Waspada! Flu Singapura Mulai Serang Warga Depok

Direktur Utama RSUD KiSA, Sobari mengatakan, RSUD KiSA telah menerima sejumlah pasien penderita flu Singapura. Pasien yang mendapatkan penanganan flu Singapura mulai terjadi sejak awal Januari.

oleh Dicky Agung Prihanto diperbarui 22 Mar 2024, 16:00 WIB
Sejumlah masyarakat saat meminta pelayanan di RSUD KiSA Depok. (Liputan6.com/Dicky Agung Prihanto)

Liputan6.com, Jakarta - RSUD Khidmat Sehat Afiat (KiSA) telah memberikan penanganan kepada warga yang terkena flu Singapura atau penyakit tangan, kaki, dan mulut (HFMD). Sejak awal Januari hingga saat ini, jumlah pasien penderita flu Singapura di RSUD KiSA mengalami peningkatan.

Direktur Utama RSUD KiSA, Sobari mengatakan, RSUD KiSA telah menerima sejumlah pasien penderita flu Singapura. Pasien yang mendapatkan penanganan flu Singapura mulai terjadi sejak awal Januari.

“Ngga terlalu banyak jumlahnya, ada 15 pasien,” ujar Sobari, Jumat (22/3/2024).

Sobari menjelaskan, 15 pasien yang menjalani perawatan tercatat pada Januari sebanyak satu pasien, Februari empat pasien, dan Maret 10 pasien. Sejak Januari lalu, jumlah pasien penderita terus mengalami peningkatan.

“Maret lumayan jumlah penderita,” jelas Sobari.

Diketahui flu Singapura merupakan penyakit yang disebabkan infeksi dan dapat menularkan. Hal itu disebabkan virus sehingga perlu kekebalan imun tubuh untuk mencegah penularan.

“Ini penyebabnya virus, akan sembuh sendiri kalau orang itu kuat,” ucap Sobari.


Gejala Flu Singapura

Sejumlah masyarakat saat meminta pelayanan di RSUD KiSA Depok. (Liputan6.com/Dicky Agung Prihanto)

Masyarakat perlu mengetahui gejala yang ditimbulkan akibat flu Singapura, yakni demam tinggi, sakit tenggorokan, ruam merah, dan ada luka lepuhan pada bagian tubuh. Apabila terdapat gejala flu Singapura, masyarakat segera mendatangi pusat kesehatan masyarakat.

“Kalau virus tersebut sampai mengganggu akan dilakukan perawatan,” terang Sobari.

Sobari mengungkapkan, pada umumnya flu Singapura mudah menyerang pasien anak. Namun, ada pula penyakit tersebut menyerang pasien dewasa.

“Banyakan anak-anak, kalau anak daya tahan tubuh nya nggak terlalu kuat,” ungkap Sobari.

Masyarakat yang terkena flu Singapura dan menjalani perawatan mandiri, dapat memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar. Penerapan pola hidup bersih dan sehat perlu dilakukan untuk mencegah penularan flu Singapura maupun penyakit lainnya.

“Jika pada masa penyembuhan mandiri tidak mengalami perubahan, maka dilakukan perawatan di rumah sakit,” tutur Sobari.


Kerap Terjadi pada Anak-anak

Flu Singapura kerap terjadi pada anak-anak kisaran usia 5 hingga 10 tahun dan dapat disebabkan berbagai hal salah satunya virus Coxsackie terutama Coxsackie A16. Salah satu kasus flu Singapura terjadi pada anak usia 5 tahun di Depok, Jawa Barat.

Ia mengalami ruam di telapak tangan dan kaku awalnya dikira cacar air. 

Terkait hal ini, Ketua Satuan Tugas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Profesor Hartono Gunardi memberi penjelasan soal pencegahan Flu Singapura.

“Pencegahannya tentu kita melakukan kebersihan lingkungan yang baik, menghindari kontak penderita,” kata Hartono dalam Pekan Imunisasi Dunia (PID) bersama Kementerian Kesehatan di Jakarta, Senin (18/3/2024).

 


Tentang Flu Singapura

Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Hinky Hindra Irawan Satari menambahkan bahwa Flu Singapura adalah terminologi yang salah.

“Itu terminologi yang salah kalau Flu Singapura, karena memang virusnya bukan flu dan tidak hanya terjadi di Singapura saja, di berbagai tempat dan berbagai penyebab,” ujar Hinky.

HFMD dapat timbul akibat berbagai penyebab, tapi umumnya HFMD di Indonesia adalah akibat dari infeksi virus Coxsackie.

“Di Indonesia kebanyakan Coxsackie, kalau Coxsackie enggak ada vaksinnya tapi di Indonesia rata-rata ringan,” kata Hinky. 

Gejala HFMD yang ditemukan di Indonesia umumnya ruam di langit-langit mulut, di telapak tangan, dan di telapak kaki.

“Demamnya ada yang tinggi ada yang enggak begitu tinggi. Ada yang sakit berat sampai ruamnya di bokong atau bagian tubuh lain.”

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya