Nyamuk Wolbachia, Solusi Atasi Demam Berdarah Dengue Selain 3M Plus Vaksin DBD

Nyamuk Wolbachia dan Vaksin DBD Diklaim Efektif Kurangi Kasus Demam Berdarah Dengue

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 24 Mar 2024, 17:00 WIB
Waspada Demam Berdarah Dengue, Ketahui Cara Mencegahnya dengan Nyamuk Wolbachia dan Vaksin DBD (Foto: Aditya Eka Prawira/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Program nyamuk Wolbachia untuk mengatasi demam berdarah dengue (DBD) sedang diimplementasikan di enam kota, yaitu Denpasar, Semarang, Bandung, Jakarta Barat, Bontang, dan Kupang. Hal ini disampaikan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), Imran Pambudi dalam diskus media #Ayo3MPlusVaksinDBD pada Kamis, 21 Maret 2024.

Dijelaskannya bahwa Wolbachia adalah bakteri alami pada nyamuk Aedes aegypti yang dapat menurunkan replikasi virus dengue dan mengurangi kemampuan nyamuk tersebut dalam menularkan demam berdarah. Imran menyatakan bahwa penggunaan bakteri Wolbachia aman berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh berbagai negara dan ahli.

Sayangnya, lanjut Imran, partisipasi dan dukungan masyarakat mengenai nyamuk Wolbachia masih rendah karena minimnya informasi dan banyaknya hoaks yang beredar.

Selain itu, Imran menyoroti pentingnya inovasi lain dalam menanggulangi demam berdarah dengue, seperti pengembangan vaksin DBD. Saat ini terdapat dua vaksin yang tersedia, yaitu Dengvaxia yang diberikan pada anak umur 9 hingga 16 tahun dengan skrining awal status serologi, dan vaksin Qdenga yang dapat diberikan pada populasi umur hingga 45 tahun tanpa skrining awal dan dosis dua kali.

Imran juga menyebutkan bahwa vaksin DBD telah dimasukkan dalam program daerah, seperti di Kalimantan Timur pada 2023 Dia juga menekankan bahwa DBD masih menjadi masalah kesehatan yang serius dan sering menyebabkan kejadian luar biasa (KLB) serta kematian, baik di Indonesia maupun di dunia.

Menurut data dari WHO, sekitar 3,9 miliar orang di 128 negara berisiko terkena demam berdarah dengue, dengan lebih dari 100 negara termasuk negara endemis di Afrika, Asia, dan Amerika Latin.


Kasus DBD di Indonesia 2024

Imran Pambudi melaporkan bahwa pada tahun 2024, jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia mencapai 35.556 dengan 290 kematian, meskipun baru 11 minggu berlalu. Imran menyoroti fakta bahwa Jawa Barat menjadi provinsi dengan kasus dan kematian DBD terbanyak, dengan 10.428 kasus dan 94 kematian. Selain itu, dia juga mencatat peningkatan kasus DBD di 18 provinsi, termasuk Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Kalimantan Selatan, dan lainnya.

Imran menekankan beberapa tantangan dalam penanganan DBD, seperti rendahnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit ini dan kurang optimalnya budaya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Dalam konteks cuaca yang tidak biasa, di mana hujan disusul oleh panas selama tiga hari berturut-turut, Imran menjelaskan bahwa hal ini dapat meningkatkan genangan air dari hujan yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti, penyebab DBD.

Untuk mengatasi masalah ini, Imran menguraikan beberapa strategi penanggulangan DBD, termasuk manajemen risiko, peningkatan akses layanan publik, penguatan surveilans, serta keterlibatan masyarakat dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk.    


Kasus DBD di Tahun 2023 Turun 30 Persen

Sementara itu, kasus DBD di Indonesia mengalami penurunan sebesar 30 persen pada 2023 dibandingkan tahun sebelumnya. Imran mengungkapkan bahwa jumlah kumulatif kasus DBD pada 2023 mencapai 114.720 dengan 894 kematian.

"Kasus terbanyak ditemukan di Jawa Barat mencapai 19.328 kasus. Sedangkan untuk kasus kematian terbanyak pada tahun itu terjadi di Jawa Tengah dengan 143 kasus," katanya. Lebih lanjut Imran mencatat bahwa pada 2022 terdapat 143.176 kasus DBD dengan 1.236 kematian.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya