Membedah Cuan Telkom Sepanjang 2023, Segmen Apa yang Jadi Andalan?

EBITDA Telkom Indonesia tercatat sebesar Rp 77,6 triliun dengan EBITDA margin pada 52,0%. Sementara itu, laba bersih perseroan tumbuh dua digit sebesar 18,3% YoY menjadi Rp 24,6 triliun pada akhir 2023.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 26 Mar 2024, 10:31 WIB
Pada periode 2023, PT Telkom Indonesia Tbk (Telkom) membukukan pendapatan konsolidasian sebesar Rp 149,2 triliun atau tumbuh sebesar 1,3% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Liputan6.com, Jakarta - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) mencatat kinerja keuangan yang positif sepanjang 2023. Pada periode tersebut, perseroan membukukan pendapatan konsolidasian sebesar Rp 149,2 triliun atau tumbuh sebesar 1,3% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) Telkom Indonesia tercatat sebesar Rp 77,6 triliun dengan EBITDA margin pada 52,0%. Sementara itu, laba bersih perseroan tumbuh dua digit sebesar 18,3% YoY menjadi Rp 24,6 triliun pada akhir 2023.

Pencapaian positif ini dikontribusi oleh pertumbuhan bisnis data, internet & IT service yang tumbuh 6,5% YoY menjadi Rp 87,4 triliun. Adapun IndiHome dan layanan Interkoneksi juga catat pertumbuhan pendapatan yang cukup memuaskan masing-masing 2,7% YoY dan 7,0% YoY.

“Dengan fokus pada transformasi dan implementasi strategi utama 5 Bold Moves, alhamdulillah Telkom tetap mampu mencatat kinerja positif baik keuangan maupun operasional. Hal ini tidak mudah, di tengah tantangan yang ada seperti persaingan bisnis, jangkauan infrastruktur, regulasi, hingga kebutuhan akan partnership dan investasi," kata Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah dalam keterangan resmi mengenai Kinerja Telkom tahun buku 2023, Selasa (26/3/2024).

Pada segmen mobile dan consumer, Telkomsel selaku anak usaha Telkom mencatatkan kinerja positif mencapai Rp 102,4 triliun. Pencapaian tersebut utamanya didorong oleh pertumbuhan digital business hingga 7,6% YoY menjadi Rp 78,5 triliun dengan kontribusi dari total pendapatan sebesar 88,0% dari tahun sebelumnya 81,9%. Telkomsel terus fokus pada peningkatan market share dengan jumlah pelanggan mobile mencapai 159,3 juta dan pelanggan IndiHome residensial (B2C) 8,7 juta pada akhir 2023.

Penggabungan IndiHome ke Telkomsel 

Implementasi fixed mobile convergence yang ditandai dengan penggabungan usaha IndiHome ke Telkomsel mulai menunjukkan sinyal positif. Telkomsel kian fokus pada produktivitas market share melalui pendekatan yang berprioritas pada pelanggan dengan mengoptimalkan prinsip customer value management (CVM).

"Efisiensi baik dari belanja modal maupun belanja operasional pun mulai dijalankan dan diproyeksikan dapat memperlihatkan hasil yang baik sebagaimana yang direncanakan oleh perseroan. Diharapkan seiring proses dan waktu yang terus berjalan, potensi peningkatan revenue dari sinergi keduanya dapat menunjukkan hasil yang baik," imbuh Ririek.

 


Enterprise dan Wholesale

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom).

Pada segmen enterprise, perseroan membukukan pendapatan Rp 18,2 triliun yang dikontribusi dari solusi B2B digital IT services dan enterprise connectivity. Telkom terus memperkuat kapabilitas di bisnis cloud melalui kerja sama strategis dengan pemain teknologi global, di samping terus meningkatkan kualitas dalam memberikan solusi digital kepada pelanggan.

Segmen ini juga meluncurkan Indibiz yang menyasar UKM dengan berbagai solusi yang tersedia, seperti Indibiz Ruko, Indibiz Finance, Indibiz Education, dan Indibiz Hotel.

