023 menjadi Rp 127,09 triliun dari Rp 365,74 triliun pada 2022.

Sekretaris Perusahaan PTPP Bakhtiyar Efendi mengatakan, hal itu utamanya disebabkan lesunya bisis properti yang dijalankan anak usah perseroan.

Meski begitu, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 77,17 persen menjadi Rp 481,37 miliar. Adapun laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada 2022 tercatat sebesar Rp 271,7 miliar.

"Laba 2023 kalau konsolidasi seluruh PP grup termasuk 60 anak usaha memang menurun jadi Rp 127 miliar, tapi di induknya sektor konstruksi naik sekitar 70 persen dari tahun lalu. Ini ada sedikit permasalahan di anak usaha terutama di sektor property yang masih agak berat bisnisnya," kata Bakhtiyar kepada wartawan di kawasan Jakarta Selatan, dikutip Jumat (22/3/2024).

Tahun lalu, perseroan juga melakukan penyehatan pada bisnis properti, di mana beberapa pengembangan properti sudah hentikan. Sehingga memang penjualan yang taadinya prediksi tidak tercapai. Sementara beban keuangannya masih tetap bergulir.

"Tapi di tahun 2024 kita rencananya sehatkan lagi. Jadi kita refinancing, kita efisienkan di sektor properti. Jadi kemarin kita cukup bagus di sisi induk, PTPP di bisnis konstruksi. Cuma di investasinya agak kurnag bagus, itu yang membuat (laba) konsolidasian sedikit turun di 2023," jelas Bakhtiyar.

 


Excellent Construction

sumber ; ptpp.co.id

Strategi ke depan, PT PP sudah rumuskan excellent construction. Perseroan memandang bisnis konstruksi semakin matang, sehingga perseroan juga ingiin terus naik kelas hingga merajai area regional Asia Tenggara. Perseroan saat ini sudah mulai berekspansi ke Filipina.

"Kita coba itu menjadi salah satu project pionir kita bisa ke luar negeri. Kita juga ingin memperkuat manajemen resiko dan ESG. Di manajemen risiko kita semakin selektif mengambil project project-project yang pendanaannya bagus," jelas Bakhtiyar.

Sementara untuk inisiatif ESG, perseroan telah mmbuat baseline. Selanjutnya, perseroan menargetkan untuk dapat mereduksi karbon secara signifikan dari tahun ke tahun. Bakhtiyar mengklaim perseroan menjadi pionir green construction, dan itu akan terus digalakkan.


PTPP Ungkap Progres Merger dengan WIKA

Manajemen PTPP Tbk optimistis kontrak baru Rp 24 triliun dapat tercapai pada akhir 2014.

Kementerian BUMN berencana menggabungkan BUMN sektor infrastruktur atau BUMN Karya. Nantinya, akan ada penggabungan sejumlah perusahaan menjadi tersisa 3 BUMN saja.

Sekretaris Perusahaan PTPP Bakhtiyar Efendi menjelaskan, perseroan saat ini masih menunggu arahan lebih lanjut dari Kementerian BUMN. Sebelumnya, perseroan yang telah ikut kajian mengenai rencana penggabungan usaha antar BUMN karya.

"Ini mungkin kajiannya sudah mulai ada hasilnya meskipun kita masih menunggu hasil detailnya seperti apa. Jadi kita secara resmi dan secara detailnya nanti proses penggabungannya, sistem penggabungannya seperti apa, itu masih kita tunggu dari Kementerian dulu," kata dia kepada wartawan di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (21/3/2024).

Bakhtiyar mengatakan, PTPP kemungkinan akan digabung dengan Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA). Lainnya, ada PT Hutama Karya (Persero) yang kemungkinan akan digabungkan dengan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT). Namun hal ini masih dipertimbangkan dengan menengok kompetensi masing-masing perusahaan.

"Kita juga ikut dalam proses kajian itu. Kita diminta data-datanya. Jadi semua kompetensi PP, kelebihan dan kekurangannya juga diassessment. Sehingga nanti cocoknya digabung dengan siapa," imbuh Bakhtiyar.

Saat ini, Bakhtiyar mengatakan BUMN karya saat ini memiliki kompetensi hampir sama, sehingga tak jarang ada persaingan ketat antar sesama BUMN karya. Ke depannya, hasil penggabungan BUMN karya ini akan difokuskan pada bidang khusus.

"Saat ini ada 7 (BUMN karya) dengan kompetensi yang sama. Semuanya dapat membiding projek yang sama, itu mungkin jadi salah satu evaluasi di Kementerian BUMN. Sehingga tidak ada yang punya spesialisasi khusus," ujarnya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya