Liputan6.com, Jakarta - Besok pada Senin 25 Maret 2024, akan terjadi fenomena Gerhana Bulan Penumbra. Gerhana Bulan Penumbra ini juga dapat disaksikan di Indonesia.
Gerhana Bulan adalah peristiwa langka di mana cahaya Matahari terhalang oleh Bumi, menghasilkan bayangan yang memengaruhi penampakan Bulan.
Advertisement
Sementara, Gerhana Bulan Penumbra terjadi ketika posisi ketiga benda langit tersebut sejajar, menyebabkan Bulan masuk ke dalam bayangan penumbra Bumi.
Akibatnya, ketika gerhana mencapai puncaknya, maka Bulan akan tampak redup dibandingkan dengan penampilannya selama purnama.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), fenomena Gerhana Bulan Penumbra pada Senin 25 Maret 2024 para pengamat yang berada di sebelah Timur garis lintang, termasuk Papua, Papua Barat, dan sebagian Maluku, akan dapat menyaksikan proses Gerhana Bulan mulai dari terbitnya Bulan hingga berakhirnya gerhana.
Fenomena Gerhana Bulan Penumbra ini terjadi bertepatan masih pada bulan Ramadhan. Namun rupanya, bukan hanya ini saja. Bedanya, pada 8 April 2024 atau pada akhir Ramadhan 2024 sebelum lebaran Idulfitri, akan terjadi fenomena Gerhana Matahari Total (GMT).
Mengutip laman resmi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Gerhana Matahari Total pada akhir Ramadhan 1445 H hanya dapat diamati di Eropa Barat, Amerika Utara, Amerika Selatan, Samudera Pasifik, Atlantik, dan Arktik.
Gerhana Matahari adalah fenomena astronomi yang dapat diprediksi kapan terjadinya. Fenomena alam ini terjadi ketika cahaya matahari terhalang oleh bulan sehingga tidak semua cahayanya sampai ke bumi.
Berikut sederet fakta terkait fenomena Gerhana Bulan Penumbra dan Gerhana lainnya yang bakal terjadi pada bulan Ramadhan ini hingga sepanjang 2024 dihimpun Liputan6.com:
1. Gerhana Bulan Penumbra Terjadi pada Senin 25 Maret 2024
Pada Senin 25 Maret 2024, akan terjadi Gerhana Bulan Penumbra di Indonesia. Gerhana Bulan adalah peristiwa langka di mana cahaya Matahari terhalang oleh Bumi, menghasilkan bayangan yang memengaruhi penampakan Bulan.
Sementara itu, Gerhana Bulan Penumbra,terjadi ketika posisi ketiga benda langit tersebut sejajar, menyebabkan Bulan masuk ke dalam bayangan penumbra Bumi. Akibatnya, ketika gerhana mencapai puncaknya, Bulan akan tampak redup dibandingkan dengan penampilannya selama purnama.
Terkait Gerhana Bulan Penumbra 25 Maret 2024, BMKG menyatakan bahwa para pengamat yang berada di sebelah Timur garis lintang, termasuk Papua, Papua Barat, dan sebagian Maluku, akan dapat menyaksikan proses Gerhana Bulan mulai dari terbitnya Bulan hingga berakhirnya gerhana.
Di sisi lain, pengamat yang berada di sebelah Barat garis lintang, seperti Maluku Utara, sebagian Maluku, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, NTT, dan NTB.
Lalu Bali, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, Lampung, Sumatera Selatan, Bengkulu, Bangka Belitung, Jambi, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Utara, dan Aceh, tidak akan dapat menyaksikan seluruh fase gerhana karena Bulan masih berada di bawah horizon saat gerhana terjadi.
Advertisement
2. Wilayah di Dunia yang Bisa Lihat Gerhana Bulan Penumbra
Proses gerhana tersebut secara keseluruhan juga dapat dilihat di sebagian besar wilayah Amerika dan Kanada. Saat Bulan terbit, proses gerhana bisa diamati di sebagian kecil Asia, sebagian Australia, Selandia Baru, dan sebagian kecil Rusia.
Sedangkan saat Bulan terbenam, proses gerhana dapat diamati di sebagian Eropa dan Afrika. Namun, gerhana ini tidak akan terlihat di sebagian besar Asia, sebagian Australia, sebagian besar Rusia, sebagian Afrika, dan sebagian Eropa.
Untuk diketahui, Gerhana Bulan Penumbra pada tanggal 25 Maret 2024 adalah bagian dari seri Saros 113, menjadi gerhana ke-64 dari total 71 gerhana dalam seri tersebut.
Gerhana Bulan sebelumnya yang terkait dengan gerhana ini terjadi pada tanggal 14 Maret 2006. Sementara gerhana Bulan berikutnya yang terkait adalah Gerhana Bulan Penumbra pada tanggal 5 April 2042, yang juga bisa diamati dari Indonesia.
3. Gerhana Matahari Juga Akan Terjadi di Akhir Ramadhan 2024
Gerhana Matahari Yotal (GMT) akan terjadi pada 8 April 2024, bertepatan pada akhir Ramadhan 2024 sebelum lebaran Idulfitri. Namun, gerhana matahari total ini tidak melintasi wilayah Indonesia.
Mengutip laman resmi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), gerhana matahari total akhir Ramadhan 1445 H hanya dapat diamati di Eropa Barat, Amerika Utara, Amerika Selatan, Samudera Pasifik, Atlantik, dan Arktik.
Gerhana matahari adalah fenomena astronomi yang dapat diprediksi kapan terjadinya. Fenomena alam ini terjadi ketika cahaya matahari terhalang oleh bulan sehingga tidak semua cahayanya sampai ke bumi.
Mengutip laman Muhammadiyah.or.id, gerhana matahari terjadi ketika matahari, bulan, dan bumi berada dalam satu garis lurus. Posisi ini terjadi ketika bulan baru, yaitu saat matahari dan bulan mengalami konjungsi (ijtimak).
Gerhana matahari dapat dipastikan terjadi ketika bulan baru. Akan tetapi, gerhana matahari tidak selalu terjadi setiap bulan baru.
Pada umumnya, apabila hari ini terjadi gerhana matahari, maka besok sudah masuk bulan baru hijriyah. Namun kembali lagi ke waktu terjadinya gerhana.
Jika gerhana terjadi di waktu antara pagi sampai siang, maka besok kemungkinan besar sudah bulan baru karena tinggi hilal sudah berada di atas ufuk. Akan tetapi, apabila gerhana matahari terjadi sore hari, maka hilal kemungkinan masih di bawah ufuk dan besok belum masuk bulan baru.
Advertisement
4. Peristiwa Gerhana Matahari Total 2024 Bikin Sulit Melihat Hilal Syawal
Menurut Asosiasi Astronomi Uni Emirat Arab (UEA), peristiwa gerhana matahari total 8 April 2024 akan memengaruhi penampakan hilal awal Syawal 1445 H.
Kemunculan bulan sabit sebelum tengah malam menyiratkan bahwa bulan sabit tersebut akan terlihat setelah matahari terbenam keesokan harinya di sebagian besar dunia Islam.
"Kelahiran bulan sabit Syawal akan bertepatan dengan gerhana matahari total pada 8 April. Bulan sabit Syawal akan terlihat setelah matahari terbenam pada tanggal 9 April, menandai hari terakhir bulan suci Ramadhan," kata Ibrahim Al Jarwan, ketua asosiasi tersebut dikutip dari Gulf News.
Asosiasi Astronomi UEA memperkirakan lebaran Idulfitri jatuh pada Rabu, 10 April 2024.
"Telah mengindikasikan bahwa konsensus Islam menunjuk pada hari pertama bulan Syawal yang jatuh pada hari Rabu, 10 April 2024," katanya.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyatakan bahwa ijtimak jelang Syawal 1445 H belum terjadi pada Senin, 29 Ramadhan 1445 H yang bertepatan 8 April 2024 M. Ijtimak jelang Syawal 1445 H baru terjadi pada Selasa, 30 Ramadhan 1445 H bertepatan 9 april 2024 M pukul 01:23:10 WIB.
"Tinggi bulan pada saat matahari terbenam tanggal 9 April 2024 di Yogyakarta yaitu 6 derajat 8 menit 28 detik, sehingga hilal sudah wujud. Dan di wilayah Indonesia pada saat matahari terbenam bulan berada di atas ufuk. Oleh karena itu, di wilayah Indonesia tanggal 1 Syawal 1445 H (Idul Fitri) jatuh pada Rabu Pahing, 10 April 2024 M," kata Sekretaris PP Muhammadiyah Muhammad Sayuti dalam konferensi pers di Yogyakarta yang disiarkan daring, Sabtu 20 Januari 2024.
Pemerintah sejauh ini belum menetapkan kapan lebaran Idulfitri. Awal Syawal 1445 H baru ditentukan setelah Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia menggelar sidang isbat pada Selasa, 9 April 2024.
5. Pada 2024 Ada Empat Gerhana Terjadi
Tahun 2024 akan terdapat peristiwa empat gerhana, termasuk dua Gerhana Matahari dan dua Gerhana Bulan. Dihimpun dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), berikut rincian keempat peristiwa gerhana tersebut:
- Gerhana Bulan Penumbra (GBP) pada tanggal 25 Maret 2024, dapat diamati dari Indonesia.
- Gerhana Matahari Total (GMT) pada tanggal 8 April 2024, tidak dapat diamati dari Indonesia.
- Gerhana Bulan Sebagian (GBS) pada tanggal 18 September 2024, tidak dapat diamati dari Indonesia.
- Gerhana Matahari Cincin (GMC) pada tanggal 2 Oktober 2024, tidak dapat diamati dari Indonesia.
Advertisement