Liputan6.com, Banyuwangi - Sebanyak 20 ribu ton beras impor dari Thailand tiba di Banyuwangi, menggunakan kapal dan bersandar di Pelabuhan Tanjungwangi.
Kepala Bulog Kantor Cabang Banyuwangi Harisun mengatakan, beras impor tersebut akan didistribusikan di tiga wilayah, yaitu Bali dan Nusa Tenggara, sedangkan 7 ribu ton sisanya, akan disimpan di Gudang Bulog Banyuwangi.
Advertisement
Kata Harisun saat ini di Gudang Bulog Banyuwangi masih ada sisa stok beras sekitar 3 ribu ton.
”Ini ketambahan 7 ribu ton jadi total stok kita nanti ada 10 ribu ton,” ungkap Harisun, Sabtu (23/3/2024).
Bulog menegaskan, stok beras 10 ton yang tersimpan di gudang tersebut aman hingga lima bulan mendatang.
Meski terbilang aman, Bulog Banyuwangi berencana akan menambah kembali stok beras dari Thailand sebanyak 12 ribu ton.
“Tanggal 25 Maret 2024 dijadwalkan akan ada kapal yang bersandar lagi,” tutur Harisun.
Harisun memaparkan saat ini harga gabah dan beras berangsur turun, namun tidak signifikan.
“Saat ini harga beras di kisaran Rp7.200 hingga Rp7.400 per kilogram. Sementara harga beras SPHP Rp10.200 per kilogram,” ujarnya.
Untuk mestabilkan harga beras tersebut, Bulog secara berkelanjutan melakukan operasi pasar di berbagai wilayah di Banyuwangi. Bulog melibatkan aparat kepolisian dalam operasi pasar tersebut.
Ketersedian Kebutuhan Pokok Aman
Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Nanang Haryono mengaku turut memastikan ketersediaan stok beras di Banyuwangi.
“Kami sampaikan ke masyarakat untuk tidak resah, karena suplai ketersediaan beras dan bahan pokok lainya aman terkendali,” kata Nanang.
Proses bongkar muat di Pelabuhan Tanjungwangi memerlukan waktu kurang lebih selama 12 hari lamanya.
Setelah proses bongkar itu selesai, akan langsung disimpan di gudang bulog. Untuk yang lainya akan dikirim ke Bali, NTB dan NTT.
“Smoga bongkar muat hingga pengiriman berjalan lancar,” pungkasnya.
Advertisement