Liputan6.com, Jakarta - Puasa Ramadan wajib dilaksanakan bagi yang mampu. Tapi, jangan sampai puasa yang dilakukan hanya jadi penggugur kewajiban saja.
"Jangan sampai puasa kita seperti puasa ular," sebut Ustaz Hilman Fauzi, dalam Kajian Klamby Ramadan Festival 2024, di Jakarta Selatan, Sabtu, 23 Maret 2024.
Advertisement
Ia menyatakan umat muslim akan merugi jika hanya menjalankan puasa Ramadan tanpa adanya perubahan dari kebiasaan buruk. Penceramah penggagas Teman Hijrah Bogor tersebut mengibaratkan puasa yang demikian sebagai puasa ular.
"Ular ketika ingin berganti kulit dia berpuasa. Sebelum puasa dia adalah ular, saat berpuasa tetap ular, hingga selesai berpuasa masih jadi ular," sebutnya.
Sebaliknya, Hilman membandingkan puasa yang baik adalah seperti seekor ulat. "Maka, berpuasalah seperti ulat. Sebelum berpuasa dia adalah ulat, ketika berpuasa dia jadi kepompong, selesai berpuasa berubah jadi kupu-kupu," katanya, kepada majelis kajian yang mayoritas diisi oleh perempuan.
Hilman turut menyampaikan bahwa umat Muslim yang masih diizinkan Allah untuk bertemu kembali dengan bulan Ramadan biasanya karena dua alasan. "Yang pertama karena amalnya masih kurang, yang kedua karena dosa-dosanya belum diampuni oleh Allah," sebutnya sambil mengajak majelis kajian untuk berkontemplasi diri.
Acara Klamby Ramadan Festival 2024 ini juga dihadiri oleh Nur Asia Uno, istri Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, beberapa influencer hijab, dan para pelanggan setia jenama fashion muslim Wearing Klamby.
Klamby Hadirkan Festival Ramadan 2024
Jenama fashion muslim Indonesia, Wearing Klamby mengadakan acara Klamby Festival Ramadan 2024 sebagai pengganti acara fashion show tahunan mereka yang tidak terlaksana tahun ini.
"Kita tahun ini kan absen buat bikin fashion show, kemarin bikin digital show aja. Ternyata, para Klamby Family mau banget silaturahmi di Ramadan ini, maka terciptalah acara kajian seperti sekarang," sebut Sandy Hendra Budiman, PR Executive Wearing Klamby, kepada Tim Lifestyle Liputan6.com saat ditemui pada acara tersebut.
"Jadi kita twist sedikit event besar kita jadi acara yang lebih bermanfaat," tambahnya.
Selain kajian, acara itu juga menghadirkan serangkaian agenda seperti buka bersama, salat tarawih, hingga bazar Ramadan. Booth makanan lokal juga tampak hadir mengisi pelataran luar venue kajian.
Wearing Klamby turut mengadakan Warehouse Sale dengan penawaran diskon hingga 80 persen untuk semua koleksi pakaian dan diskon 50 persen di lini parfum. Bazar ini juga memberikan kesempatan pelanggan untuk bermain spin wheel berhadiah serta bonus bros cantik dengan minimum belanja Rp850 ribu.
Advertisement
Rilis Lima Series Koleksi Pada Maret Ini
Jenama ini juga telah merilis koleksi dengan tema besar "Archipelago" untuk Idul Fitri 2024. Setelah series Magani yang dipasarkan pada Februari lalu, Sandy mengatakan ada lima series dari koleksi Archipelago yang dirilis pada Maret ini.
"Jadi sebetulnya untuk koleksi lebaran kita tema besarnya Archipelago Series, tapi di dalam Archipelago itu ada enam koleksi. Ada Magani, Dahayu, Namora, dan yang baru saja launching itu Mala series," sebutnya. Selanjutnya, akan ada dua series lain, Sentani dan Halmahera yang akan dirilis pada akhir bulan Maret ini.
Untuk tema, Sandy menyebutkan bahwa seluruh series dari Koleksi Archipelago akan mengambil dari budaya Indonesia. "Karena Klamby sendiri kan mengambil history dan cerita dari Indonesia," tegasnya.
Warna-warna yang ditawarkan pun cukup beragam, namun berkutat pada nuansa pastel yang lembut. Klamby juga tetap menonjolkan identitas warna mereka yang bernuansa earth tone, kata Sandy.
Ke Mana Arah Tren Modest Fashion Dunia?
Seperti lini mode lain, tren modest fashion tentu berputar dalam skala global. Kategori busana ini tidak hanya diterima dan dianut secara luas, namun juga berkembang pesat, setidaknya dalam lima tahun terakhir di berbagai wilayah di dunia.
Modest fashion akhirnya tidak semata jadi koleksi yang ada hanya saat Ramadan. Sementara, Glamour UK menyebut bahwa modest fashion merupakan ceruk lebih besar dari fesyen Muslim. Jadi, ke mana arahnya tren modest fashion di tengah perkembangannya?
Desainer berbasis di Uni Emirat Arab (UEA), Safiya Abdallah, mengatakan, "Modest fashion berakar kuat pada budaya, dan setiap negara menerjemahkan modest fashion dengan cara berbeda-beda. Ada yang menyukai busana cerah, ada yang netral, ada yang ceria, dan ada yang minimalis."
Karena itu, tidak ada aturan saklek dalam desain modest fashion. Profesor Reina Lewis dari London College of Fashion menyambung, bahwa perbedaan yang terdapat dalam desain modest fashion terletak pada variasi budaya dan norma tempatnya berkembang.
Seperti di Timur Tengah, abaya warna hitam adalah pakaian wanita sehari-hari yang tidak terpaut dengan praktek keagamaan. Namun, ketika dikenakan oleh perempuan muslim dari daerah lain, busana jenis ini berubah menjadi pakaian keagamaan.
Advertisement