Liputan6.com, Jakarta - Pangdam XVII/ Cenderawasih Mayjen TNI Izak Pangemanan menyampaikan permintaan maaf atas kasus penganiayaan yang dilakukan prajurit TNI terhadap warga Papua yang potongan videonya viral di media sosial.
"Saya minta maaf kepada seluruh rakyat Papua, dan kami akan terus bekerja agar kejadian ini tidak terulang lagi," kata Pangdam XVII/ Cenderawasih Mayjen TNI Izak Pangemanan saat jumpa pers di Jakarta, Senin (25/3/2024).
Advertisement
Izak pun menyatakan akan melakukan evaluasi agar kejadian penganiayaan yang dilakukan prajurit kepada anggota KKB tidak terulang. Karena, bagaimana pun tindakan penyiksaan tidak dibenarkan.
Akibat kejadian ini, kata dia, bisa mencoreng nama institusi dan merusak hubungan baik yang telah dibangun TNI selama ini dengan masyarakat Papua.
"Kami akan terus bekerja agar kejadian ini tidak terulang lagi. Proses hukum akan kami dorong terus, kami akan menjamin proses hukum yang seadil-adilnya," ucap Izak.
Izak menyampaikan, saat ini pihaknya telah bekerjasama dengan Pomdam III/Siliwangi selaku satuan dari prajurit Batalion Infanteri Raider 300/Braja Wijaya untuk proses hukum.
13 Prajurit TNI Ditahan
Dengan total dari 42 prajurit yang diperiksa, saat ini ada 13 prajurit yang ditahan untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan oleh Pomdam III/Siliwangi
"Indikasi 13 prajurit yang benar-benar melakukan tindakan kekerasan dan untuk itu dari Pangdam Cendrawasih sudah mengeluarkan surat perintah penahanan," kata dia.
"Sementara dan nanti oknum prajurit TNI akan ditahan di instalasi tahan militer maximum security yang ada Pangdam III/Siliwangi," tandas Izak.
Advertisement
Kasus Dugaan Penganiayaan
Kodam XVII/Cenderawasih membuka hasil investigasinya, terkait keaslian potongan video viral penganiayaan terhadap warga Papua yang dilakukan oleh sejumlah orang yang diduga prajurit TNI.
Hasillnya, Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih Letkol Inf Candra Kurniawan menyatakan, video tersebut adalah benar dan pelakunya juga dipastikan berasal dari kelompok militer.
"Pangdam XVII/Cenderawasih telah memberikan atensi untuk melakukan pendalaman atau mengidentifikasi video tersebut. Setelah dilakukan langkah itu, ternyata benar terbukti video tersebut keasliannya," jelas Letkol Inf Candra seperti dikutip dari siaran pers diterima, Senin (25/3/2024).
"Demikian pula dari hasil identifikasi video tersebut, terbukti bahwa para prajurit TNI melakukan aksi kekerasan," imbuh dia.
Letkol Inf Candra memastikan, pihaknya tidak akan tinggal diam. Karena itu, Kodam XVII/Cen langsung melakukan langkah cepat yaitu membentuk Tim Investigasi yang bergerak menuju tempat kejadian (TKP), sekaligus mengumpulkan data-data dan bukti-bukti hukum.
"Tidak hanya ke langsung ke tempat kejadian dan mengumpulkan data-data bukti-bukti sebagai proses hukum, namun Tim Investigasi juga berkoordinasi dengan Pomdam III/Siliwangi untuk melakukan pemeriksaan kepada Para Prajurit TNI yang diduga melakukan aksi kekerasan," ungkap Letkol Inf Candra .
Letkol Inf Candra menegaskan, Pangdam Cendrawasih tidak mentolerir apa pun bentuk pelanggaran hukum. Karenanya, semua yang melanggar hukum harus diproses.
"Pangdam tidak mentolerir, sebab langkah-langkah menciptakan Papua Tanah Damai terus dilakukan oleh Kodam XVII/Cen dengan selalu menghindari pertumpahan darah di Papua," imbuh Letkol Inf Candra.
Reporter: Bachtiarudin Alam
Sumber: Merdeka.com