Peristiwa 24 Maret 1946, Ini 10 Titik Stilasi Bandung Lautan Api

Dalam peristiwa Bandung Lautan Api, masyarakat lebih memilih membumihanguskan rumahnya ketimbang menyerahkannya kepada militer sekutu.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 24 Mar 2024, 00:00 WIB
Gambar monumen peringatan Bandung Lautan Api di kawasan Dayeuhkolot, Bandung.

Liputan6.com, Bandung - Pada 24 Maret 1946 terjadi peristiwa Bandung Lautan Api. Peristiwa yang terjadi 78 tahun lalu ini merupakan salah satu momen penting bagi rakyat Indonesia, khususnya masyarakat Kota Bandung.

Dalam peristiwa Bandung Lautan Api, masyarakat lebih memilih membumihanguskan rumahnya ketimbang menyerahkannya kepada militer sekutu. Sebagai bentuk penghormatan terhadap perjuangan para pahlawan dan masyarakat Bandung, maka dibuatlah monumen Bandung Lautan Api (BLA) di Lapangan Tegallega.

Selain itu, Kota Bandung juga memiliki stilasi untuk menandai tempat-tempat bersejarah dalam peristiwa ini yang tersebar di beberapa titik. Mengutip dari bandung.go.id, berikut 10 stilasi Bandung Lautan Api:

1. Jalan Ir H. Juanda - Sultan Agung

Stilasi pertama berada di depan gedung bekas kantor berita Jepang Domei yang sudah ada sejak 1937. Menurut catatan sejarah, di kantor berita inilah teks proklamasi dibacakan untuk pertama kalinya oleh rakyat Bandung. Saat ini, bangunan tersebut digunakan sebagai Kantor Bank BTPN.

2. Jalan Braga

Stilasi kedua berada di persimpangan Jalan Braga dan Jalan Naripan, tepatnya di gedung Bank Jabar yang dulu bernama Gedung Denis. Pada Oktober 1945, di gedung ini pejuang Bandung Moeljono dan E Karmas merobek bendera Belanda.


Jalan Asia-Afrika

3. Jalan Asia-Afrika

Stilasi ketiga berada di depan Gedung Asuransi Jiwasraya Jalan Asia-Afrika atau di seberang Masjid Raya Jawa Barat. Pada masa itu, gedung ini digunakan sebagai markas resimen 8 yang dibangun pada 1922.

4. Jalan Simpang

Stilasi keempat berada di sebuah rumah yang terletak di Jalan Simpang. Menurut sejarah, di tempat tersebut dilakukan perumusan dan pengambilan keputusan pembumihangusan Kota Bandung.

Bahkan, dari rumah tersebut jugalah komando atau perintah untuk meninggalkan Kota Bandung digaungkan. Kini, rumah tersebut dijadikan sebagai tempat tinggal yang masih mempertahankan bentuk aslinya.

5. SD Dewi Sartika

Stilasi kelima berada jauh tidan dari Jalan Oto Iskandardinata - Jalan Kautamaan Istri. Stilasi ini berada di depan SD Dewi Sartika. Tak banyak catatan sejarah mengenai stilasi ini.

 


Jalan Ciguriang

6. Jalan Ciguriang

Stilasi keenam terletak di Jalan Ciguriang, sebelah pusat perbelanjaan Yogya Kepatihan. Stilasi ini terletak di dalam sebuah rumah yang juga menjadi markas komando Divisi III Siliwangi pimpinan kol. A.H. Nasution.

7. Persimpangan Lengkong Tengah - Lengkong Dalam

Stilasi ketujuh berada di persimpangan Jalan Lengkong Tengah dan Jalan Lengkong Dalam, tepatnya di belakang kampus Universitas Pasundan (Unpas). Tempat ini merupakan tempat bermukim masyarakat Indo - Belanda.

8. Jalan Jembatan Baru

Stilasi kedelapan berada di Jalan Jembatan Baru. Stilasi ini menjadi bukti adanya salah satu garis pertahanan pejuang saat terjadi pertempuran Lengkong.

 


Jalan Asmi

9. Jalan Asmi

Stilasi kesembilan berada di SD ASMI, tepatnya di Jalan Asmi. Hingga kini, bangunan utama gedung tidak banyak mengalami perubahan. Dulu, tempat ini digunakan sebagai markas pemuda pejuang, PESINDO, dan BBRI sebelum terjadinya peristiwa Bandung Lautan Api.

10. Gereja Gloria

Stilasi kesepuluh berada di depan sebuah gereja yang bernama Gloria. Dulunya, bangunan ini merupakan gedung pemancar NIROM yang digunakan untuk menyebarluaskan proklamsi kemerdekaan ke seluruh Indonesia dan dunia.

Tepat berada di seberang stilasi ini, tepatnya di Taman Tegallega, sebuah tugu Bandung Lautan Api berdiri kokoh hingga kini. Keberadaan tugu dan 10 stilasi tersebut menjadi bukti nyata perjuangan pahlawan dan masyarakat Bandung dalam peristiwa bersejarah masa lalu.

Penulis: Resla

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya