Liputan6.com, Manado - Gempa bumi berkekuatan rendah sempat menggetarkan wilayah Ratahan, Sulut, pada Selasa (26/3/2024) siang. Apa pemicunya?
“Gempa bumi yang terjadi di sebelah tenggara Ratahan, Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulut, akibat subduksi lempeng Laut Maluku,” ungkap Kepala Stasiun Geofisika Manado Tony Agus Wijaya pada Selasa (26/3/2024).
Tony Agus Wijaya mengatakan, memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi kedalaman dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng Laut Maluku.
Berdasarkan laporan masyarakat, gempa bumi ini dirasakan di Tondano dan Kota Manado dengan intensitas II MMI yaitu getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Selain itu, gempa bumi juga dirasakan juga di Kota Bitung dengan intensitas II-III MMI di mana getaran dirasakan nyata dalam rumah dan terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
“Hingga saat ini tidak terdapat laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan gempa bumi tersebut,” ujarnya.
Hingga Selasa (26/3/2024) pukul 1:57:14 Wita, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan atau aftershock.
Dia berharap masyarakat di wilayah Kota Bitung dan sekitarnya tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
"Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi," ujarnya.
Gepa bumi juga mengguncang Kota Bitung, Sulut, Selasa (26/3/2024), pukul 1:36:36 WITA. Sementara hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi tersebut memiliki parameter M=4,8.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 0.83 LU dan 125.4 BT, tepatnya berlokasi 71 kilometer tenggara Ratahan, Kabupaten Minahasa Tenggara pada kedalaman 40 kilometer.
Baca Juga
Advertisement