Harga Kakao Dunia Terbang Tinggi Dekati Level USD 9.000, Ternyata Gara-Gara Ini

Lonjakan harga secara besar-besaran ini disebabkan oleh terganggunya pasokan dan permintaan.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 25 Mar 2024, 14:00 WIB
Petani Simpan Bijih Kakao (Foto: Liputan6.com/Dio Pratama)

Liputan6.com, Jakarta Pangan global kembali diguncang kenaikan harga yang besar. Kali ini, lonjakan terjadi pada harga kakao yang mencapai rekor dua kali lipat sejak awal 2024.

Melansir CNBC International, Senin (25/3/2024) harga kakao global saat ini sudah mendekati USD 9.000 per metrik ton. Pada hari Jumat (22/3), harga minyak mencapai titik tertinggi baru sepanjang masa, bertahan naik 4,4% pada USD 8,940 per ton. Harga juga naik lebih dari 10% untuk minggu ini.

Ketika tahun 2024 dimulai, harga kakao diperdagangkan di bawah USD 4.200 per ton. Alasan lonjakan harga secara besar-besaran ini disebabkan oleh terganggunya pasokan dan permintaan.

Kondisi cuaca kering parah yang disebabkan oleh El Niño, kebakaran hutan yang dilaporkan, dan wabah virus pucuk kakao telah mengurangi pasokan bahan makanan tersebut.

Permintaan juga tetap kuat di negara-negara seperti Amerika Serikat, sehingga membantu perusahaan seperti Hershey’s dan Mondelez untuk memberikan beban yang lebih baik kepada konsumen karena kenaikan harga.

Tampaknya kondisi cuaca kering ini tidak akan reda dalam waktu dekat.

Musim hujan di Pantai Gading biasanya berlangsung dari bulan April hingga Oktober, namun wilayah tersebut saat ini menghadapi suhu yang lebih panas dari biasanya, yang dapat memperpanjang kurangnya curah hujan yang melimpah.

Kurangnya curah hujan dapat menyebabkan ukuran dan kualitas biji kakao di bawah standar, sehingga semakin membatasi pasokan kakao di masa mendatang.

Meskipun masalah pasokan di Afrika Barat memicu kenaikan awal, momentum kini menjadi komponen besar dalam kenaikan harga kakao, menurut Jeff Kilburg, CEO dan Pendiri KKM Financial.

"Komponen spekulatif tambahan dari kakao berjangka mempunyai kemampuan untuk membesar-besarkan pergerakan. Dan saya pikir hal yang berlebihan saat ini sedang diperhitungkan karena saya yakin kesenjangan pasokan atau gangguan pasokan diperkirakan sekitar 25% hingga 30% yang lalu," ungkapnya.


Harga Kakao Diperkirakan Masih Akan Naik Hingga 50%

Kakao atau yang sering disebut buah coklat ini merupakan buah yang memiliki rasa yang enak.

Kilburg menambahkan bahwa, komoditas, yang volumenya jauh lebih kecil, dan tidak diperdagangkan secara besar-besaran seperti indeks ekuitas AS pada umumnya seperti S&P 500 memiliki kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang melampaui batas.

"Setiap kali Anda melihat pendulum berayun terlalu jauh, tidak ada alasan kapan pendulum akan berbalik," ujar dia.

Kilburg memperkirakan kenaikan harga kakao belum akan berakhir. Bahkan, dia tidak heran jika harga kakao kembali melonjak 50% sebelum reli berakhir.


Harga Kakao Dunia Tembus Level Tertinggi ke USD 5.874 per Ton Imbas El Nino

Ilustrasi Bubuk Kakao (pixabay.com)

Harga kakao global telah mencapai rekor tertinggi baru karena cuaca kering menimbulkan gangguan pada penanaman di Afrika Barat.

Mengutip BBC, Selasa (12/2/2024) harga kakao di pasar komoditas New York mencapai rekor tertinggi baru sepanjang masa yaitu USD 5.874 per ton pekan lalu.

Harga bahan utama pembuatan coklat kini meningkat dua kali lipat sejak awal tahun lalu. Melonjaknya harga kakao telah menyebar ke konsumen dan menekan produsen coklat besar.

"Harga kakao yang bersejarah diperkirakan akan membatasi pertumbuhan pendapatan tahun ini,” ungkap salah satu produsen coklat terbesar di dunia, Hershey.

Kepala eksekutif Hersey, Michele Buck juga tidak menutup kemungkinan memasang harga yang lebih untuk pelanggan.

"Kami tidak bisa membicarakan mengenai penetapan harga di masa depan,” katanya saat berbicara dengan para analis.

Namun ia menambahkan, “mengingat kondisi harga kakao, kami akan menggunakan semua alat yang kami miliki, termasuk penetapan harga, sebagai cara untuk mengelola bisnis.”

Komentar tersebut muncul ketika Hershey mengumumkan hasil keuangannya di kuartal terakhir 1023. Angka-angka tersebut menunjukkan penjualan turun sebesar 6,6 persen karena konsumen yang terimbas inflasi mengurangi pengeluaran untuk produk gula-gula.

Bulan lalu, Mondelez, perusahaan di balik merek Cadbury, juga mendapati kenaikan harga bahan baku sebagai salah satu tantangan yang dihadapinya di tahun ini.

Chief Financial Mondelez, Luca Zaramella mengungkapkan bahwa perusahaannya mengalami peningkatan harga yang cukup signifikan pada komoditas kakao dan gula.


El Nino jadi Pemicu Kenaikan Harga Kakao

Pekerja mengaduk biji kakao yang sudah digiling di toko Pipiltin Cocoa kawasan Barito, Jakarta, Kamis (13/9). Pipiltin Cocoa memproduksi cokelat dengan biji kako asli Indonesia. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Seperti diketahui, fenomena cuaca El Niño telah menyebabkan cuaca lebih kering di Ghana dan Pantai Gading, yang merupakan dua produsen biji kakao terbesar di dunia.

Suhu yang lebih panas dan perubahan pola curah hujan akibat perubahan iklim juga dapat berdampak pada hasil panen.

"Pedagang khawatir akan pendeknya tahun produksi dan kekhawatiran ini diperparah oleh El Niño yang mengancam tanaman Afrika Barat dengan cuaca panas dan kering," kata Jack Scoville, analis di Price Futures Group.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya