Liputan6.com, Jakarta - Anggota Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) unsur masyarakat, Tulus Abadi menyoroti kenaikan tarif tol pada sejumlah ruas yang bisa berdampak terhadap kemacetan panjang di musim mudik Lebaran 2024.
Menurut dia, calon pemudik acapkali luput terhadap informasi kenaikan tarif tol. Itu berimbas terhadap kurangnya saldo pada kartu tol atau e-toll gara-gara estimasi yang kurang tepat.
Advertisement
"Mungkin masyarakat juga belum terinformasi, mungkin menganggap bahwa 3 bulan lalu atau tahun kemarin masih sekian ratus ribu, cukup, sekarang kan sudah ada kenaikan tarif di beberapa ruas," ujar Tulus dalam sesi bincang virtual, Senin (25/3/2024).
"Termasuk Tol Jakarta-Cikampek. Biasanya golongan I terjauh Rp 20.000 sekarang Rp 27.000, artinya ada kenaikan Rp 7.000. Belum lagi ruas-ruas lain setelah Japek, itu ada kenaikan yang sudah dieksekusi oleh BUJT karena mendapat surat keputusan dari PUPR," urainya.
Oleh karenanya, ia meminta seluruh pemudik yang berencana berangkat dengan kendaraan pribadi agar memastikan kecukupan saldo. Sebab, pemerintah tak ingin kendala tersebut mengganggu arus lalu lintas mudik dan balik.
"Artinya, kenaikannya harus diperhitungkan. Katakanlah kalau biasanya mungkin Rp 1 juta atau Rp 500 ribu, kira-kira ditambah 30-40 persen lah kecukupan saldonya," pinta Tulus.
Saldo Kurang Jadi Masalah
Tulus menyebut saldo kartu tol minus sangat mengganggu pergerakan mudik. Ia lantas mengutip data Jasa Marga per Nataru 2023 silam, dimana ada sekitar 28 ribu kendaraan yang kekurangan saldo dari Jakarta hingga Gerbang Tol (GT) Kalikangkung, Jawa Tengah.
"Itu Nataru. Bagaimanapun Nataru tentunya lebih kecil dibanding mudik lebaran," imbuh dia.
"Saldo kurang ini jadi masalah dari sisi trafik. Karena ada waktu untuk bertransaksi, apakah mengisi dulu ke tempat yang ada atau meminjam di belakangnya. Kalau bisa pinjam, karena kalau sistem tertutup kita tidak bisa pinjam, kecuali sistem tarif terbuka. Itu perlu waktu dan menimbulkan kemacetan," bebernya.
Polri Siapkan 5.784 Pos Pengamanan dan Pelayanan Selama Mudik Lebaran 2024
Sebelumnya, Polri menyiapkan ribuan pos pengamanan hingga pelayanan selama masa mudik Lebaran 2024 yang disebar ke seluruh Indonesia. Pos itu dimaksud untuk mengawal para pemudik yang akan ke luar kota.
Adapun total sebanyak 5.784 pos yang disampaikan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, usai Rapat Koordinasi (rakor) Lintas Sektoral Operasi Ketupat 2024 di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Senin (25/3/2024).
"Pos yang nanti disiapkan untuk memberikan pelayanan apakah itu yang ada di jalan tol, rest area, kemudian di arteri dan termasuk jalur yang kita persiapkan untuk berikan pengamanan di wilayah wisata, ini juga kita persiapkan," tutur Sigit.
Sigit mengatakan puluhan ribu posko itu disiapkan untuk mengawal pemudik yang diprediksi meningkat 50 persen lebih pada tahun ini. Dalam rangka persiapan Operasi Ketupat 2024 yang digelar mulai 4-16 April, dengan melibatkan ratusan ribu personel gabungan.
"Sebagaimana disampaikan pak menko PMK bahwa mudik 2024 kali ini terjadi peningkatan kurleb 56% dibandingkan dengan mudik 2023. Artinya tentu untuk mudik kali ini kita persiapkan strategi terkait rekayasa lalu lintas yang akan dilaksanakan," ucapnya.
"Karena itu tentunya pengerahan pasukan, tadi sudah disampaikan oleh beliau, hal ini merupakan pengerahan yang cukup besar, kurang lebih 155.165 personel yang terlibat di dalam ada stakeholder terkait, sejumlah 68.969 personel," tambah dia.
Advertisement
Siapkan Strategi
Dengan adanya data tersebut, Sigit menegaskan, Polri bersama seluruh stakeholder terkait telah menyiapkan strategi untuk memastikan arus mudik dan balik Idul Fitri 1445 Hijriah berjalan aman, nyaman dan lancar. Strategi tersebut diantaranya adalah menyiapkan rekayasa lalu lintas.
"Tentu untuk mudik kali ini, kita siapkan strategi terkait dengan rekayasa lalin yang akan dilaksanakan termasuk sebelumnya didahului dengan survei khususnya di jalur, mulai dari Banten sampai dengan Jawa Timur,” sebutnya.
“Untuk mengetahui titik mana yang harus diperbaiki karena terjadi kerusakan maupun jalur yang perlu ditambah dengan tanda atau marka jalan. Termasuk juga wilayah yang selama ini menjadi rawan laka," sambungnya.