Liputan6.com, Semarang - Warga Perumahan Dinar Indah, Meteseh, Kecamatan Tembalang harus direlokasi agar tak selalu kebanjiran. Rencana ini terus dimatangkan oleh Pemkot Semarang.
Menurut Wali Kota Semarang Hevearita G Rahayu, perumahan Dinar Indah selalu kebanjiran karena lokasinya memang bukan untuk pemukiman.
Advertisement
"Perumahan Dinar Indah berada di daerah cekungan dan berdekatan dengan bantaran sungai Babon. Hal inilah yang menyebabkan sering terjadi banjir akibat air kiriman dari wilayah atas," kata mbak Ita.
Ia mengaku sudah koordinasi dengan BNPB, dan mendapat arahan bahwa pembangunan untuk relokasi ada batas minimal nominalnya. Hingga kini Pemkot Semarang masih terkendala dengan lahan pengganti yang akan digunakan untuk relokasi.
"Saat ini sedang mencari lokasi relokasi. Di wilayah tersebut bagian atasnya terdapat lahan milik pengembang, namun karena pengembangnya nakal dan lari dari tanggung jawab, sampai sekarang tidak dapat dihubungi. Maka kami lagi mencoba apakah itu bisa dipakai, untuk diajukan ke BNPB," katanya.
Awalnya Pemerintah Kota sudah menawarkan kepada masyarakat untuk dipindah dan dibuatkan rumah susun. Namun warga menolak. Saat itu kementerian PUPR sudah memberikan tawaran untuk dibangun rumah susun.
"Mereka mau dipindah namun tidak mau di rumah susun, maunya rumah biasa. Rumah tapak, jejer-jejer kayak di Tambakrejo," kata mbak Ita.
Kemudian saat Kepala BNPB memberi arahan terkait relokasi pembangunan rumah bagi warga terdampak banjir, menjadi angin segar dan pencerahan bagi Pemkot Semarang.
Saat ini secara pararel, Pemkot Semarang melakukan inventarisir dan pendataan sembari memastikan lahan pengganti.
"Ini sudah disiapkan eatanya by name by address, surat permohonannya. Tinggal lahannya oke, maka akan kami kirim permohonan ke BNPB. Karena kepala BNPB sudah memberikan lampu hijau," katanya.