"Selain UKM, Telkom juga fokus menggarap potensi bisnis yang ada di pemerintahan, BUMN, dan korporasi swasta yang dijalankan oleh tujuh Telkom Regional dan unit bisnis," ungkap Ririek.

Selanjutnya, segmen wholesale dan international mencatat pendapatan Rp 16,9 triliun atau tumbuh 9,6% YoY, dikontribusi pertumbuhan pada bisnis layanan suara wholesale internasional dan bisnis infrastruktur digital. Hal ini juga tidak lepas dari dukungan Telin selaku anak usaha Telkom yang bergerak di bisnis telekomunikasi internasional.

Pada bisnis data center, Telkom Group memiliki dan mengelola 32 data center yang tersebar di empat negara (Indonesia, Singapura, Hong Kong, dan Timor Leste) dengan rata-rata utilisasi hingga 70%. Mayoritas data center tersebut memiliki klasifikasi tier 3 dan 4 dengan total kapasitas hingga 42 MW. Sepanjang 2023, bisnis data center dan cloud perseroan membukukan pendapatan Rp 1,9 triliun atau tumbuh 14,8% YoY.

 


Bisnis Menara dan Data Center

Telkom lewat Mitratel yang menargetkan pembangunan 6.000 menara operator jaringan komunikasi dalam tiga tahun kedepan.

Pada bisnis menara telekomunikasi, Mitratel Tbk (MTEL) menutup 2023 dengan kinerja cemerlang. Mitratel mencatat pendapatan Rp 8,6 triliun atau tumbuh 11,2% YoY, didorong oleh pendapatan sewa menara. EBITDA dan laba bersih tumbuh masing-masing sebesar 12,7% dan 12,6% YoY dengan margin keduanya yang semakin baik masing-masing senilai 80,5% dan 23,4%.

Mengikuti implementasi inisiatif FMC, Telkom kini tengah fokus mempersiapkan implementasi strategi DCCo. Telkom melalui anak usahanya Telkom Data Ekosistem (NeutraDC) fokus mengembangkan bisnis Hyperscale Data Center dan Enterprise Data Center untuk melayani kebutuhan korporasi besar dari berbagai segmen pelanggan.

Sementara itu, Edge Data Center yang dimiliki difokuskan untuk mendukung layanan pemerintah lokal, operator telekomunikasi dan provider internet lokal, serta pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di seluruh Indonesia.

"Tahun 2024, Telkom akan meningkatkan kapasitas data centernya dari 42 MW menjadi 55 MW, yang didorong oleh peningkatan kapasitas Hypercale Data Center Cikarang sebesar 13 MW. Selain itu, Telkom juga terbuka dan aktif membangun kerja sama dengan mitra strategis dalam mengembangkan kapasitas dan kapabilitas data center," kata Ririek.

 


Telkom Infrastruktur Indonesia

Perseroan juga dalam proses mempersiapkan implementasi InfraCo di mana entitas barunya telah dibentuk dengan nama Telkom Infrastruktur Indonesia pada akhir 2023. Telkom Infrastruktur Indonesia dipersiapkan untuk menjadi penggerak utama perseroan dalam penciptaan nilai tambah perusahaan dengan meningkatkan utilisasi infrastruktur jaringan, mengoptimalkan capital expenditure Telkom Group, meningkatkan pendapatan dari eksternal, menyediakan layanan telekomunikasi yang andal, meningkatkan efisiensi operasional, dan kemitraan strategis.

Memasuki 2024, Telkom Infrastruktur Indonesia tengah mempersiapkan pengelolaan jaringan end to end Telkom, dengan fokus khusus pada optimalisasi pemanfaatan jaringan melalui penyediaan layanan wholesale Fiber-to the-Home (FTTH) untuk segmen B2B.

Hal ini merupakan wujud komitmen perusahaan untuk menyediakan layanan terbaik dengan inovasi berkelanjutan, yang bertujuan untuk berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan memperluas penetrasi layanan broadband dan memenuhi kebutuhan konektivitas yang kian meningkat.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya