Cuaca Hari Ini Jumat 22 Maret 2024: Langit Pagi Jakarta Diguyur Hujan

Langit pagi hari Jakarta, Jumat (22/3/2024) hampir seluruhnya diprediksi turun hujan dengan intensitas ringan, kecuali Jakarta Selatan cerah berawan. Begitulah prakiraan cuaca hari ini.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 23 Mar 2024, 04:51 WIB
Langit pagi hari Jakarta, Jumat (22/3/2024) hampir seluruhnya diprediksi turun hujan dengan intensitas ringan, kecuali Jakarta Selatan cerah berawan. Begitulah prakiraan cuaca hari ini. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Langit pagi hari Jakarta, Jumat (22/3/2024) hampir seluruhnya diprediksi turun hujan dengan intensitas ringan, kecuali Jakarta Selatan cerah berawan. Begitulah prakiraan cuaca hari ini.

Berdasarkan laporan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pada siang nanti sebagian wilayah Jakarta diprediksi bakal cerah berawan, berawan, dan berawan tebal.

Untuk malam hari nanti, cuaca Jakarta diprakirakan keseluruhannya oleh BMKG melalui laman resminya www.bmkg.go.id bakal cerah berawan.

"Waspada potensi hujan ringan hingga sedang yang dapat terjadi di sebagian besar wilayah DKI Jakarta pada pagi hari," papar BMKG.

Wilayah penyangganya yaitu Bekasi, Jawa Barat, langit pagi hari diprediksi cerah berawan, lalu siang hingga malam nanti berawan.

Sedikit berbeda di Depok dan Kota Bogor, Jawa Barat diprakirakan cuaca pagi hingga siang cerah berawan serta malam nanti berawan.

Kemudian di Kota Tangerang, Banten cuaca pagi dan malam nanti diprediksi cerah berawan, namun siang hari berawan.

Berikut informasi prakiraan cuaca Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG:

 Kota  Pagi  Siang   Malam 
 Jakarta Barat  Hujan Ringan  Berawan Tebal  Cerah Berawan
 Jakarta Pusat   Hujan Ringan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Jakarta Selatan   Cerah Berawan  Berawan  Cerah Berawan
 Jakarta Timur   Hujan Ringan  Berawan  Cerah Berawan
 Jakarta Utara   Hujan Ringan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Kepulauan Seribu   Hujan Ringan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Bekasi   Cerah Berawan  Berawan  Berawan
 Depok   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Berawan
 Kota Bogor   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Berawan
 Tangerang  Cerah Berawan  Berawan  Cerah Berawan

BMKG: Puncak Kemarau Juli-Agustus 2024, Ada Potensi Kekeringan dan Karhutla

Dwikorita pun mewanti-wanti masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas yang dapat memicu terjadinya kebakaran lantaran kemarau kering masih belum berakhir. (merdeka.com/Imam Buhori)

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim kemarau 2024 terjadi pada Juli dan Agustus. Sedangkan musim kemarau dimulai pada April.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebutkab, daerah yang mengalami puncak kemarau pada Juli meliputi sebagian besar Pulau Sumatera, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Kalimantan Barat, dan sebagian Kalimantan Utara.

Sedangkan untuk Agustus meliputi sebagian Sumatera Selatan, Jawa Timur, sebagian besar Pulau Kalimantan, Bali, NTB, NTT, sebagian besar Pulau Sulawesi, Maluku, dan sebagian Pulau Papua.

Dwikorita menerangkan, sifat musim kemarau 2024 umumnya bersifat normal dengan cakupan 359 ZOM (51 persen). Namun, terdapat beberapa daerah dengan sifat di bawah normal seperti sebagian kecil Riau, Bangka Belitung, sebagian Kalimantan Barat, sebagian Jawa Timur, sebagian Sulawesi, Maluku Utara, dan Papua bagian Selatan.

BMKG pun mengimbau masyarakat untuk bersiap menghadapi kemarau, terutama untuk daerah yang bersifat bawah normal. Sebab, ada potensi kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

"Terdapat potensi kekeringan dan kebakaran lahan dan hutan di beberapa daerah," ujar Dwikorita dalam konferensi pers, Jumat 15 Maret 2024.


Imbauan BMKG pada Sejumlah Pihak

BMKG menyatakan fenomena El Nino tahun ini menyebabkan kemarau lebih kering dan panjang. (Timur MATAHARI/AFP)

Dwikorita mengimbau kepada kelompok/lembaga, pemerintah daerah (pemda), dan seluruh masyarakat mengambil langkah antisipatif guna menghadapi musim kemarau 2024.

Untuk wilayah yang diprediksi mengalami kemarau atas normal (lebih basah) akan berdampak pada tanaman pertanian dan hortikultura yang sensitif terhadap curah hujan tinggi.

"Kami mengimbau kepada petani untuk memperhatikan jenis dan pola tanam untuk daerah yang diprediksi mengalami kemarau bersifat atas normal," ujar Dwikorita.

BMKG juga mengimbau pemda di wilayah yang diprediksi bersifat bawah normal (lebih kering) untuk mengoptimalkan penyimpanan air pada akhir musim hujan guna memenuhi danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya di masyarakat melalui gerakan memanen air hujan.


BMKG Prediksi Awal Musim Kemarau Terjadi pada April 2024, Dimulai dari NTT-NTB

Penetapan status siaga bencana kekeringan di Provinsi Banten diakibat musim kemarau berkepanjangan sebagai dampak dari fenomena El Nino. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi awal musim kemarau di Indonesia dimulai pada April 2024.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa awal musim kemarau terjadi seiring dengan aktifnya angin timuran atau Monsun Australia di bulan keempat.

"BMKG memprediksi awal musim kemarau terjadi seiring aktifnya Monsun Australia pada April 2024," kata Dwikorita dalam konferensi pers secara daring, Jumat 15 Maret 2024.

Dwikorita menyatakan, awal musim kemarau akan dimulai dari wilayah NTT, NTB, Bali, lalu wilayah Jawa. Wilayah Indonesia bagian lain akan mengalami musim kemarau pada periode Mei hingga Agustus 2024.

Secara rinci, 90 zona musim (ZOM) atau 13 persen dari total 699 ZOM, diprediksi akan memasuki musim kemarau pada April 2024.

Wilayah yang masuk dalam 90 ZOM itu meliputi sebagian Bali, NTB, NTT, pesisir utara dari Banten, Jakarta, dan Jawa Barat (pesisir utara Jawa), dan bagian pesisir Jawa Timur

Sementara itu, 133 ZOM atau 19 persen wilayah akan memasuki musim kemarau pada Mei 2024.

"Yang memasuki musim kemarau pada Mei 2024 meliputi wilayah Jakarta, sebagian kecil Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, sebagian Jawa Timur, sebagian kecil Maluku, sebagian Papua, dan Papua Selatan," jelas Dwikorita.

Sisanya, 167 ZOM atau 24 persen wilayah akan memasuki musim kemarau pada Juni. Wilayahnya meliputi sebagian besar Pulau Sumatera, Banten, sebagian besar Jawa Barat, sebagian Kalimantan Barat, sebagian kecil Kalimantan Timur, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Tenggara, Maluku bagian Kepulauan Aru dan Tanimbar.

"Sedangkan 113 ZOM atau 16 persen lainnya merupakan daerah yang memiliki musim hujan atau kemarau sepanjang tahun. Jadi ada wilayah yang sepanjang tahun musim hujan terus, atau wilayah yang sepanjang tahun musim kemarau terus," tutup Dwikorita.

Infografis Kemarau Panjang, Indonesia Terancam Kekeringan. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya