Liputan6.com, Jakarta - India mengungkapkan bahwa penanganan inflasi dan pertumbuhan ekonominya berisiko terdampak kenaikan harga minyak yang disebabkan oleh gangguan di Laut Merah. Karena itu, India melihat perlunya diversifikasi jalur perdagangan.
Sekitar 80% perdagangan barang dagangan India dengan Eropa, termasuk produk-produk utama seperti minyak mentah, suku cadang mobil, bahan kimia, tekstil melewati jalur Laut Merah, tempat serangan rudal dan drone oleh militan Houthi di Yaman telah memaksa banyak perusahaan pelayaran untuk mengubah rutenya.
Advertisement
Mengutip CNBC International, selasa (26/3/2024) Kementerian Keuangan India dalam tinjauan ekonomi bulanannya mengatakan bahwa kombinasi antara biaya pengangkutan yang tinggi, premi asuransi, dan waktu transit yang lama dapat membuat barang impor negara itu lebih mahal secara signifikan.
Pengiriman komoditas pertanian, tekstil, bahan kimia, barang modal, produk kelautan dan minyak bumi ke India mungkin akan terkena dampak akibat gangguan ini, dan mempengaruhi daya saing harga ekspor.
“Untuk mengatasi tantangan ini secara efektif, mungkin diperlukan diversifikasi rute perdagangan dan pilihan transportasi,” demikian pernyataan Kementerian Keuangan.
Ekspor Turun?
Apakah krisis ini berdampak pada nilai ekspor pada tahun keuangan berikutnya masih harus dilihat, kata pemerintah India.
Sebagai informasi, keuangan India berlangsung dari bulan April hingga Maret.
Meskipun pertumbuhan India yang kuat dan rezim inflasi yang stabil menghadapi hambatan, kementerian itu masih optimis perekonomian India akan menutup tahun keuangan ini dengan positif.
“Prospek inflasi untuk beberapa bulan mendatang positif, karena peningkatan musim tanam di musim panas kemungkinan akan membantu mengekang harga pangan,” katanya.
Inflasi ritel India sedikit menurun menjadi 5,09% pada bulan Februari, namun bank sentral fokus pada penurunan inflasi ke target 4%.
Perkiraan resmi pertumbuhan produk domestik bruto untuk tahun fiskal India saat ini telah dinaikkan menjadi 7,6% dari 7,3%, menandakan kekuatan ekonomi India yang bertahan lama, demikian keterangan pemerintah negara itu.
Serangan Houthi terhadap Kapal Komersial di Laut Merah Belum Berhenti
Sebelumnya, sebuah kapal terbakar pada Kamis (22/2/2024) saat melintasi Teluk Aden akibat serangan yang diduga dilakukan oleh pemberontak Houthi. Pusat Operasi Perdagangan Maritim Inggris milik militer Inggris menyatakan bahwa dua rudal ditembakkan, menyebabkan kapal mengalami kerusakan ringan dan awaknya selamat.
Data pelacakan kapal yang dianalisis oleh AP mengidentifikasi kapal itu merupakan kargo berbendera Palau bernama Islander. Kapal datang dari Thailand menuju Mesir dan sebelumnya mengirimkan pesan yang menyatakan "KRU SURIAH BERADA DI KAPAL" untuk menghindari jadi target Houthi.
"Serangan rudal menyebabkan kebakaran di kapal dan aset militer koalisi merespons insiden tersebut," kata perusahaan keamanan swasta Ambrey.
Belum ada keterangan dari pemilik kapal yang dilaporkan AP pada Jumat (23/2) terdaftar di Liberia.
Militer Prancis secara terpisah mengatakan pihaknya menembak jatuh dua drone Houthi pada Kamis di bagian selatan Laut Merah.
Sementara itu, sirene dibunyikan pada Kamis dini hari di Eilat diikuti oleh video yang diunggah secara online tentang apa yang tampak seperti intersepsi di langit.
Militer Israel kemudian mengatakan intersepsi tersebut dilakukan oleh sistem pertahanan rudal Arrow miliknya.
Israel belum mengidentifikasi apa sumber api itu dan dari mana asalnya. Namun, sistem Arrow mencegat rudal balistik jarak jauh dengan hulu ledak yang dirancang untuk menghancurkan target saat mereka berada di luar angkasa.
"Sistem tersebut berhasil mencegat peluncuran yang diidentifikasi di wilayah Laut Merah dan sedang dalam perjalanan ke Israel," kata militer Israel.
Kelompok Houthi tidak segera mengklaim serangan tersebut. Mereka biasanya mengakui penyerangan yang mereka lakukan beberapa jam setelahnya.
Eilat di Laut Merah adalah kota pelabuhan utama Israel. Pada 31 Oktober, Houthi pertama kali mengklaim serangan rudal dan drone yang menargetkan kota tersebut.
Advertisement
Masih Mampu Lancarkan Serangan Signifikan
Sejak November, Houthi telah berulang kali menargetkan kapal-kapal di Laut Merah dan perairan sekitarnya menyusul dukungan mereka terhadap Hamas dalam perang melawan Israel di Jalur Gaza. Mereka sering menargetkan kapal-kapal yang memiliki dengan Israel, tindakan yang membahayakan pelayaran di jalur utama perdagangan antara Asia, Timur Tengah, dan Eropa.
Meskipun serangan udara koalisi yang dipimpin Amerika Serikat (AS) terhadap Houthi telah berlangsung selama sebulan, kelompok itu masih mampu melancarkan serangan yang signifikan. Pekan ini, serangan mereka merusak parah sebuah kapal dan menjatuhkan drone AS senilai puluhan juta dolar.
Houthi bersikeras bahwa serangan mereka akan terus berlanjut sampai Israel menghentikan operasi tempurnya di Jalur Gaza.