Berapa Kerugian Banjir Semarang? Berikut Data BPBD Semarang

Bencana hidrologis di Semarang selain berupa banjir juga ada tanah longsor dan tanah amblas.

oleh Felek Wahyu diperbarui 24 Mar 2024, 17:54 WIB
Sebuah mobil harus diikat dengan pohon agar tidak meluncur ke jurang saat terjadi longsor di Sendangmulyo, Tembalang, Kota Semarang. Foto: Liputan6.com/ Felek Wahyu

Liputan6.com, Semarang - Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang menyatakan pendataan kerusakan rumah dan infrastruktur akibat banjir memasuki tahap penghitungan. Setelah terhitung total, bantuan alokasi dari dana Belanja Tak Terduga (BTT) akan disalurkan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, Endro Pudyo Martanto mengatakan, dalam masa transisi pasca-banjir proses pendataan kerugian akibat kerusakan yang disebabkan bencana dilakukan bersama jajaran instansi teknis terkait.

"Tugas BPBD Kota Semarang melakukan assesment atau pendataan rumah yang rusak terdampak banjir, pendataan kerusakan infrastruktur, baik jalan maupun jembatan," kata Endro.

Setidaknya terdapat tujuh rumah rusak terdampak banjir. Sementara itu, sebanyak 38 rumah masuk kategori parah justru akibat tanah longsor dan tertimpa pohon tumbang.

"Sedang kami hitung nilai kerusakannya, setelah itu kami ajukan usulan BTT," katanya.

Pelibatan organisasi perangkat daerah (OPD) yaitu, Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang, Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Kota Semarang, termasuk secara vertikal dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng, dan pemerintah pusat.

Misalnya kerusakan Jalan Raya Kaligawe merupakan kewenangan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jateng - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dan Jalan Woltermonginsidi di bawah kewenangan provinsi Jateng.

Menurutnya, masing-masing OPD teknis tersebut telah menghitung titik-titik kerusakan infrastruktur akibat bencana banjir beberapa waktu lalu. Khusus di Kota Semarang, pihaknya akan mengajukan usulan BTT.

Sebelumnya, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, penanganan bencana harus dilakukan secara kolaboratif. Mbak Ita mengatakan, penanganan bencana memerlukan banyak pihak.

"Tidak mungkin Pemkot Semarang sendirian," kata Mbak Ita.

Mbak Ita mengatakan, kolaboratif lintas instansi tersebut tak hanya dalam distribusi logistik bantuan saja. Koordinasi dengan sejumlah pihak tersebut menurutnya akan mempercepat proses penanganan hingga pasca-bencana.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya