Pengelolaan Sampah Sebagai Mata Pencaharian Melalui Proyek PHINLA 2

Jumlah sampah yang dikelola tahun 2021 sebanyak 71 ton, dengan nilai penjualan Rp 146 juta.Hal ini meningkat di tahun 2022 dengan jumlah sampah terkelola sebanyak 88 ton, dan nilai penjualan Rp 172 juta.

oleh Nurmayanti diperbarui 26 Mar 2024, 12:09 WIB
Wahana Visi Indonesia (WVI) dan Divers Clean Action (DCA) meluncurkan proyek PHINLA 2 yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi komunitas, menjadi pusat pengetahuan, dan mendorong penerapan pengelolaan sampah berbasis masyarakat oleh pemerintah Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Wahana Visi Indonesia (WVI) dan Divers Clean Action (DCA) meluncurkan proyek PHINLA 2 yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi komunitas, menjadi pusat pengetahuan, dan mendorong penerapan pengelolaan sampah berbasis masyarakat oleh pemerintah Indonesia.

Proyek ini akan berjalan hingga September 2027 dan didukung Federal Ministry for Economic Cooperation and Development (BMZ) sebesar EUR 1,5 juta.

PHINLA 2 dibentuk dan dipantau langsung World Vision Development Foundation Filipina (WDVF),World Vision Lanka, dan WVI.

Pendekatan multinegara ini mendorong teratasinya dua masalah utama. Pertama, banyaknya orang yang masih hidup dalam kemiskinan dan meningkatnya gerakan urbanisasi yang berakibat daerah kumuh tumbuh secara pesat.

Kedua,tidak seimbangnya produksi sampah tanpa pengelolaan yang baik dan menyebabkan pencemaran air serta penyakit serius.

“Fase 2 proyekini melibatkan 11 kelurahan di Jakarta, yang menekankan pentingnya edukasi dalam menjaga lingkungan. Capaian proyek sebelumnya mencakup lebih dari 20.000 masyarakat yang teredukasi tentang pengelolaan sampah, dengan peningkatan signifikan dalam jumlah sampah yang terkelola secara ekonomis,” ujar Yacobus Runtuwene, Humanitarian Emergency Affair Director, Wahana Visi Indonesia (WVI).

Jumlah sampah yang dikelola tahun 2021 sebanyak 71 ton, dengan nilai penjualan Rp 146 juta.Hal ini meningkat di tahun 2022 dengan jumlah sampah terkelola sebanyak 88 ton, dan nilai penjualan Rp 172 juta.

Melibatkan pemangku kepentingan yang relevan dalam merancang intervensi akan meningkatkan kemungkinan replikasi praktik PHINLA.

 


Harapan

Wahana Visi Indonesia (WVI) dan Divers Clean Action (DCA) meluncurkan proyek PHINLA 2 yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi komunitas, menjadi pusat pengetahuan, dan mendorong penerapan pengelolaan sampah berbasis masyarakat oleh pemerintah Indonesia.

Harapannya agar pemangku kepentingan di tingkat mikro, makro, meso, dan nasional dapat memasukkan Manajemen Limbah Padat ke dalam daftar prioritas program mereka.

"Kami senang PHINLA 2 ingin melanjutkan kerja sama. Salah satu yang ingin didorong adalah bagaimana masyarakat peduli pada pengelolaan sampah untuk membantu Pemprov DKI Jakarta. Saya berharap kerjasama dengan PHINLA 2 dapat berjalan dengan baik, karena pemerintah tidak dapat berjalan sendiri dan terus mencari mitra-mitra yang bisa berkolaborasi dalam mendorong pengelolaan sampah”, ungkap Asep Kuswanto, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, DKI Jakarta.

Dikatakan, Bank Sampah Kenanga yang pernah mati suri, kembali beraktivitas berkat program PHINLA. Tantangan dalam mengelola bank sampah melibatkan berbagai pihak, namun dengan pendampingan dari PHINLA, Bank Sampah Kenanga menjadi yang terbaik.

"Di Bank Sampah Kenanga, terdapat kegiatan PAUD dan Warung Lestari, yang membantu mengurangi penggunaan sampah plastik dalam aktivitas sehari-hari”, kata Nurpiah, Ketua Bank Sampah Kenanga 04 Kelurahan Semper Barat, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara."

"Fase 2 ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga, partisipasi masyarakat, dan memajukan alumni PHINLA melalui pembentukan komite dengan Filipina dan Sri Lanka. Replikasidan peningkatan skala ini memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk masyarakat,pemerintah, swasta, start-up, dan NGO,” ujar Swietenia Puspa Lestari, Executive Director, DCA

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya