Cuaca Indonesia Hari Ini Sabtu 23 Maret 2024: Mayoritas Langit Pagi Cerah Berawan di Akhir Pekan

Pada akhir pekan, Sabtu (23/3/2024) langit pagi Indonesia sebagian diprediksi cerah, berawan, cerah berawan, dan hujan ringan. Seperti itulah prakiraan cuaca Indonesia hari ini.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 24 Mar 2024, 19:44 WIB
Pada akhir pekan, Sabtu (23/3/2024) langit pagi Indonesia sebagian diprediksi cerah, berawan, cerah berawan, dan hujan ringan. Seperti itulah prakiraan cuaca Indonesia hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Pada akhir pekan, Sabtu (23/3/2024) langit pagi Indonesia sebagian diprediksi cerah, berawan, cerah berawan, dan hujan ringan. Seperti itulah prakiraan cuaca Indonesia hari ini.

Berdasarkan laporan cuaca yang disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui laman resminya www.bmkg.go.id, hujan ringan pagi hari ini diprediksi hanya akan turun di Jambi, Mamuju, dan Kendari.

Lalu di siang nanti, cuaca Indonesia diprakirakan sebagiannya cerah, berawan, cerah berawan, berawan tebal, hujan ringan, dan hujan petir.

Wilayah Gorontalo, Palangkaraya, Pangkal Pinang, Tanjung Pinang, Ambon, Ternate, Mataram, Kota Jayapura, Manokwari, Pekanbaru, Kendari, Padang, dan Medan diprediksi diguyur hujan ringan pada siang nanti.

Waspada siang nanti hujan petir diprakirakan BMKG bakal ada di langit Pontianak, Bandar Lampung, dan Kupang.

Untuk malam hari nanti sebagian wilayah Indonesia diprediksi berawan, cerah berawan, berawan tebal, hujan ringan, dan hujan sedang.

Hujan dengan intensitas ringan malam nanti diprakirakan guyur wilayah Bengkulu, Jambi, Bandung, Surabaya, Tarakan, dan Pekanbaru.

Cuaca hujan berintensitas sedang diprediksi guyur Kota Jayapura dan Medan pada malam hari nanti.

Berikut informasi prakiraan cuaca Indonesia selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG:

 Kota  Pagi  Siang  Malam
 Banda Aceh  Cerah Berawan  Berawan  Berawan
 Denpasar  Berawan  Cerah Berawan  Berawan
 Serang  Cerah Berawan  Berawan  Berawan
 Bengkulu  Berawan  Berawan  Hujan Ringan
 Yogyakarta   Cerah Berawan  Berawan  Berawan
 Jakarta Pusat   Cerah Berawan  Berawan  Cerah Berawan
 Gorontalo   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Cerah Berawan
 Jambi   Hujan Ringan  Berawan  Hujan Ringan
 Bandung   Cerah Berawan  Berawan  Hujan Ringan
 Semarang   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Berawan
 Surabaya   Cerah  Cerah  Hujan Ringan
 Pontianak   Berawan  Hujan Petir  Berawan
 Banjarmasin   Cerah Berawan  Berawan  Berawan
 Palangkaraya  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Samarinda  Hujan Ringan  Hujan Petir  Cerah
 Tarakan   Berawan  Berawan  Hujan Ringan
 Pangkal Pinang  Cerah Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Tanjung Pinang   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Bandar Lampung  Berawan  Hujan Petir  Berawan
 Ambon   Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Ternate   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Cerah Berawan
 Mataram   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Cerah Berawan
 Kupang   Berawan  Hujan Petir  Berawan
 Kota Jayapura  Berawan  Hujan Ringan  Hujan Sedang
 Manokwari   Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Pekanbaru   Berawan  Hujan Ringan  Hujan Ringan
 Mamuju   Hujan Ringan  Berawan  Berawan
 Makassar   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Berawan
 Kendari   Hujan Ringan  Hujan Ringan  Berawan
 Manado    Cerah Berawan  Berawan  Cerah Berawan
 Padang   Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Palembang  Cerah Berawan  Berawan Tebal  Berawan
 Medan   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Hujan Sedang

BMKG: Puncak Kemarau Juli-Agustus 2024, Ada Potensi Kekeringan dan Karhutla

Sejumlah kendaraan melintas saat hujan di Bundaran HI, Jakarta, Jumat (18/2/2022). BMKG mengungkapkan potensi curah hujan meningkat dan cuaca ekstrem sepanjang 17-23 Februari 2022. Sejumlah wilayah diminta waspada dampak yang terjadi dari cuaca buruk. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim kemarau 2024 terjadi pada Juli dan Agustus. Sedangkan musim kemarau dimulai pada April.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebutkan, daerah yang mengalami puncak kemarau pada Juli meliputi sebagian besar Pulau Sumatera, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Kalimantan Barat, dan sebagian Kalimantan Utara.

Sedangkan untuk Agustus meliputi sebagian Sumatera Selatan, Jawa Timur, sebagian besar Pulau Kalimantan, Bali, NTB, NTT, sebagian besar Pulau Sulawesi, Maluku, dan sebagian Pulau Papua.

Dwikorita menerangkan, sifat musim kemarau 2024 umumnya bersifat normal dengan cakupan 359 ZOM (51 persen). Namun, terdapat beberapa daerah dengan sifat di bawah normal seperti sebagian kecil Riau, Bangka Belitung, sebagian Kalimantan Barat, sebagian Jawa Timur, sebagian Sulawesi, Maluku Utara, dan Papua bagian Selatan.

BMKG pun mengimbau masyarakat untuk bersiap menghadapi kemarau, terutama untuk daerah yang bersifat bawah normal. Sebab, ada potensi kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

"Terdapat potensi kekeringan dan kebakaran lahan dan hutan di beberapa daerah," ujar Dwikorita dalam konferensi pers, Jumat 15 Maret 2024.


Imbauan BMKG pada Sejumlah Pihak

Suasana saat hujan deras mengguyur kawasan Jalan Thamrin, Jakarta, Selasa (31/5/2022). Kecepatan angin maksimum mencapai 20 kt dan tekanan udara minimum 1005,8 mb. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Dwikorita mengimbau kepada kelompok/lembaga, pemerintah daerah (pemda), dan seluruh masyarakat mengambil langkah antisipatif guna menghadapi musim kemarau 2024.

Untuk wilayah yang diprediksi mengalami kemarau atas normal (lebih basah) akan berdampak pada tanaman pertanian dan hortikultura yang sensitif terhadap curah hujan tinggi.

"Kami mengimbau kepada petani untuk memperhatikan jenis dan pola tanam untuk daerah yang diprediksi mengalami kemarau bersifat atas normal," ujar Dwikorita.

BMKG juga mengimbau pemda di wilayah yang diprediksi bersifat bawah normal (lebih kering) untuk mengoptimalkan penyimpanan air pada akhir musim hujan guna memenuhi danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya di masyarakat melalui gerakan memanen air hujan.


BMKG Prediksi Awal Musim Kemarau Terjadi pada April 2024, Dimulai dari NTT-NTB

Seorang anak bersama ibunya mengambil air pada galian sumur di tengah aliran Sungai Cihoe, Kamis (28/9/2023). Warga Desa Sukagalih, Jonggol, Bogor, mengalami kesulitan air bersih di tengah fenomena El Nino yang menyebabkan musim kemarau berkepanjangan. (merdeka.com/Arie Basuki)

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi awal musim kemarau di Indonesia dimulai pada April 2024.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa awal musim kemarau terjadi seiring dengan aktifnya angin timuran atau Monsun Australia di bulan keempat.

"BMKG memprediksi awal musim kemarau terjadi seiring aktifnya Monsun Australia pada April 2024," kata Dwikorita dalam konferensi pers secara daring, Jumat 15 Maret 2024.

Dwikorita menyatakan, awal musim kemarau akan dimulai dari wilayah NTT, NTB, Bali, lalu wilayah Jawa. Wilayah Indonesia bagian lain akan mengalami musim kemarau pada periode Mei hingga Agustus 2024.

Secara rinci, 90 zona musim (ZOM) atau 13 persen dari total 699 ZOM, diprediksi akan memasuki musim kemarau pada April 2024.

Wilayah yang masuk dalam 90 ZOM itu meliputi sebagian Bali, NTB, NTT, pesisir utara dari Banten, Jakarta, dan Jawa Barat (pesisir utara Jawa), dan bagian pesisir Jawa Timur

Sementara itu, 133 ZOM atau 19 persen wilayah akan memasuki musim kemarau pada Mei 2024.

"Yang memasuki musim kemarau pada Mei 2024 meliputi wilayah Jakarta, sebagian kecil Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, sebagian Jawa Timur, sebagian kecil Maluku, sebagian Papua, dan Papua Selatan," jelas Dwikorita.

Sisanya, 167 ZOM atau 24 persen wilayah akan memasuki musim kemarau pada Juni. Wilayahnya meliputi sebagian besar Pulau Sumatera, Banten, sebagian besar Jawa Barat, sebagian Kalimantan Barat, sebagian kecil Kalimantan Timur, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Tenggara, Maluku bagian Kepulauan Aru dan Tanimbar.

"Sedangkan 113 ZOM atau 16 persen lainnya merupakan daerah yang memiliki musim hujan atau kemarau sepanjang tahun. Jadi ada wilayah yang sepanjang tahun musim hujan terus, atau wilayah yang sepanjang tahun musim kemarau terus," tutup Dwikorita.

Infografis 4 Anomali Cuaca Pemicu Potensi Cuaca Ekstrem di Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya