Rupiah Dibuka Loyo Jelang Akhir Pekan, Dipatok Segini Sekarang

Pada awal perdagangan Jumat pagi, rupiah dibuka turun 60 poin atau 0,38 persen menjadi 15.729 per dolar AS dari sebelumnya sebesar 15.669 per dolar AS.

oleh Septian Deny diperbarui 22 Mar 2024, 10:44 WIB
Petugas menata mata uang rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Kamis (5/1/2023). Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup turun 0,22 persen atau 34 poin ke Rp15.616,5 per dolar AS. Hal tersebut terjadi di tengah penguatan indeks dolar AS 0,16 persen ke 104,41. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS menjelang akhir pekan melemah karena dolar AS rebound setelah rilis beberapa data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang lebih kuat dari perkiraan.

Pada awal perdagangan Jumat pagi, kurs rupiah dibuka turun 60 poin atau 0,38 persen menjadi 15.729 per dolar AS dari sebelumnya sebesar 15.669 per dolar AS.

"Rupiah diperkirakan akan melemah terhadap dolar AS yang rebound setelah beberapa data ekonomi AS yang lebih kuat dari perkiraan diantaranya manufaktur, klaim pengangguran, dan penjualan rumah," kata analis mata uang Lukman Leong dikutip dari Antara, Jumat (22/3/2024). 

Lukman menuturkan klaim pengangguran awal AS sebesar 210 ribu dalam pekan yang berakhir 16 Maret 2024, lebih rendah dibanding perkiraan 215 ribu.

PMI Manufaktur AS Maret 2024 tercatat sebesar 52,5, naik dibanding ekspektasi sebesar 51,7. Sedangkan penjualan rumah Februari 2024 tercatat sebanyak 4,38 juta, meningkat dibanding perkiraan 3,94 juta.

Ia memproyeksikan nilai tukar rupiah hari ini bergerak di kisaran Rp15.650 per dolar AS sampai dengan Rp15.750 per dolar AS.

 


Rupiah Perkasa Usai Pengumuman Hasil Pemilu 2024

Karyawan menunjukkan uang dolar AS dan rupiah di Jakarta, Rabu (30/12/2020). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 80 poin atau 0,57 persen ke level Rp 14.050 per dolar AS. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Kurs Rupiah ditutup menguat 54 point dalam perdagangan pada Kamis sore (21/3), walaupun sebelumnya sempat menguat 65 point dilevel 15.669 per USD dari penutupan sebelumnya di level 15.723 per USD.

"Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang Rupiah fluktuatif namun ditutup menguat direntang 15.630-15.680," ungkap Ibrahim Assuaibi, Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka dalam paparan tertulis, dikutip Kamis (21/3/2024).Rupiah menguat sehari setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI mengumumkan hasil penetapan rekapitulasi suara Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Pengumuman penetapan tersebut dilakukan dalam Rapat Pleno Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan suara Nasional Pemilihan Umum 2024. Hitungan KPU menunjukkan, pasangan Calon Presiden-Wakil Presiden (Capres-Cawapres) RI nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, meraih suara terbanyak dalam dari total suara sah secara nasional sebanyak 164.227.475.

Prabowo-Gibran Unggul

Jumlah suara sah pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mencapai 96.214.691.

Kemudian pasangan presiden dan wakil presiden nomor urut 1, H Anies Baswedan dan Dr Muhaimin Iskandar meraih 40.971.906 suara.

Selanjutnya, pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Prof Mahfud MD mendapatkan 27.040.878 suara.

Ibrahim menyoroti, saat penetapan hasil Pemilu 2024 diumumkan, terjadi demonstraso di luar gedung KPU yang dilakukan oleh massa paslon satu dan paslon tiga. Namun demonstrasi massa dalam kondusi kondusif dan tidak terjadi huru-hara, sehingga kondisi kondusip ini yang membuat pasar merespon positif sehingga mata uang garuda menguat.


USD Melemah pada Kamis, 21 Maret 2024

Petugas menunjukkan mata uang dolar dan mata uang rupiah di penukaran uang di Jakarta, Rabu (9/11). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada saat jeda siang ini kian terpuruk di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, indeks dolar Amerika Serikat (USD) melemah pada Kamis, 21 Maret 2024.

USD melemah usai Federal Reserve mempertahankan suku bunga stabil.

Para pembuat kebijakan saat ini masih memproyeksikan penurunan suku bunga sebanyak tiga kali di tahun 2024 ini, bahkan ketika inflasi AS tetap tinggi.

The Fed telah memperbarui proyeksi ekonomi triwulanan, menunjukkan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi tidak termasuk makanan dan energi meningkat sebesar 2,6% pada akhir tahun, dibandingkan dengan 2,4% dalam proyeksi yang dikeluarkan bank sentral AS pada bulan Desember.

"Pandangan kebijakan baru ini juga meningkatkan prospek perekonomian AS. Para pengambil kebijakan kini memperkirakan pertumbuhan sebesar 2,1% tahun ini dibandingkan dengan 1,4% yang diproyeksikan pada bulan Desember, sementara tingkat pengangguran diperkirakan berakhir pada tahun 2024 sebesar 4%, dibandingkan 4,1% yang diperkirakan pada akhir tahun lalu," papar Ibrahim.

Infografis Rupiah dan Bursa Saham Bergulat Melawan Corona (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya